Selasa, 17 Juli 2007

"Curhat"

"Ada hal yang sampai sekarang tak pernah ku ceritakan pada mu sampai hari ini , Bi. kita memang dekat, tapi bukan berarti semua tentang ku kau harus tahu kan?" kata ku
sebuah perbincangan seru sepertinya akan segera dimulai, sebelumnya tak pernah kita bicara dari hati ke hati dengan sangat dalam seperti sore menjelang magris saat itu. tepatnya aku yang tidak pernah terbuka pada mu, karena memang begitulah aku, lebih senang membicarakan itu disaat aku bahkan barangkali sudah tak mengalami lagi hal itu. seperti saat ini.
kau menatapku dalam dan penuh selidik, "apa yang aku tidak tahu tentang mu?" tanya mu pada ku. aku hanya menunduk. sengaja membuat mu penasaran dan bertanya-tanya. dan dengan usil kau pun menggelitik-gelitikkan paha ku, memaksaku untuk berbuka suara. tapi aku masih belum bergeming. lalu, kembali kau menceritakan kisah mu yang sebagian sudah ku ketahui dan sebagiannya lagi belum. jarak yang jauh, waktu yang terbatas, dan pulsa Hp kita yang sering tersendat-sendat membuat komunikasi kita ikut tersendat pula.
"Pokoknya selama enam bulan terakhir ini sangat banyak kejadian-kejadian yang ku alami, perselisihan ku dengan kakak ipar ku, persoalan cinta ku yang unik dan lucu."
mata mu ku lihat memerah, hal pertama yang kau ceritakan juga membuatku sedikit ingin menangis. tega-teganya kakak ipar mu begitu, pikir ku. kakak ipar mu adalah bibi ipar ku, sebab ia menikah dengan abang mu, paman ku. umurnya sebaya dengan kita, tapi sikap kekanakannya masih juga belum hilang meskipun ia sudah bersuami dan mempunyai anak.
"Menggendong anak saja masih belum bisa," kata-kata itu ku dengar dari bibi yang lain malam kemarin saat aku menginap dirumahnya. kebetulan saat sedang tidur aku terbangun dan mendengar obrolan nenek dan bibi, istri paman ku yang lain. kata-kata tidak enak itu masih ditambah dengan ujung yang lain yang tidak kalah kecut nya. "Percuma saja dia sekolah tinggi, di keperawatan lagi, bila mengurus anak saja tidak bisa, kasian anaknya."
kembali kecerita kita
"Sebenarnya aku sudah lama menjalin hubungan dengan Zal. sudah dua tahun lebih." kata ku tanpa ba bi bu dan tanpa pengantar yang baik
"Kamu lebih parah lagi tuh...!!!" komentar mu setengah serius.
"Tapi jangan bayangkan yang macam-macam, kau kan tahu, aku dimana dan Zal dimana." ralat ku cepat-cepat tak ingin ia berburuk sangka. semua tentang Zal ia memang tahu, satu yang ia tidak tahu bahwa aku dan Zal punya hubungan istimewa.
"Tapi sekarang aku sangat ingin melupakannya, dan aku ingin hidup 'normal'. ingin melupakan bahwa aku pernah mencintai laki-laki beristri dalam hidupku, pernah sangat mencintai seseorang melebihi mencintai diri ku sendiri. tapi, aku sendiri tak yakin untuk itu."
kau tak ada komentar, hanya diam. sama seperti ku kamu juga bingung. meski kau tak katakan tapi sorot mata mu sudah menjelaskan itu.
"Percayalah, aku takkan jahat. cepat atau lambat aku akan meninggalkan dia meski dan dengan tanpa kerelaan yang utuh."
"kau pernah bertemu dengannya?" tanya mu tersenyum geli
"pernah,"
"hm... kalian melakukan apa saja?"
"apa yang terjadi diantara kami, biar aku dan dia saja yang tahu. tak perlu ku ceritakan kepada mu. aku yakin, kau pun akan mengerti mengapa kami melakukan itu."
"itu akan membuat mu lebih tak sanggup melupakan dia,"
"tapi dengan begitu aku telah merasai puncak mencintainya, begitu juga sebaliknya."
"kita sudah sama-sama dewasa, yang penting tahu konsekuensinya. dan satu lagi, siapa itu My Honey?"
"dia orang jauh, malam kemarin aku telah berbicara dengan ibunya. tapi aku juga tidak yakin dengan semua itu..."
"dia terlalu muda untuk mu, ya sudah, jadian saja dengan duda itu...."
"hahahahahhaha....itulah yang tengah ku pikirkan."
"rlgjeogelntlerj254075gndlfkhwehr;k2"
"galrehrg?;typ21yklur422@"






Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)