Selasa, 11 Juli 2006

"Ku katakan sesuatu untuk mu"

persembahan untuk seseorang
jika saja aku diberi kesempatan untuk memilih dan memelihara dari sekian bunga yang ada ditaman hatiku, ijinkan aku memilih Melati saja dari sekian bunga-bunga yang lain. bukan aku ingin mengatakan mawar itu tak indah, atau kenanga itu tak harum karenanya aku tak memilih mereka. bukan, bukan karena itu. aku memilih Melati karena ada kebersahajaan dari kesederhanannya. bunga-bunga lain, menganggapnya tak istimewa barangkali, daunnya tidak terlalu bagus dan bungannya kecil, dia juga jarang dilihat orang karena pohonnya yang kecil. bunganya juga tidak warna-warni seperti bunga yang lain. tapi disanalah letak kekagumanku padanya, pada Melati yang menjelma dalam bayang-bayang mu. yang tidak pernah berubah meski hujan dan panas menerpamu, kau jarang dipetik oleh tangan-tangan jahat bukan karena kau tak elok, tapi karena mereka tak pintar melihat keanggunanmu. percayalah...kalaupun aku memilihmu bukan untuk memasungmu dalam kerangkeng besi hingga untuk bernafaspun kau kesulitan.
lihatlah pada kesakralan cinta, hanya kau yang ditebar, itu karena harummu tak terperikan, lihat pula, apa Mawar pernah bersanding denganmu untuk mensejajarkan kesederhanaannya? tidak. karena itu, kalaupun aku memilikimu tak lebih hanya untuk membuatmu merasa lebih berarti. tap pernah berniat untuk menyakiti atau menyiksamu.
aku ingin kita merasai hari bersama, merasai indahnya cakrawala bersama, merasai bahwa kita sama-sama berarti dan ingin selalu berarti. merasai mendung dan gelisah dalam geliat ritme yang teratur dan rapi, hanya itu yang kuingin, tidak lebih, apa salah jika kemudian aku ingin menaruhmu di salah satu ruang dihatiku yang tidak terlalu besar ini? yang sebagiannya telah terisi oleh asap dan polusi kota metropolitan ini. agar kau terhindar dari tangan-tangan jahil yang senantiasa ingin merusakmu? memetikmu lalu mencampakkkanya dalam semak-semak. dan aku, sesekali ikut merasai aromamu yang segar itu, itupun kalau kau mengijinkan. dan aku tidak pernah memaksa.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

1 komentar:

  1. sesosok melati yang menjelma dalam keharumannya, kesederhanaannya bukankah identik dengan bunga pemakaman??
    mungkin memang dalam kesederhanaan melati akan hadir dalam sakral nya sebuah upacara.
    tertarik dengan bahasamu aku ingin mengirimkan sebuah puisi buatmu
    bagiku melati itu adalah sederhana dan bersahaja meskipun tak banyak yang mengidolakannya.
    Sekuntum melati putih jatuh ke pangkuan
    Tak memberikan makna berbeda
    Hanya mengingatkan pada dua upacara
    Kematian dan pernikahan
    Sekuntum melati jatuh ke pangkuan
    Dalam putihnya ia berduka
    Dalam putihnya ada cerita
    Cerita duka berbalut canda
    Cerita indah dalam balutan airmata
    Juga cerita indah berbalut duka.

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)