Kamis, 27 Oktober 2011

ketika jiwa kita bercinta part 7 (tamat)

lelaki kekasihku, tidur, tidurlah lelakiku, nyenyaklah walau tanpa pesan cinta dan sapa rindu.

kita telah kembali pada peraturan awal, juga untuk kali ini aku hanya bisa menarik segaris senyum datar.

rasa yang kita miliki mempunyai banyak aturan yang padat. cinta selalu menemui bentur yang tak lunak.

maka hanya kuingat kau sebagai lelaki baik yang menyapaku sebagai bidadari surga.

di dadamu aku ingin luruh, seperti melati yang jatuh di pangku sepasang pengantin.

di matamu aku ingin melesak, dan juga tenggelam, bagai jangkar yang mencengkeran buritan.

di nafasmu aku ingin hanyut, bermuara ke parumu, dan menetap di jantungmu.

lelaki kekasihku, lelaplah dalam mimpi yang telah kukirim bersama senyap.

ada sekerat hasrat yang tak sempat terselesaikan, dan masih tersekat di pangkal lidah, menunggumu untuk melepas rantainya.

cinta, aku adalah aku di mana engkau adalah engkau di hatiku, namamu telah menjadi jelaga, suaramu telah beku, senyummu telah menggumpal.

semuanya bersemayam di hatiku.

26 Oktober 2011 jam 1:24
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)