Jumat, 19 Mei 2006

"Menari, berdansa..bima-banda"

siang itu, matahari sangat cerah....burai burai sinarnya menerobos hingga ke lapisan kulit paling dalam, melahirkan keringat dan gerah yang teramat sangat. padahal ruangan tempatku berada ada air conditionernya...tapi ia masih kalah dengan semburat menyala sang surya. tapi syukurlah....setelah wudhu kembali terasa sejuk hingga ke selaput sukma.

menjelang asar...bulir-bulir keringat tadi telah berganti dengan kesejukan baru....jangan berfikir kalau hujan telah memandikan tanah-tanah kering, jangan juga berfikir mendung telah menguasai bumi hingga gelap. malah langit semakin beringas saja ...semakin menjingga...

kira-kira apa yang membuat seseorang bisa merasakan kesejukan ditengah siang menyala seperti ini? apakah secontong es krim yang meleleh susu diatasnya? atau segelas koktail dengan serbuk es berwarna warni? ada benarnya juga...tapi menurutku itu cocok untuk anak anak yang masih berumur dibawah sepuluh tahun, merengek-rengek pada bundanya lalu tersenyum ketika es krim sudah ditangan.


tapi tidak denganku. aku baru saja menerima sepotong kabar dari mbak ku....mbak yang belum pernah ku dekap meski hampir setiap malam aku mendekapnya dalam mimpi, mbak yang belum pernah kupandangi dua bola matanya meski itu sangat ingin kulakukan. kami jauh...teramat jauh....tapi juga begitu dekat...

begini katanya " dek, gimana kalau kita bikin kompilasi kumpulan puisi...itung-itung bisa untuk dakwah...". Allahu Akbar...siapasih yang nggak semangat 45...langsung deh...jari jemari kami sibuk merangkai kata..aku disini dia disana....kami dekat...hanya layar komputer pemisahnya.

matahari kian tenggelam, semburat jingga mulai digantikan oleh rembulan yang tak kalah indahnya meski dengan kilau cahaya yang terbatas. jemari kami tidak lagi merangkai kata....kata- kata telah berpindah ke kepala, menari...berdansa...untuk dituangkan besok pagi.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)