Rabu, 28 Desember 2011

Menanti Untuk Menyetubuhi Matamu

sudah tidak sabar untuk segera kembali menyetubuhi matamu dengan pandangan yang paling sempurna, dengan tatapan yang mampu memberikan penyelesaian untuk sesuatu bernama rindu itu. Tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata, sebab kata seringkali tak mampu menginterpretasikan dengan baik. Gejolak hanya mampu dibinasakan dengan diam, dan diam adalah milik cahaya yang muncul dari manik salah satu panca indera.

Kutunggu engkau datang, dengan secawan anggur berwarna ungu mawar, yang rasanya mampu meliatkan seluruh gemuruh karena akumulasi lelah akibat penantian terhadap waktu. Yang mampu mengumpulkan kembali percikan-percikan energi akibat kikisan jarak.

Bila pagiku adalah hari-hari mengumpulkan cinta untukmu, maka hidupku adalah kumpulan perasaan yang tak pernah berubah untukmu. Engkau telah begitu rapi masuk dan merebut ingatanku, sampai-sampai timbul cemburu terhadap diriku sendiri. Cemburu yang menimbulkan geletar nikmat melebihi mabuk dari anggur berwarna ungu mawar yang berasal dari ke dua kelopak bibirmu.

Betapa, melihat matamu terkapar tak berdaya adalah kenikmatan luar biasa yang hanya mampu dirasakan dengan ketajaman imajinasi dan ketinggian intuisi. Dan menjadikan engkau sebagai noktah yang akan kutulisi seluruhnya dengan cerita rindu dari negeri panca indera.Dan usai percintaan dua mata yang tak tertahankan itu, tulang belulangmu akan dipenuhi syair-syair matahari yang kelak akan menjadi prasasti cahaya. Yang akan menjadi penunjuk jalan bagi cinta yang tidak pernah menemui jalan usainya.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)