Kamis, 21 Desember 2006

Surat Untuk Neno

memang tidak enak ya menyimpan rindu ketika akan pergi, tapi begitulah...harus bisa dan kita harus belajar untuk itu. apa yang kamu rasa juga sama seperti yang aku rasakan, menunggu-nunggu surat mu, tapi yang ada ternyata cuma tiga baris kata kerinduanmu. dan itu belum cukup untuk menebus rinsu ku pada mu. bayangkan, tiga baris untuk waktu setahun, apa kau pikir itu cukup? jawablah sendiri.
pagi-pagi sekali kau sudah membangunkan aku, mengajak ku mengobrol sebentar, lalu kau kembali merapikan selimutku, menyuruhku sarapan dan dengan kecupan lebih kuat dari semalam. terakhir kau bilang, "nanti aku ingin bicara dengan mu..." aku pun kembali pulas setelah itu.
badanku kembali terasa lemas dan tak enakan, kepalaku kembali terasa pusing dan berdenting seperti garputala...sementara suara mu masih berputar-putar ditelingaku. dan kecupan mu masih terasa hangat dibibirku. "maafkan aku..." lirihku seperti dalam mimpi "aku tidak bisa menemuimu siang ini ditempat biasa..."
seharian aku tidur terus...memikirkan mu terus..kaki ini sudah berdenyit-denyit ingin melangkah, tapi pegal, rasa hangat dibadan mencegahku, nyeri dikepala membuatku lagi-lagi hanya bisa tertidur, dan mata ku terus mengatup. aku sakit say. dan kau akan pergi jauh sekali. untuk waktu setahun lamanya.
ah...neno....
entah sejak kapan peran itu tergantikan, yang pasti sejak itu pula diam-diam kita mulai saling mendatangi kan? saling memperbaiki selimut, saling mengingatkan untuk tidak lupa sarapan, juga pesan rindu walau tak banyak-banyak. jadi teringat ketika pertama kali kau mencium ku.... muka mu merah padam ketika itu, dan suara mu bergetar...sedang aku...menunggu dan menatap mu tak berkedip...
neno...belum sempat aku melihat ke kiri dan ke kanan, sudah dua hari kau pergi, mungkin ketika aku kedapur dan ke kamar mandi, waktu setahun itu sudah terbayarkan. entahlah...aku menyimpan rindu untuk mu. segudang rindu yang telah membuatku lelah ketika malam menjelang
seperti yang diceritakan none
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)