Kamis, 17 November 2011

Maafkan

Jalan ini begitu lengang dengan lalu lalang manusia yang membuat mabuk pikiran, sepi yang panjang atas kegelisahan yang menguras energi, hingga senyum pun terasa hambar, ah, aku melamun di keramaian.

Bunga rumput ini telah kering, padahal hujan senantiasa menyiramnya sebelum subuh, dalam gigil tidur yang mengilukan tulang belulang, dan aku basah dalam takdirku, untuk ke sekian kalinya, tak dapat kucegah semua ini, nokturia malam yang parah.

Inikah metamorfosis?

Ketika diamku menemui puncak amarahnya, dan tidak seorangpun kuharap mengerti, maafkan, aku tak dapat menjelaskan semuanya di hadapanmu, karena ku takut hujan turun di mataku, dan aku khawatir basahnya membuat sembab mata, hingga aku tak dapat menyaksikan mentari pagi yang hangat.

Maafkan, maafkan aku, aku adalah perempuan pencinta diam dan minim ekspresi, tetapi sesungguhnya di mataku tersimpan semua cerita.

16 November 2011 jam 14:31
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)