Sabtu, 17 Juni 2006

"Kunci Cinta (4 some 1)

sebenarnya aku punya stok cinta yang sangat besar sekali. stok cinta itu telah kupersiapkan untuk sepanjang umur hidupku. suatu waktu aku berjalan menyusuri lorong kehidupan. aku bertemu dengan pohon pohon yang kokoh, sagat menawan dan sungguh menarik. ia begitu rimbun, buahnya lebat, ingin sekali aku berteduh selamanya dibawah dahan dahannya yang rindang. siapa sangka dia juga menginginkan aku selamanya bertengger di dahannya, karena aku adalah burung kecil. karena itu pohon berfikir buahnya pasti cukup untuk ku.
dasar pohon, pelan pelan ia mulai mencairkan hatiku untuk tetap berteduh disana selamanya. padahal aku masih berniat untuk terbang lagi. terbang. terbang. oh ya, kunci stok cintaku tetap ku gantung di leherku. pohon selalu bertanya kunci apa itu. dan aku jawab, ini adalah kunci stok cintaku. hm..tanpa sepengetahuanku ternyata pohon ingin memiliki kunci itu dn membuka stok cintaku untuknya.
waktu terus berjalan, lama sekali. aku tertidur di dahannya, berkicau, bernyanyi nyanyi riang. siapa nyana ketika aku tertidur kunci itu terjatuh dan pohon menangkapnya, ups...rantingnya berhasil menangkap kunci yang terbuat dari emas itu. dan aku bermimpi, aku harus meninggalkan pohon, karena aku harus berjalan menemui pohon yang lain lagi. ketika aku terjaga aku terbengong bengong. memikirkan arti mimpi tadi, apakah aku harus berjalan atau tetap bertengger disini, tapi kemana aku mencari pohon besar itu? aku tidak tahu. ketika aku sedang mengucek ngucek mata samar samar kulihat ada burung lain yang bertengger di dahan pohon ini. pohon tengah merayunya agar mau mencicipi buahnya, burung itu tampak malu-malu tapi lama lama ia mau juga. aku merasa cemburu, tapi pohon tidak boleh tahu.
aku harus menmbil keputusan, aku tahu ini akan menyakitkan, tapi aku harus tetap pergi. aku harus mendatangi pohon lain yang ada dalam mimpi itu, meski dengan kunci yang sudah tida ada lagi. pohon telah mengambilnya. dan dia tidak mau mengembalikannya padaku. akhirnya aku pergi, pohon menangis, aku juga. perih, sakit dan pilu. maaf pohon, kau sudah ada burung lain kan?
aku terkulai, di negeri antah barantah. asing sekali. tubuhku lemas, lelah dan aku haus, dimana aku mencari air, dimana aku mencari makanan? disini gersang sekali. antara sadar dan tidak aku mendengar suara sedang memanggilku, sini...sini...kata suara itu. aku menoleh, mencari cari dimana asal suara. oh..ternyata dia ada dibelakangku. sejak kapan pohon itu ada disitu? sepertinya tadi tidak ada. sesaat aku terpana, di tanah tandus seperti ini kok ada pohon se rimbun itu, buahnya lebat, daunnya hijau dan dia tampak sangat segar. tidak ada yang bolong2 seperti daun pohon pertama tadi, meski cukup subur juga. aku melongok, dia membantuku bangkit, salah satu rantingnya dijulurkan kepadaku dan seketika aku sudah berada di dahannya.
setelah sekian lama aku berteduh di pohon itu, akhirnya aku merasa bahwa aku adalah miliknya, dan dia adalah millikku. hinga suatu hari pohon bertanya, dimana kunci cintaku. aku begitu tergugu dengan pertanyaannya, aku terhenyak. aku tak dapat bersuara danmenunduk, kunci cintaku telah tertinggal untuk pohon pertama tadi. aku.....airmata ini menjelaskan semua
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)