Rabu, 09 Agustus 2006

"tanpa titik koma"

ku tahan hati ini untuk tidak menyapanya
untuk tidak menegurnya
untuk tidak mencandainya
aku takut melakukan kesalahan
aku takut membuatnya marah lagi
lagi pula kekagetanku maish belum hilang
sore itu, saat aku dikatakan telah membohonginya
aku kaget sekali
sampai aku tidak sadar kalau aku menangis
padahal sama sekali aku tidak membohonginya
tapi aku menyesal menangis
toh air mata tidak bisa membuktikan kalau aku tidak membohonginya
aku menyesal
padahal dia adalah saudaraku
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)