Kamis, 14 Januari 2010

Anda dan Buku


Bagi saya buku bukanlah sesuatu yang menakutkan. Sebagai seseorang yang menyukai dunia tulis menulis membaca buku merupakan sebuah keharusan. Atau paling tidak jangan menaruh kebencian berlebih terhadap jendela dunia tersebut. Pusat informasi termurah yang paling efektif. Mudah di dapat dan efisien.

Segala hal yang sulit terjangkau secara kasat mata akan dengan mudah kita dapatkan dari sebuah buku. Lalu hasil dari apa yang kita baca tersebut akan masuk ke otak kita dan memacu otak untuk berfikir. Nah, proses berkepanjangan itulah yang nantinya baik secara sadar maupun tidak akan mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang.

Karena apa yang kita lihat, kita dengar dan kita ikuti secara perlahan-lahan akan masuk ke alam bawah sadar kita. Itulah yang menyebabkan pola hidup dan kebiasaan seseorang menjadi berbeda satu sama lainnya. Dan uniknya, hanya pola kebiasaan inilah yang akan mempengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan.

Maka menarik sekali ketika ada seorang mitra bisnis saya beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa, buku yang kita baca, kaset-kaset yang kita dengar dan orang-orang yang kita temui sangat mempengaruhi kehidupan kita lima tahun yang akan datang.

Lima tahun bukanlah waktu yang terlalu panjang, namun juga bukan waktu yang singkat untuk membangun sebuah perubahan baik secara pribadi maupun berkelompok. Tak heran bila dalam periode tertentu dalam fase kepemimpinan seseorang selalu menggunakan limit ini.

saya pribadi merupakan ‘korban’ kebiasaan tersebut. Di bangku sekolah menengah umum saya mengambil jurusan ilmu pengetahuan social. Ketika kuliah saya memilih program pendidikan Akuntansi. Namun apa yang terjadi sekarang adalah kebalikan dari semua itu. Sehari-hari saya malah lebih tertarik pada bidang sastra, meskipun saya tidak begitu ahli seperti kebanyakan teman-teman saya yang lain. Namun kenikmatan dan kepuasan pribadi selalu saya dapatkan ketika selesai menulis sebuah cerita. Berbeda sekali ketika saya menyelesaikan tugas-tugas Akuntansi di bangku kuliah dulu. Saya pusing tujuh keliling.

Belakangan saya mengerti mengapa begitu menyukai sastra dan kurang menyukai ilmu akuntansi. Karena dalam keseharian saya lebih cenderung membaca buku-buku sastra dan sejenisnya.

Bila dua tahun terakhir ini saya akhirnya melibatkan diri secara serius di dalam dunia bisnis. Bukanlah karena informasi yang saya dapatkan dari kampus dulu. Tetapi karena informasi-informasi yang saya dapatkan dari buku-buku, dari kaset-kaset yang saya dengar dan dari orang-orang yang saya temui selama tiga tahun terakhir ini.

Apakah hasilnya luar biasa? Sangat luar biasa! Baik secara materi maupun non materi. Buku-buku itu begitu sederhana, tetapi efek yang didapatkan sangat dahsyat. Bahkan melampaui batas apa yang kita fikirkan.

Bagi anda yang tidak menyukai buku dan sukar menumbuhkan minat baca mungkin ini akan sangat menyebalkan. Memulai hari-hari dengan menambah kebiasaan baru untuk membaca selembar atau dua lembar tulisan. Tapi percayalah lama kelamaan akan muncul kenikmatan baru.

Selain terus membiasakan diri untuk membaca tentu saja kita membutuhkan komunitas yang peduli dengan itu. Yang akan membantu untuk mengingatkan secara terus menerus bahwa buku itu penting, menerapkan informasinya adalah satu keharusan. Dan memahami maknanya dengan baik dan benar. Komunitas akan sangat membantu bagi kita.

Namun tidak semua buku bisa memberikan dampak positif bagi pembacanya. Buku itu seperti kompas. Menyediakan berbagai arah mata angin. Persepsi anda tentang apa yang anda bacalah yang akan menentukan apakah anda akan mengarah ke timur, barat, atau selatan. Negative atau positif. Keputusan untuk memilih ada di tangan anda. Namun tidak semua pilihan itu memberikan pilihan yang baik bagi masa depan anda. Bila anda menginginkan sesuatu yang baik di masa lima tahun yang akan datang. Bacalah buku-buku sederhana yang berkualitas seperti Berfikir dan berjiwa besar.

Adalah lucu bila ada orang-orang yang berkeinginan untuk membuat perubahan besar dalam kehidupan mereka tetapi enggan membaca buku, malas mendengarkan kaset-kaset motivasi dan membenci bertemu orang-orang yang berhasil di bidangnya. Wallahu ‘Alam. (Ihan)

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)