Jumat, 07 Oktober 2011

Gadis Bernama Seulawah(*)

Ihan Sunrise

Ini DOM jilid dua bagi engkau
Tubuhmu terbungkus fajar yang pengap oleh asap
Termegap-megap dalam lidah api yang menjilat-jilat
Serupa lidah ular yang mengeluarkan desis nestapa
Engkau pasrah dalam ketidak berdayaan

Satu persatu tungkaimu lunglai
Nyaris terkapar dalam jiwa yang telah tercabik hormat
Kau meleguh, melolong dalam gulita
Meronta-ronta merenungi nasib

Tetapi tidak seorangpun peduli pada air matamu
Jeritmu kalah oleh titik-titik api yang jalang
Paraumu tersendat-sendat di antara kemarau

Dan, kau simpuh pada lara yang panjang

Banda Aceh, 11 Agustus 2011



(*) puisi ini telah dimuat di koran Harian Aceh, edisi Ahad

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)