Sabtu, 05 Mei 2007

sayang...

kedekatan kita memang karena cinta
tanpa bantas
rindu yang dipintal dengan kehangatan dan kemesraan
sungguh seperti langit biru yang cerah
mengatup menggantung dihati ku


sayang, masih ingat kah semua dengan cerita kita? hari ini ku tulis kan kembali lalu ku baca satu persatu kalimatnya dengan senyum dan debaran dihati ku. aku rindu sekali kepada mu dan ingin memeluk, merasa dan mengikuti irama jantung mu. dan ini bukan yang pertama ataupun yang kedua tapi yang kesekian kalinya, sejak waktu bertahun-tahun lalu.

membaca ulang cerita cinta kita, lalu melukiskannya kembali dengan kanvas yang sepatah-patah karena marah dan cemburu. alangkah lengkap dan berpelanginya cinta ini, menyabung kita dengan waktu lalu menggeleparkannya diatas lelah mencintai. aku kagum dengan kebersamaan dan kedekatan kita- meski sesekali aku merasa semua ini kekurang ajaran- tapi aku menyukai dan menikmati semua itu.

sayang, masih ingat kah kamu dengan kelemahan kelemahan kita yang jatuh satu-satu? persis seperti daun yang gugur satu-satu karena angin menelanjanginya. ku kira, aku hanya jatuh cinta pada mu kemarin saja, tapi rupanya hari ini juga, esok dan sampai lusa. ah, aku malu sekali mengingt itu. mencintai mu jauh melebihi cinta pada diri ku sendiri. memuja mu persis seperti malam yang merindukan bulan dan bumi yang merindukan matahari.

ah, sudahlah, toh semuanya sudah berjalan seperti semula kembali, yang biru telah biru kembali, dan yang jingga akan selalu jingga. aku hanya mengabarkan, rindu telah berubah menjadi bait-bait kata yang panjang dan rumit. terkadang juga memusingkan dan harus mengernyitkan kening. semakin hari semakin yakin, sisa-sisa magnit itu masih ada dan membekas, menarik-narik rindu dan kemesraan menjadi lantunan puisi-puisi malam yang romantis.

aku mengenang mu sayang, mengingat mu dan memimpi kan mu.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)