Rabu, 20 September 2006

selamat datang kekasih

Ba'da 'Ashar menjelang "tahrim"

Perlahan awan berarak memberi ruang pada matahari

memasuki ufuk barat nan senja

Matahari berpamitan pada senarai biru langit yang mengajari berhitung para fukaha

Mata merindu bulan sabit yang nyaris tak terlihat di pucuk angkasa

Anak dara berdebar-debar melipat sajadah dijemput sang perjaka yang baru "dikahwin" tadi siang

resah

gelisah

kerinduan

ketakutan

harap

Bulan madu sang malaikat itu berurai air mata tasbih, zikir dan raka'at tarawih

Para fukaha tak melanjutkan hitungan bulat sabit

Karena sang dara mengerang di malam pertama di peluk kekasihnya yang lama didamba

Mereka membuka selubung bulan di biliknya yang menghadap ke laut

Hitungan ke satu telah dimulai

Beduk bertalu-talu

Seperti rintihan sang dara yang tak mampu menahan rasa rindu :

Selamat datang kekasih

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)