Jumat, 16 Maret 2012

Puisi dan Kopi

Memulai maret dengan memimpikanmu, seperti mengawali dan mengakhiri februari dengan bertemu engkau.

gerak-gerak itu semakin mistis dalam ritmik imajinasi. meski kita telah mampu menterjemahkannya dengan sempurna.

hasrat, gejolak, lubrikasi rindu, telah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. meski berkali-kali pula mengganti wajahnya.


kadang ia hadir sebagai perempuan penggila kopi yang parah, kopi selalu menjadi alasan tepat untuk bisa menyesap wangi tubuhmu yang nikmat. maka kubiarkan saja mataku merangkak di tubuhmu dengan ke dua sayap mengepak.

kadang pula ia hadir sebagai lelaki penikmat puisi. maka puisi seperti tak pernah kehabisan angle untuk dibicarakan, agar ia punya cara untuk menahannya.

semakin banyak muncul judul puisi
semakin liar pula ia memainkan harmoninya.

puisi dan kopi bercinta dalam hening, seperti aku yang luruh dalam tasbih matamu, jangan berisik, agar tak seorang pun mampu mendengar bahwa kita sedang menyelesaikan sesuatu.


3 Maret 2012 pukul 21:50
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

2 komentar:

  1. Balasan
    1. :-) kopi tidak hanya mampu menaklukkan hati, tetapi juga merekatkan kenangan

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)