Senin, 31 Juli 2006

"Permintaan yang ringan"

pernahkah berfikir permintaan yang sangat ringan sekalipun bisa menjadi berat melebihi truk dari baja? dan pernahkah berfikir permintaan yang beratnya serupa dengan truk baja bisa menjadi seringan kapas? semuanya hanya terletak pada waktu, kapan saat meminta yang tepat. jangan harap bisa meminta untuk ditemani bercengkerama kalau dia sedang kepalang sibuk, apalagi meminta memelukmu lama-lama dan menyeka air matamu yang telah begitu lama menunggunya. konon lagi memintanya mendongeng untuk menina bobokan diri ini.
tetapi pernahkah dia melakukan sesuatu yang menurutmu tidak pantas dilakukan? menurutmu berat? misalnya menggantikan jemarimu untuk mengetikkan tugas-tugasmu yang belum selesai? memberikan lengannya ketika kau kelelahan karena pekerjaanmu yang menumpuk, memberikan pijitan-pijitannya tanpa diminta ketika karena dia tahu ada bagian dari tubuhmu yang sakit. atau juga memberikan sedikit perhatian ditengah kesibukannya yang begitu padat. pernahkah mendapat perlakuan seperti itu? atau mungkin hanya sapaan dan sedikit pujian.
sebuah permintaan, mungkin akan terasa ringan ketika semuanya dibalut dengan keihklasan dan kelapangan hati. tetapi...menerima tanpa meminta itu lebih indah, dan memberi tanpa diminta itu sungguhlah luar biasa. sesekali..cobalah mengatakan sayang sebelum disayangi, katakanlah rindu sebelum dirindui, cobalah memberikan air sebelum dia mengatakan haus. mungkin ini juga sebagai refleksi atas kesalahanku yang kemarin, karena itu aku tidak protes ketika kau memilih untuk berdiam diri selama beberapa hari ini. aku sudah cukup puas dengan apa yang kau katakan semalam, dan aku menciumnya berkali-kali. berkali-kali sampai aku membawanya dalam tidur. dan tidurku nyenyak sekali semalam. karena doa dan keikhlasanmu tentu saja.
cukuplah surat cinta kemarin menjelaskan tentang semuanya, tentang sifak kekanakan yang muncul secara spontanitas. tentang kekhawatiran akan sebuah kehangatan dan juga kemesraan. aku akan menunggu saja, menjadi seorang kekasih yang setia sampai waktunya tiba. menjadi anak dari angin dan hujan. menjadi istri dari malam dan siang. aku menjadi suami dari cakrawala dan menemui mu disana tepat di tempat yang telah kita janjikan. sebuah permintaan yang sangat ringan sekali...hanya untuk sebuah pahatan kehidupan...seperti yang pernah ku katakan kepadamu...bahwa aku akan terus menjadi kekasih yang setia...
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)