Senin, 15 Juni 2009

Happy Bezdey

Aku ingin menunjukkan bulan untukmu, tetapi ternyata langit telah menelannya bulat-bulat. Tapi tak apa, beberapa malam yang lalu kita telah membicarakan tentang purnama yang dikelilingi kilau keperakan.

Aku akan menunjukkan bintang untukmu, meski tak dapat kupersembahkan wujudnya tapi aku ingin sekali melihatnya menggantung di matamu. Sebab bila ada bintang menggantung di sana, kau pasti akan selalu memberi cahayanya untukku. Untuk kau pandangi, untuk kau beri sinarnya, untuk kau terangi hatiku.

Lelah telah katupkan ke dua mata bening milikmu. Tapi aku tahu kamu tidak tidur, sebab hatimu akan selalu terjaga untukku. Menantikan sesuatu yang kuucapkan untuk kau dengar. Dan aku akan membisikkannya dengan pelan sampai ke alam bawah sadarmu. Hingga hanya ada aku dalam ingatanmu.

aku menunggu hingga waktunya tepat untuk dikatakan, meski bertahun-tahun yang lalu terlewatkan begitu saja itu bukan karena aku melupakanmu dengan sengaja. Dan jika sekarang aku mengatakannya dengan sengaja bukan karena aku ingin mengkhianati siapapun.

Untuk sekali ini biarlah aku mendengar apa yang dibisikkan oleh hatiku, walau mungkin nanti akan berubah kembali. Saat ini hanya kau teman terbaik yang kupunya, sahabat tempat mengadu resah yang bergelombang. Dan hanya kau yang bisa mengajariku bagaimana menebus rindu dengan cara yang tak biasa.

Selamat hari jadi, semoga suatu hari nanti aku bisa benar-benar melihat bulan dan bintang menggantung di matamu.


14 juni 2009

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

3 komentar:

  1. thanks................for this poems..sweet poems

    BalasHapus
  2. thanks udah ngunjungi bloggku, aku baru tahu kalau kamu punya blogg hehehe.....maklum, beberapa waktu silam kita jarang berkomunikasi, tapi hati kita terus bercengkerama tanpa jeda

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)