Sabtu, 01 Juli 2006

"Nenek Tua dan Kaleng Bekas"

ada yang menarik dan unik selama aku "ngantor" di jalan darma ini. bukan karena disamping kanannya ada warung nasi yang selalu ramai dikunjungi dan belakangan menajdi langgananku makan siang. bukan juga karena diseberang jalannya ada penjual sate bila sore hari. bukan juga jalanan yang selalu ramai dilewati pengendara mobil atau motor dan juga yang tidak berkendaraan.
awalnya saya tidak terlalu memperhatikan "keunikan"tersebut, tapi setelah boss ditempat ku bekerja mengatakannya, sayapun jadi ngeh dan ikut memperhatikan kebiasaan seorang nenek yang berketurunan cina. tidak ada yang istimewa dari nenek tersebut, selain kebiasaannya itu. pakaiannya terlihat sangat sederhana sekali. ia sering memakai daster berlengan pendek lengkap dengan celananya yang sedikit komprang dan setengah tiang. rambutnya dipangkas pendek tapi sepertinya kurang perawatan. umurnya mungkin sekitar lima puluhan lebih. kebiasannya itu dimulai sejakpagi hari, ia sangat suka memunguti kaleng-kaleng minuman yang ada di kotak sampah, akibatnya sampah-sampah ekrtas yang lain jadi bertebaran keluar dan ia tidak memasukkannya kembali kedalam tempat sampah. karena itu boss saya itu menganjurkan agar kaleng bekas tidak lagi dibuang kekotak sampah yang ada diluar. kemudian disediakanlah dua box sampah diruangan, satu untuk sampah logam dan satunya lagi untuk sampah kertas dan plastik. dan kotak sampah yang diluar sana hanya untuk sampah-sampah seprti kotak minuman saja.
rupanya kegigihan nenek yang tidak saya ketahui namanya tersebut tidak sampai disitu. meski ia tidak algi menemukan kaleng bekas di kotak sampah yang diluar ia memberanikan diri untuk meminta yang didalam. ini tentu saja memudahkannya karena sampahnya telah terpisah sehingga nenek tadi tidak perlu mengobrak abrik tempat sampahnya. suatu waktu saya sempat menanyainya untuk apa kaleng-kaleng bekas tersebut, dan ia mengatakannya untuk dijual, tapi saya tidak bertanya lebih banyak karena dia buru-buru pergi setelah mengambil beberapa kaleng yang ada.
terlihat dengan jelas kegigihanya, ia menyusuri gang dan lorong mencari kaleng bekas untuk dijual yang tujuannya tidak lain adalah agar ia mendapatkan uang. ia sama sekali tidak merasa malu ataupun jijik melakukan semua itu, yang penting halal pasti itu yang ada dipikirannya. ingin rasanya saya membandingkan dengan peminta-peminta yang ada diperempatan lampu merah yang saya lewati setiap paginya, mereka masih kuat dan masih sempurna fisiknya, tidak ada cacat tetapi tidak merasa malu ketika menadahkan tangan pada orang lain. di bibirnya tentu saja keluar sebait dua bait doa yang kadang tidak terlalu jelas. padahal Rasul pernah berkata bahwa tangan diatas lebih baik daritangan dibawah. artinya memungut kaleng bekas bukankah lebih baik daripada meminta mengemis??wallahu'alam
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)