Selasa, 09 Agustus 2011

Lotus(*)


Malam itu kudapati kau begitu masyuk dalam kudusmu memandangi langit Tuhan dari jendela yang kau biarkan terbuka. Menganga sehingga angin masuk menerobos tanpa kepayahan, lalu hinggap di wajahmu yang selalu teduh. Wajah yang selalu membuatku terpesona untuk ikut hinggap di pelipismu untuk sebuah kecupan.
Hujan baru saja turun, bau tanah basah masih menyemerbak merambati indera penciuman kita, di langit butir-butir air masih menggantung satu persatu, untuk kemudian kembali jatuh ke bumi.
Dan aroma melati yang bercampur dengan aroma tanah basah adalah sesuatu yang membuatmu selalu ingin berlama-lama menepi di jendela ini. Sesekali matamu terpejam dan menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, dan setelah itu kau akan selalu mengatakan bahwa harum tubuhku lebih nikmat dari aroma melati-melati itu.

For My Beloved Z; aku mencintaimu sepenuh hati, Sayang!

For My Beloved Z; aku mencintaimu sepenuh hati, Sayang!
maka biarkan aku mengenangmu dengan caraku//biarkan aku menikmati kesenangan hati dan kebanggaan karena menjadi kekasihmu//karena kau pantas dikenang//pantas dibanggakan/dan patut dicintai sepenuh hati//

Ketika aku hampir tidak bisa menuliskan apapun, kau selalu datang sebagai inspirasi, untuk sepatah dua patah kata sederhana, walau hanya sekedar eksplorasi perasaan.
Dan kali ini, adalah eksplorasi kebanggan untukmu. Sebagai laki-laki dewasa kau selalu membuatku mampu menyediakan kata dan perasaan lebih untuk mencintaimu setiap harinya, sebagai laki-laki dewasa kau mampu membawa kita pada pertemanan dan persahabatan yang menggelitik, yang kadang menimbulkan rajukan-rajukan kecil dan berujung pada rayuan-rayuan sederhana tapi membuat kita akhirnya sama-sama mengerti bahwa cinta mampu mengenyahkan segala amarah.
Sebagai lelaki dewasa kau mampu memberikan pencerahan untuk hidupku, meski bukan seperti matahari yang terang benderang, tetapi sangat penting untuk menghilangkan redup yang kadang hinggap di hati kecilku, sungguh, mencintaimu memang bukan perkara mudah, memilih bertahan denganmu adalah keputusan maha sulit dan tak bisa dianggap sepele, dan memutuskan untuk tetap menabuh genderang rindu untukmu adalah perjuangan panjang; antara akal sehat dan realitas.
Dan, sebagai lelaki dewasa kau telah membuatku mampu menghormatimu dari waktu ke waktu, mengagumimu dengan sepenuh hati, dan kebanggaan itu tak habis ku eksplorasi hingga hari ini.
Untuk kali ini, biarkan kebanggaan ini menjadi milik kita, untukmu akan terus ada doa panjang yang tak pernah putus, lakukan yang menurutmu terbaik untuk alam, untukmu selalu ada cinta sepenuh hati.


Yang mencintaimu

Ihan Sunrise