Minggu, 28 Mei 2006

"Cinta dan sentuhan fisika"

mengupas soal cinta memang tidak akan pernah habis, selalu saja ada yang baru dan bisa diangkat menjadi tema menarik meskipun endingnya tidak seindah yang diperkirakan. berbicara cinta selalu saja menghadirkan semangat heroik yang tidak pernah habis, cinta ibarat air bagi dahan-dahan kering, kehadirannya selalu ditunggu agar selalu muncul tunas baru dan pucuk-pucuk baru dan semakin indah dilihat. cinta juga seperti lumpur becek disawah, jorok, menjijikkan, tetapi karena keberadaannyalah justru padi-padi tumbuh subur dan menjadi sumber kehidupan.
bibir-bibir tersenyum, wajah merengut, hati yang gelisah, mata yang enggan terpejam sekalipun kantuk menyerang, juga darah yang mengalir di medan perang, atau mengais sampah di got-got di pingir jalan, semuanya demi cinta. cinta seperti magnet yang menggerakkan besi-besi yang ada di sekelilingnya. cinta mampu melahirkan keberanian dan kekuatan yang mungkin tidak masuk akal, tetapi itulah cinta. kehadirannya adalah sumber utama kehidupan, penggerak roda mobilitas perjalanan hidup, tapi sayangnya sedikit sekali yang memahami cinta dengan benar.
ingin disayang, diperhatikan, adalah bagian dari cinta, namun ternyata cinta tidak cukup hanya sampai disitu saja. cinta memerlukan unsur lain yang dengnnya akan semakin terasa indahnya dan maknanya. sentuhan!
cinta memerlukan sentuhan-sentuhan fisika, tetapi jangan bayangkan sentuhan ini hanya sebatas nilai-nilai seksualitas semata, pelukan, ciuman, dekapan adalah bagian dari sentuhan fisika tersebut, yang dengannya kekuatan tadi bisa muncul dan semangat hadir memenuhi rongga-rongga kehidupan kita. memang tidak dapat dipungkiri seksualitas adalah puncak dari sentuhan fisika tersebut, tetapi sebaiknya sebelum berbicara lebih lanjut mengenai hal tersebut ada baiknya jika kita memperhatikan apa, siapa dan bagaimananya dahulu sehingga semua proses itu bisa dijalankan dengan sebagaimana mestinya, tidak melanggar etikia, norma dan agama.
setiap individu yang normal memerlukan sentuhan-sentuhan tersebut, bayi yang baru lahir sangat mengharapkan pelukan dan ciuman cinta dari ibunya, meskipun tidak dapat mengatakan ia bisa merasakan pesan cinta yang disampakan melalui pelukan tersebut dan ia juga merasakan bahwa ia disayangi dan diterima keberadaanya, seorang suami yang stress karena pekerjaannya memerlukan suplai energi lewat genggaman tangan istrinya, orang tua, anak-anak, pengemis, siapa saja...
melalui sentuhan sentuhan fisika tadilah keutuhan dan totalitas dalam mencintai bisa terwujudkan, karena darisanalah muncul kekuatan baru untuk menghadapi hidup yang pelik dan juga rasa aman ketika seorang istri berjalan disamping suaminya. sehingga darisanalah muncul peraturan-peraturan agar apa yang haram menjadi halal dan yang tidak boleh menjadi wajib untuk dilakukan. pernikahan merupakan pintu gerbang memasuki totalitas mencintai dan dicintai tadi. dan dengan melakukan pernikahan seseorang telah menunjukkan keberanian dan kesungguhannya dalam mencintai.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)