Senin, 31 Maret 2014

Kriteria Caleg Idaman

ilustrasi
Pemilu legislatif yang digelar pada Rabu 9 April 2014 mendatang hanya tinggal hitungan hari. Malam tadi entah gimana kok bisa-bisanya saya mimpi kalau pemilu sudah berlangsung. Saya juga ikut nyoblos. Padahal sampai hari ini saya belum bisa memutuskan apakah akan menyoblos atau tidak.

Pasalnya meski tinggal di Aceh Besar dan beraktivitas di Banda Aceh, saya ber-KTP Aceh Timur. Otomatis kalau mau menyoblos pada hari H nanti ya harus pulang kampung. Tapi berdasarkan pengalaman dua periode terakhir, saya tidak pernah pulang kampung untuk memberikan hak pilih saya. Entah kali ini. Bisa jadi bisa tidak!

Jumat, 28 Maret 2014

Ziarah Rasa

Dua belas jam. Aku tau itu bukan waktu yang lama. Tapi aku merasa perjalanan ini bagai setahun. Mungkin lebih. Aku disergap jenuh yang bertubi-tubi. Berbagai kecamuk keinginan melabirin di ruang ingat. Aku ingin waktu membawaku lebih cepat ke kotamu.

Semakin deru itu melaju semakin kubaui aroma kotamu yang sibuk. Tapi bersamaan dengan itu ketakutan paling maha terus melesakku. Aku menatap ke luar jendela. Membuang pandang ke langit paling biru di ujung langit. Tetapi hatiku tetap kelabu. Muram tak dapat kutolak. Apa yang kucari di kota itu tanpamu. Hari ini adalah penyempurnaan dari segala benci yang kurasa untuk sebuah perjalanan.

Selasa, 25 Maret 2014

Surat Terakhir

ilustrasi
Ini hari ke dua puluh tiga aku tak melihat beranda jejaring sosialmu. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa sangat rindu padamu. Sangat. Aku ingin melihat biji matamu yang cokelat. Juga senyummu yang ranum menggoda. Tiba-tiba aku merasa sangat menyesal telah mem-block akun jejaring sosialmu dua puluh tiga hari yang lalu. Mestinya itu tak kulakukan bukan? Bukan cuma akun, aku juga memblock nomormu di handphoneku. Selebihnya adalah diam yang panjang.

Hari ini, ketika rindu tiba-tiba menyergap begitu hebat. Aku teringat padamu. Aku mengecek nomor yang masuk ke daftar blacklist di handphoneku. Ada 75 panggilan masuk, semuanya dari nomormu. Mungkin kau juga meninggalkan pesan, tapi karena terlanjur masuk daftar hitam aku yakin pesan-pesan itu hanya tersangkut di awang-awang.

Senin, 24 Maret 2014

Setelah Kamu Pergi

ilustrasi
Sekali waktu, aku pernah merasa sangat kehilangan. Tapi seperti biasa, aku tidak menangis. Maksudku, aku hanya menangis diam-diam saja. Agar tidak ada yang mengetahui jika aku sedang terluka. Kehilangan. Perih. Atau apa pun namanya.

Aku sering mengaduh. Tapi itu hanya di hadapanmu saja. Waktu itu kau pernah bilang, bahwa kadang-kadang setelah seseorang tiada justru kita makin merasakan kedekatan yang luar biasa dengan orang itu. Kau benar. Karena setelah kehilangan itu aku makin sering bertemu dengannya di mimpi-mimpiku. Aku makin sering mengingatnya. Dan pada setiap kesedihan yang menimpaku, tidak ada seorang pun yang pertama kuingat selain dia. Dia adalah ayahku!

Dan sekarang kau pergi. Aku tahu menangis bukanlah cara terbaik untuk menyembuhkan luka. Memang, kita tak bisa berharap banyak pada senyum yang melengkung di bibir. Tapi senyuman adalah oase yang selalu memberi harap bukan? Juga untuk luka ini, aku berharap akan kering seiring berjalannya waktu. Bukankah kau juga pernah menyembuhkan luka dengan cara seperti itu?

Selasa, 18 Maret 2014

Puitis = Romantis?

ilustrasi
Mendadak ingat jawaban Ari Lasso di sebuah tayangan infotainment beberapa tahun lalu. Sering menciptakan lagu-lagu puitis bernada romantis, apakah Ari Lasso termasuk sosok yang romantis? Begitulah pertanyaan host tayangan tersebut kala itu.

