Sabtu, 11 Februari 2006

Karena Cinta Perlu Pengungkapan

ilustrasi @profmuluka.com
Tiga hari lagi valentine day akan tiba, hari yang disebut-sebut sebagai hari kasih sayang. hm...apakah harus menunggu setahun lamanya untuk menunggu hari kasih sayang? ugh....terlalu lama. sangaaaaaat lama.

orang-orang terutama remaja menyambutnya dengan suka cita. berbagai persiapan lantas disiapkan sesempurna mungkin untuk memperingati hari tersebut. mulai dari baju cantik, pernak-pernik, aksesori sampai makanan dengan sejuta aneka, oh ya tak lupa juga kado untuk diberikan kepada seseorang yang dianggap paling istimewa. bukan hanya persiapan fisik seperti itu saja yang jadi menu utamanya, persiapan non fisik juga tak luput dari perhatian. seperti misalnya bagaimana mempersiapkan diri untuk mengatakan"aku cinta kamu" kepada someone specialnya agar tidak norak dan terkesan mengada-ngada.


awalnya perayaan kayak gini cuma ada di negera barat, banyak sodaranya yang lain semisal catherine's day, de el el. tapi belakangan mulai merambah ke asia tak terkecuali indonesia.

untuk kita, yang ngakunya muslim mestinya mikir dulu untung ruginya, asal muasalnya agar kita tidak terjebak dalam budaya yang sebenarnya bukan berasal dari islam. dan akhirnya tanpa kita sadari kita telah mengikuti millah mereka taukan millah itu apa? itu lhoo semacam gaya hidup atau budaya. wah, jadi ingat surat al baqarah ayat 120 deh....isinya begini nih.."tidak akan senang orang -orang yahudi dan nasrani sebelum kamu mengikuti millah mereka". so, kalau ada acara-acara atau hal-hal semacam itu yang tidak berasal dari islam, berarti???? tuhkan...secara nggak sadar kita udah ngikut ke mereka dunk. wah...nggak lagi deh.hm...bukankah lebih baik kita telusuri dulu darimana ia berasal? kok lantas valentine itu begitu megnhebohkan banget gitu....

Awalnya bangsa Romawi merayakan acara untuk memperingati suatu hari besar mereka, yang jatuh setiap 15 Februari, yang mereka namakan Lupercalia. Peringatan ini dirayakan guna menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pan (Tuhan dari alam ini), seperti apa yang mereka percayai.

Pada saat itu, digambarkan orang-orang muda “laki-laki dan wanita” memilih pasangannya masing-masing dengan menuliskan nama atau mengundi nama dari orang-orang yang diingin-kannya, kemudian pasangan ini saling tukar bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Acara ini dilanjutkan dengan berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangan masing-masing. Pergaulan dengan pasangan yang didapat dalam pesta itu dapat berlangsung lama sesudah pesta itu berakhir. Setelah penyebaran agama Kristen, Para Pemuka Gereja mencoba memberikan pengertian ajaran Kristen terhadap para pemuja berhala itu. Pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius (Pope Gelasius) mengganti peringatan Lupercalia itu menjadi Saint Valentine’s Day, yaitu Hari Kasih Sayang Untuk Orang-Orang Suci.

Dalam sejarah perayaan Valentine, para ahli sejarah tidak setuju dengan adanya upaya untuk menghubungkan hal itu dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak untuk me-musuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit Palatine) dekat altar Juno.

Dalam kaitannya dengan acara Valentine’s Day, banyak pula orang mengkaitkan dengan St. Valentine yang lain. St. Valentine ini adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang.

Dari sejarah perjalanan Valentine’s Day ini, sudah selayaknya umat Islam, khususnya generasi muda, untuk tidak mengadakan, memperinci, bahkan mengistimewakannya. Dahlan Basri Ath Thahiri (Ketua Ikatan Masjid Indonesia Pusat) memberikan fatwanya dengan tegas : “Haram hukumnya mengikuti kegiatan Valentine’s Day, dalam bentuk apapun juga.

Tentunya sebagai kaum muslimin, demi menjaga kemurnian aqidah, kita wajib menjauhinya, karena acara Valentine’s Day bertentangan dengan aqidah Islam. Marilah kita merenungkan kandungan makna dari QS. Al Baqarah (2) 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (cara hidup) mereka. katakanlah ; “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

hm...gimana?? udah dapet pencerahankan soal valentine's day? sengaja ayatnya di ketik dua kali, biar lebih nonjok lagi.

terlepas dari semua cerita diatas, aku pengen nambahin sedikit lagi. cinta, dengan segala pernak-perniknya memang memerlukan pengungkapan. kalau tidak bagaimana si dia mengetahui perasaan kita, bener nggak? tapi janganlaah harus menunggu setahun sekali, itu pemaksaan namanya. nggak perlulah moment-moment khusus begitu, bikin ribet aja. trus, satu lagi yang palign penting adalah, i luv u coz Allah...

sebab cinta memang memerlukan pengungkapan. bagaimana kita tahu orang tua kita mencintai kita, kalau sekalipun dia tidak pernah mengatakan cintanya kepada kita. bagaimana seorang istri bisa tahu suaminya mencintainya kalau sekalipun dia tidak pernah bilang i luv u begitu juga sebaliknya. dan....bagaimana kita bisa bilagn cinta kepada Allah kalau kita selalu melanggar aturanNya?? sholatnya boleong-bolong, apalagi yagn sunnah, apalagi tahajud di sepertiga malam,dan mungkin banyak lagi apalagi-apalagi yang bisa kamu sebutin diahtimu sendiri.

yang pasti, menjauhi laranganNya adalah ekspresi cinta kita kepada Allah, lima waktu sekali, bayangin bukan setahun sekali. bukankah itulebih romantis? nah, salah satunya adalah dengan tidak merayakan valentine's day itu....wallahu'alam. (ihan's)
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

2 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)