Rabu, 07 Maret 2007

Senandung Murung Bagi Negeri Ku

Apakah Tuhan tidak lagi sayang pada negeri ini? bukan, Tuhan sayang, karena itu musibah demi musibah diberikannya kepada negeri tercinta ini, negeri ini kaya, barangkali Tuhan hanya ingin kita menunaikan zakat dengan cara yang tidak biasa, dengan cara hilang harta benda, hilang keluarga dan sanak famili, aku teringat lagu masa kecil dulu, balon ku ada lima...meletus balon satu ...duarrr....hati ku sangat kacau...pagi ini, meletus lagi satu pesawat ku...duaarrr....hati ku amat sedih, sebab harga pesawat tak sepadan dengan harga balon merah kuning hijau, harga hati yang pecah karena balon tak setara dengan hati yang rusak oleh tubuh-tubuh yang gosong.

belum lupa kan dengan lagu...naik kapal kecil takut goyang-goyang...naik kapal besar tidak punya uang...hari ini, naik kapal kecil dan besar sama saja, sama-sama goyang sama-sama mengeluarkan banyak uang, sama-sama mengeluarkan nyawa, sama-sama menakutkan, sedemikan seraknya kah sudah negeri ini? terlunta-lunta, tertatih-tatih, aku ngerih, bahkan dalam tidur pun kadang mengigau "sayang....hari ini ada saudara kita yang musibah,..." sebuah suara gemetar dipagi hari.

menangiskah? air mata akhir dari segalanya kah? bukan, tawa, bahagia, canda, airmata, semuanya leburan rasa dan kumpulan kenikmatan, bisa sekarang bisa nanti, bisa didunia bisa diakhirat nanti. tapi kadang semuanya menjadi tidka berarti, lembaran-lembaran kain kafan ditukar dengan harga lima ratus perak!

aku ingin bersenandung kecil tentang negeri ini, ingin menyanyikan saja-sajak lagu ebiet g. ade, tapi aku tak hafal baitnya. adakah yang ingin membantu ku? tidak, aku ingin mereka-mereka itu membantu ku, mengeja dan mengajarkan ku berhafal. orang-orang kaya, orang-orang pintar, agamawan, semua,...bukan pada orang yang melarat yang untuk segenggam beras harus merampok.

bolehlah sekedar menyenangkan hati burung-burung kecil, agar ia sedikit leluasa terbang dari dhan-dahan kecil.
sajak kepada negeri yang basah, oleh air, oleh darah, oleh hujan
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

1 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)