Rabu, 20 September 2006

Dialog Dengan Adam

"Kenapa Bunda memilih Adam?"

kata-kata itu terlontar dari mulut mungil yang diisyaratkan adam dalam tidurku semalam, ketika tengah malam aku terjaga dan buru-buru melihat kesamping, dengan harapan segera kutemukan adam. aku lupa, adam telah pergi untuk beberapa waktu dan aku bukan lagi dirumahnya.

"Ah...haruskah bunda menjawab sayang?" mungkin aku tengah mengigau saat itu. tanpa sadar aku menjawab isyarat dari adam dengan suara parau.

adam tersenyum. matanya mengerjap-ngerjap. kakinya menendang-nendang popok birunya hingga terlepas. adamku semakin pintar sekarang, gumamku dalam hati. aku melirik jam dari layar hand phone ku, pukul dua malam. kepalaku masih terasa pusing dan tubuhku berkeringat.
"Bunda...." panggil adam lagi
"Ssstt..." kuletakkan telunjukku dimulutnya.
"kenapa bunda memilih Adam?" kali ini suaranya terdengar berbisik, mungkin ia takut ada yang terbangun dengan obrolan kami tengah malam ini.
"hm...kenapa bunda memilih adam? karena bunda yakin cuma adam yang bisa bunda cintai dengan sepenuh hati bunda, karena cuma adam yang bisa bunda sayangi dengan seutuhnya, karena cuma adam yang bisa menyelamatkan bunda disaat-saat genting seperti malam kemarin. dengar ya sayang...biarkan mereka-mereka itu menduga kalau malam kemarin bunda menangis karena takut berpisah dengan mu, itu juga tidak salah. tapi ada yang membuat bunda menangis sore harinya. kau tau siapa dia? yah...yang bunda ceritakan padamu pagi kemarin."
"dia menyakiti bunda?"
"tidak...tidak...bunda mu saja yang cengeng. dia dekat dengan bunda sekarang, tapi bunda memang marah sekali dengannya, bunda juga heran kenapa bunda bisa semarah ini padanya, dan bunda yakin dia juga bingung dengan semua ini." aku memeluk adam.
"hhh...." adam menghela napas.
"heheheh..kenapa sayang?"
"ya ya....adam ngerti sekarag bunda..." ia tersenyum nakal
"ngerti apa sayang?"
"biar kita berdua saja yang tau kan bunda?"
"iya, tapi sekarang sedang tidak ada siapa-siapa...kita bisa cerita dengan leluasa adam sayang"
"ya, semalam aku mendengar bunda ngobrol dengannya."
"kamu dengar apa?"
"bunda bilang ke dia kalau bunda rindu dia kan?"
"heheheh...kalau itu hampir selalu sayang...."
"apa bunda tidak bisa jatuh cinta kepada yang lain?"
"hust....anak kecil kok tanya begitu? umur adam belum pun genap 60 hari, ngerti apa soal cinta?"
"aku heran saja bunda...cinta itu seperti apa sih? kok bisa bunda mencintainya melebihi bunda mencintai diri bunda sendiri."
"sayang...suatu saat kau akan mengerti cinta itu seperti apa, dia tidak bisa digambarkan dalam sketsa-sketsa seganjil apapun, dia tidak bisa dibentuk atau diukir sekalipun oleh pengukir terkenal. dia tidak bisa dipentaskan hanya dengan senyum dan tawa, tapi jg dengan air mata dan sesekali dengan luka. ah..adam kecil bunda, kau tahu bunda ingin pergi dari cinta seperti ini, bunda ingin mencintaimu saja."
"bunda...sebelum kita tidur kembali, aku ingin tahu...apa bunda masih bisa mencintai yang lain?"
"bunda jawab lain kali ya sayang?"
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)