Sabtu, 18 November 2006

Dialog menjelang malam

dimanakah dirimu berada?
disuatu tempat
kau kutunggu lama sekali datang
kenapa kabar tunggumu tak datang?
tak tahu kukirimkan kemana
pada hati, pada air itu bersumber
baiklah, aku akan mencobanya
air yang mengalir dengan tenang
dan hati yang beriak begitu kencang?
air adalah kodrat
sedangkan kodrat tidak bisa ditentang
angin mengguncang, membuat gelombang
gelombang diciptakan oleh sikap
maka jadilah angin yang menciptakan gelombang.
berhentilah untuk menjadi buih...
hancur dihempas gelombang
karena angin tahu buih takkan melawan
bukankahhakikat cinta seperti itu?
maka hati yang tertakhluk melahirkan kebadiam
cinta...itu seperti cantik
cantik itu luka bukan?
dimanakah dirimu tinggal?
disuatu tempat yang aku bisa mengukir cintaku disana
semoga itu adalah hati
mencintai bukan dengan hati sia-sia bukan?
bolehkah aku pulang, karena petang menjelang?
apa aku pernah melarang mu untuk pulang?
pulanglah....karena air selalu mencarimuara
aku adalah dermaga: kalau boleh
tempat berkumpul semua air?
lalu kau membagikannya untuk burung dan para nelayan?
bahkan perahu yang tersandar dan tak bertuan
tempat yang dituju oelh orang-orang yang patah hati
aku berbahagia...selamat tinggal
aku melambaikan tngan darijauh
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)