Senin, 28 Mei 2007

Surat Cinta Untuk Seorang Sahabat

memang tidak perlu berkecil hati apalagi sampai melayangkan surat 'putus cinta' kepada seseorang yang telah 'lupa' mengundang ku pada acara peusijuek 'rumoh' barunya beberapa waktu yang lalu. keinginan untuk mencicipi bulukat kuneng dan kupi kental racikan tangannya pun sirna sudah, hanya karena satu hal; emosi. dan momen yang ditunggu-tunggu itu tak ada untuk yang kedua kalinya lagi. artinya...apa yang selama ini ditunggu-tunggu memang bukan sebuah kesiaan tetapi merasa seperti ada yang tidak pas dihati. sebab, dari dulu aku memang sangat ingin dia punya rumah yang layak tetapi tanpa sepengetahuanku ternyata dia sudah merancangnya sendiri.

awalnya memang sempat sedikit sedih, tapi setelah direnungkan kembali dan dia menceritakan hal ihwal mengapa aku tidak diundang maka mengertilah diriku, faktor utamanya hanya karena satu hal; cinta.

sekedar kilas balik, jika saja hari itu dia tidak mengurungkan niatnya untuk mengundangku sudah pasti akan ada yang lain pada hari itu. emosi akan menguap bersama tempias hujan yang membuat tanah menjadi becek, dan cinta akan kembali ke muaranya, indah dan menenangkan, bukan benih dari perdebatan dan perselisihan seperti yang kami lakukan hari itu.

pun begitu... setelah membangun sepetak rumah, yang katanya masih tanpa aksesories cukup membuatku lega sekaligus kehilangan. yah...karena itu artinya pernak-pernik kata yang sesekali waktu akan dia hadiahkan kepadaku otomatis hilang dengan sendirinya, dan tentunya dia akan mengutamakan menghias rumahnya sendiri. seperti kemarin siang (sabtu, 26 mei 2007) saat ia memperlihatkan sepenggal bait cantik langsung terfikir oleh ku untuk dipajang disalah satu dinding rumah ku, dan dengan harapan akan menjadi lebih cantik dan bermakna dengan hiasan tersebut. tapi...1 2 3 dia sudah duluan menempelkannya didinding rumah barunya dengan gayanya yang unik, hm...tak apalah...

akankah selalu seperti orang yang sedang jatuh cinta? jadi teringat masa SMU dulu, guru sosiologi saya pernah bilang begini; bagi orang yang sedang jatuh cinta maka lewat saja didepan rumah orang yang dicintainya untuk sekedar melihat jemurannya saja sudah sangat senang sekali. tentu sangat berlebihan sekali ungkapan itu, tapi memang begitulah adanya, dan itu bukan cuma omongan angin lalu saja. diam-diam mengintip kerumahnya memang menimbulkan nuansa tersendiri yang berbeda, bait-bait kecil yang berhasil ku intip dari lubang kecil dindingnya memang sangat indah dan bermakna, seperti pemiliknya, beradab dan beretika.

ditengah aktivitas dan ritme kerja yang tidak teratur, sambil sedikit-sedikit mencuri-curi waktu bisalah untuk menjenguknya, sekedar untuk tahu kabarnya melalui pesan-pesan pendek yang ia selipkan dipintu atau dinding rumahnya. antara waktu sunnah dan wajib kami memang berbeda, sehingga susah sekali untuk bisa bercengkerama langsung atau sekedar untuk tanya apa kabar? kadang-kadang bila dengan teman-teman sedang berdebat atau berdiskusi saya jadi terbayang dengan dia, karena itu adalah rutinitas kami berdua, bertengkar. tetapi indahnya bertengkar dengannya dia akan selalu nrimo atau menerima, tidak menyalahkan apalagi menuding saya, barangkali dia tahu kalau saya hoby nya bertengkar.


entahlah...
tidak ada yang lebih menyenangkan rasanya selain berteman dan bersahabat dengan orang-orang dewasa, dikomunitas saya termasuk yang paling muda dan suka berbaur dengan para orang tua, dan jujur, saya merasa nyaman dan senang ketika bisa berinteraksi dengan mereka. berdikusi hal-hal yang unik dan menarik, bercanda, kadang dimarahi dan memarahi adalah sesuatu yang tidak bisa diberikan teman sebaya. karena itu rasanya faktor kecocokan bukan pada uban yang menyembul dari balik hitamnya rambut tetapi sejauh mana kelancaran komunikasi dan menjadikan orang lain berarti bagi diri kita begitu juga sebaliknya.

ini hanya catatan kecil bagi seorang teman, diam-diam ada ke GR-an yang muncul setelah mengintip sesuatu di ruang tamunya. kata seorang teman...GR itu perlu, asal jangan minder. so...apa kabar hari esok?

senin, 19;58 wib
28 mei 2007
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)