Senin, 30 Mei 2011

Muara Dua Rahasia

adalah sela-sela terakhir kebersamaan kita, setelah ini kita akan hidup untuk kehidupan kita masing-masing, bahkan mungkin mendengar suaramu adalah kerinduan panjang yang tak akan tersampaikan, apalagi menyelidiki wajahmu yang menyimpan banyak rahasia, meski sepotong-sepotong kau ceritakan tentangmu aku tak berniat menggugat, kau punya duniamu sendiri, yang aku tak berhak tahu. meski kau bilang aku seseorang yang kini menjadi penting bagimu.

bahkan semalam, aku tak tahu kau seperti apa, karena sejak kemarin kita selalu selesai dengan ketergesa-gesaan, tanpa penyelesaian, bahkan hingga pagi ini, mengapa adalah pertanyaan sederhana yang ingin kusampaikan kepadamu. tapi hening sedang tak ingin menjadi riuh, maka kubiarkan saja kau menikmati kesendirianmu.

kuharap kau bisa tidur dengan nyenyak semalam, aku mafhum bahwa malam-malam terakhirmu adalah malam-malam berat yang bukan hanya menyisakan kantuk esoknya, tetapi juga perih, luka, dan perasaan bersalah, tapi aku tak dapat menyembuhkan apapun dari perasaan yang tercipta oleh kerumitan itu.

kita tak bisa mencegah takdir bukan? dan takdir tak pernah meminta persetujuan dari kita untuk menuntaskan kehendaknya. dan aku hanya bisa berharap semoga jarak yang tercipta kelak adalah saat-saat dimana romansa keromantisan kita bisa disegerakan.

bila kau menyudahi dengan caramu, maka aku mengikutinya dengan caraku, dengan cara paling sederhana yang kita tidak akan pernah lupa, bahwa kau dan aku adalah tempat bermuara dua rahasia; tentang cinta atau selir hati.


16 Mei 2011 jam 11:21

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)