Waktu itu, sebelum Ari Lasso menjawab aku sempat menaruh harap. Pastilah Ari sangat romantis. Aku menyukai beberapa lagu-lagunya. Ee.. rupanya tebakanku meleset. Ari malah menjawab, ia termasuk orang yang yaahh... mungkin semacam kaku dalam mengekspresikan perasaan. :-)

So, apa hubungannya dengan Ari Lasso? Jelas tidak ada, karena aku bukan penyanyi. Aku cuma seorang blogger. Ya, seorang blogger yang isi blognya didominasi oleh catatan-catatan beraroma puitis berbalut romantisme. Justru karena inilah aku teringat pada Ari Lasso.

Kamis, 13 Maret 2014

Rupa Angin

kincir angin @roundmerryround.blogspot.com

Dear Zorro,

Kau tahu rupa angin?

Angin itu, lembut, mesra, pengasih. Angin itu penyayang, meneduhkan, membawa terbang.

Apa karena Langit Itu Biru?

halilintar @mirajnews.com
Apa karena langit itu biru maka banyak yang menggantungkan harapannya di sana? Bagaimana jika langit selamanya kelabu, dengan rupa yang bermuram durja pula. Masih adakah yang menggantungkan harapannya ke langit?

Untuk waktu sepagi ini, ingin kutanyakan hal itu padamu. Apakah kau bisa menjawabnya?

Kupikir embun belum lagi kering di batang-batang rumput. Kabut juga masih menyelimuti gugusan bukit Barisan. Tetapi mengapa hati ini terasa begitu membara, namun tanpa debar. Ya, tanpa debar sama sekali.

Apakah bulan urung menjadi purnama di penanggalan kali ini?

Selasa, 11 Maret 2014

Tidak Punya BB (Tidak) Sama Dengan Kere (?)

@blackberryempire.com
Di Bandara Soekarno Hatta akhir Februari lalu, aku berkenalan dengan seorang gadis. Usianya terpaut beberapa tahun di atasku. Dari dialeknya aku sudah bisa menebak dari mana dia berasal. Orangnya ramah. Setidaknya, aku punya teman berbincang yang asyik sembari menunggu jadwal keberangkatan.

Lazimnya sebuah perkenalan, meminta nomor telepon atau nomor kontak lainnya adalah hal yang lumrah. Itu juga yang terjadi pada kami.

"Kau punya pin BB?" tanyanya.

Kamis, 06 Maret 2014

Mekanik Kecil

ilustrasi by kaskus
Beberapa bulan lalu aku nonton film Taare Zameen Par, tentang seorang bocah yang mengalami disleksia. Film yang dibintangi Aamir Khan itu cukup menggugah, bukan hanya karena akting para pemainnya yang sangat menyentuh, tapi setelah menonton film ini aku mendapatkan pengetahuan baru.

Aku jadi teringat beberapa episode di masa kecilku, yang seolah-olah nggak jauh berbeda seperti yang kulihat di film itu. Saat sekolah misalnya, aku sering sekali memakai topi dan dasi yang miring, sepatu yang terbalik, susah membedakan angka tiga (3) dengan huruf Em (m). Guruku sering bilang kalau huruf-huruf yang kutulis seperti huruf Cina. Pertengahan Januari lalu aku kembali bertemu dengan guru tersebut. Komentarnya sungguh-sungguh membuatku terharu. "Uroe jeh diteumuleh lage huruf Cina, jinoe ka carong jih ngen tanyoe." Kira-kira artinya begini "Dulu menulisnya seperti huruf Cina, sekarang lebih pandai dia dari kita (guru-red)." Aku benar-benar terharu.

Minggu, 02 Maret 2014

Lima Fakta Unik ini Terjadi di Aceh

@blaoblong.blogspot.com

Setiap daerah punya keunikannya masing-masing. Keunikan ini akan menjadi ciri khas atau identitas suatu daerah. Walaupun tidak ada hubungannya dengan budaya atau adat istiadat di daerah setempat. Begitu keunikan atau sisi lain itu disebut orang yang mendengarnya akan langsung teringat atau terbayang-bayang pada daerah tertentu. Begitu juga halnya dengan Aceh.

Provinsi yang berada di ujung paling barat Indonesia ini memang punya banyak keunikan yang selalu menjadi pembicaraan. Entah itu terkait dengan produk hukumnya, cita rasa kuliner, atau hal-hal yang terkait dengan kebiasaan lainnya.

Beberapa hal unik di bawah ini sudah menjadi kebiasaan yang lazim di Aceh. Mungkin Anda sudah atau sama sekali belum pernah mendengarnya. Kalau penasaran datang saja langsung ke Aceh.