Selasa, 27 Juni 2006

"Bukan Kesempurnaan"(Balasan email seseorang)

sebenarnya aku ingin semua tulisanku bermakna, sehingga tidak sia sia aku menulisnya, paling tidak ketika ada orang yang membacanya seseorang itu akan merasa terhibur. atau minimal untuk diriku sendiri. selalu bermakna, tapi ternyata tidak gampang menyelipkan makna kesetiap kata yang terterakan disini. itu semua memang tergantung dengan suasana hatiku, ketika aku sedang menulis tentang anak jalanan misalnya, saat itu pastilah aku sangat miris sekali sehingga ketika sedang menulis aku merasa merea itu adalah aku. sehingga aku bisa merasai betul peluh yang mengalir di pelipis mereka, atau tangan kumal yang selalu tertadah pada jendela jendela mobil yang ditemuinya. atau..ketika aku menuliskan tentang seseorang yang tengah patah hati, mungkin ini akan sangat mudah bagiku karena aku sering mengalami yang seperti ini, paling tidak menyerupainya. bukan patah hati beneran, tapi sedikit bengkok lantas dengan cepat aku meluruskannya kembali, apakah besok akan bengkok kembali..aku tidak tahu.
lalau bagaimana kalau seseorang menginginkanku menulis tentan kesempurnaan? aku menjadi sangat bingung sekali karena aku hampir tidak pernah betemu dengan yang namanya kesempurnaan itu. baiklah, aku akan memulai dengan sekelumit kisah yang mirip-mirip dengan kesempurnaan itu, tetapi setelah ku telusuri lagi ternyata ujungnya tetap saja menjadi tidak sempurna. katakanlah aku bertemu dengan seseorang yang sangat cantik, bentuk tubuhnya bagus, langsing dan semampai, hidungnya bangir, kulitnya putih kuning, bibirnya tipis dan seksi, banyak lelaki yang menyukainya dan orang tuanyapun sangat menyayanginya karena dia cantik, temannya banyak, dunia serasa miliknya, tapi ternyata apa yang terjadi, kini orang orang ramai membicarakannya, orang tuanya marah dan tak ingin bertemu dengnnya untuk batas waktu tidak tertentu, saudara saudaranya banyak yang mulai mencium aroma tak sedap akibat pergaulannya yang tidak terkontrol...hm..kemana dunia yang indah itu?kemanakah kesempurnaan yang pernah ia miliki itu? hanya dia yang tahu.
dilain kesempatan ada seseorang yang sangat kaya raya, punya keluarga yang sangat harmonis, hidupnya bergelimang dengan uang, setiap bulannya ratusan juta akan masuk ke rekeningnya, anak anaknya cerdas, dia juga anak yang baik dan berbakti pada orang tua, punya istri yang cantik dan pintar, rumah besar, dikagumi banyak orang, sebentar-sebentar keluar negeri, perabotan rumahnya jangan ditanya, mulai dari kulkas, tv, hingga internet tersedia dengan lengkap, mau ini atau itu anaknya tinggal bilang saja. tetapi di sela sela kesetiaannya sebgai suami dan ayah ia punya kekasih lain, ia punya perempuan lain tempatnya berbagi, tempatnya berbagi tawa dan canda. di mata anak dan istrinya ia adalah suami dan ayah yang sempurna, tetapi dimata kekasih gelapnya di sama buruknya dengan dirinya yang mencintai lelaki yang sudah bersuami.
ada juga seorang yang sangat alim, sholatnya tidak pernah telat, tahajudnya, ibadah sunnahnya lancar, tilawah hariannya tidak kurang dari satu juz, aktif di organisasi dan lembaga sosial, dikenal banyak orang, dan punya tampang lumayan, pengayom dan semua orang menyeganinya, hidupnya sangat tenang, sederhana meski ia dari keluarga yang berlimpah dengan harta, banyak yang menyukainya karena kesalehannya itu, tapi kemudian ia menjadi "tahu diri" dan menjadi pemilih, setiap orang yang datang padanya ia menilai dengan jeli siapa dia, darimana, bagaimana, dan bla bla...sehingga ia merasa bahwa orang lain tidak ada yang pantas untuknya.
untuk menjadi sempurna itu tidak mudah, sebaliknya untuk menjadi tak sempurna itu sangat gampang, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi tak sempurnah sebaliknya sulit sekali melakukan sesuatu yang menjadikan kita sempurna, paling hanya mendekati kesempurnaan saja. karena memang sudah begitu sunnatullahnya, yang maha sempurna hanyalah Allah semata, tidak ada yang lain.
sama seperti ketika aku ingin menuliskan sesuatu yang terlihat begitu sempurna, aku selalu merasa kewalahan, dan selalu merasa aku telah melakukan yang sempurna tapi ternyata tidak. entah yang ku tulis ini ada maknanya atau tidak..aku juga tidak tahu. tapi aku menulisnya dengan sepenuh hati, itu saja.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)