Jumat, 04 Mei 2012

Festival Keukenhof; Sepenggal Kenangan Tentang Pak Josh


Sejak tanggal 21 Maret 2012 kemarin pameran taman bunga Keukenhof  kembali digelar di Belanda, awalnya tidak ada yang istimewa dari perhelatan akbar di negeri kincir angin tersebut. Namun tiba-tiba saya terkenang pada seorang sahabat maya saya yang sudah kehilangan kontak.
Namanya Joseph. Saya biasa memanggil beliau dengan sebutan pak Josh, kami berkenalan melalui program Yahoo! Messenger sekitar tahun 2005 silam, dan menjalin persahabatan yang cukup asyik dan menyenangkan.
Pak Josh adalah seorang Belanda yang punya darah Indonesia, ayahnya dulu adalah seorang ‘penjajah’ yang menikahi gadis Maluku, pak Josh pernah beberapa kali ke Maluku, dan ia mengerti bahasa Indonesia. Selama pertemanan kami interaksi yang kami lakukan melalui percakapan bahasa Indonesia.
Saya tidak tahu pasti berapa usia orang tua itu, yang jelas ia sudah tua dan hidup sendiri di rumahnya yang tidak terlalu besar, sehari-hari, berdasarkan ceritanya ia suka minum bir dan makan sate kambing, megenai kebiasaan ini saya pernah memberitahunya bahwa itu tidak terlalu baik untuk kesehatannya. Tapi dia juga punya alasan yang menurutnya tepat.
Di usianya yang tua kehidupan Pak Josh tidak seperti orang tua lainnya, ia gemar bersepeda, ia selalu bersemangat dan ceria, ia suka menceritakan tentang pengalamannya bersepeda kepada saya, ia menceritakan tentang lekuk-lekuk kota Amsterdam yang menurutnya sangat indah.
Kota yang rapi, bersih dan mempesona, ia juga rajin mengirimkan foto-foto hasil jepretannya, ia mengirim foto pelabuhan Nijmegen kepada saya, foto tersebut diambil dari atas jembatan yang tidak jauh dengan rumahnya, ia mengirimkan foto-foto Tram, kereta api bawah tanah yang beroperasi di Belandan.
Bukan hanya itu lelaki tua itu mengirimkan saya foto bunga-bunga tulip yang cantik dan menawan, foto-foto yang ia ambil ketika ia melihat pameran bunga Keukenhof, beberapa ada yang berasal dari pekarangan rumahnya sendiri, kadang ia juga mengirimkan foto-foto taman kota yang indah bila ia sedang bepergian ke Jerman atau Perancis.
“Eropa itu kecil Ihan, jarak dari satu Negara ke Negara lain sangat dekat,” katanya suatu hari sambil menjelaskan foto-foto yang ia ambil dengan kamera poketnya.
Ia juga rajin mengirimkan saya instrument music yang bagus-bagus, katanya instrument music itu bagus untuk rileksasi.
Pak Josh teman yang menyenangkan, meski kami berbeda usia tetapi ia dapat menyesuaikan diri dengan baik, ia bisa menjadi sahabat saya. Lebih dari itu ia bisa menjadi sumber inspirasi saya untuk menulis. Ia juga pernah mengajarkan saya beberapa kosa kata belanda, tapi saya sudah lupa.
Ia pernah bercerita tentang suatu taman di Amsterdam, taman yang dihuni oleh banyak merpati dan selalu ramai dikunjungi orang, cerita-cerita pak Josh melahirkan beberapa cerpen berlatar belakang Belanda, setelah selesai saya kirimkan untuk dia, katanya “Kamu seperti sudah berada di Belanda, Ihan.”
Saya tidak ingat pasti kapan terakhir berkomunikasi dengan beliau, beberapa tahun belakangan ini kami tidak pernah berkomunikasi lagi, beberapa kali saya menyapa akun Yahoo! Messengernya tetapi tidak ada jawaban.
Dan beberapa waktu terakhir ini saya selalu mendapati akunnya offline, festival bunga keukenhof mengingatkan saya pada beliau, semoga engkau baik-baik saja.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)