Kamis, 22 Desember 2016

Sepakbola dan Pemenang Sejati


SAMPAI detik ini saya belum menemukan di mana letak 'kenikmatan' menyaksikan pertandingan sepak bola. Sekalipun pertandingan itu sekelas World Cup yang paling ditunggu-tunggu umat manusia sejagat.

Ya, saya kerap terheran-heran saat melihat orang-orang di sekeliling saya begitu antusias menunggu jadwal pertandingan sepak bola. Apalagi jika yang akan bertanding merupakan klub-klub sepak bola tersohor. Tentunya dengan pemain yang sudah menjadi bintang kelas dunia. Bukan lagi sekelas 'tarkam'.

Saya juga tak habis pikir saat seorang remaja perempuan tiba-tiba merajuk. Hasratnya menonton pertandingan antara Indonesia vs Thailand di Piala AFF gagal total, gara-gara adik lelakinya ingin menonton  film The Edge di chanel yang berbeda.

Kini bola bukan hanya milik laki-laki, tapi juga milik kaum perempuan. Sayangnya, saya belum bisa menyukai bola seperti saya menyukai senyumnya Neymar yang manis.

Bagi saya, yang menarik justru setelah pertandingan selesai. Menarik membaca berbagai status di time line media sosial. Menarik mencermati bagaimana seorang penggemar meluapkan kegembiraan ketika tim jagoannya menang. Pun sebaliknya, letupan emosi tersurat dengan jelas lewat umpatan-umpatan manakala tim yang didukungnya dengan setengah hati kalah dengan 'cantik'.

Jumat, 16 Desember 2016

Cinta Itu Sederhana, yang Rumit adalah Kita


Perlukah aku menyebut namamu dengan garang seperti dulu. Kurasa cukup dengan perlahan saja. Biarlah seperti angin yang bertiup santai, tapi mampu merapatkan kelopak mata. Atau seperti embun yang lembab saja, tetapi dinginnya mampu menembus dinding pori.

Kita tak perlu riuh seperti bayu yang gebunya meremukkan dahan-dahan kering. Atau bergemuruh seperti ombak yang melenyapkan butir-butir pasir. Biarlah mengepak perlahan, seperti kilau sayap camar yang berpadu dengan gurat senja di ujung waktu.

Bahkan saat hati ini melafalkan sesuatu, aku berharap telinga ini tak menangkap suara apapun. Sekalipun itu berbentuk doa. Semua tentangmu kuharapkan menjadi senyap yang lengang.

Kukatakan bahwa aku selalu mengingatmu. Kalimat yang kuucapkan itu seperti anai-anai yang terlepas dari kuntum bunga widuri. Ia terbang ke mana angin membawanya. Melesat begitu saja dari bibir ini. Perlukah kita menyembunyikan rasa?

Rasa membuat kita memahami, bahwa hangatnya mentari pagi mampu menembusi tulang yang tersembunyi di balik kulit. Membuat kita memahami, senyapnya fajar bercampur dengan udara yang lembab mampu menembusi indera kita sekalipun.

Bisakah kita menahan cangkang telur agar tidak pecah? Lalu bagaimana dengan kehidupan yang terdapat di dalamnya?

Cinta itu sederhana, yang rumit adalah kita!

Minggu, 23 Oktober 2016

Saat Hujan Datang


SAAT hujan tak kunjung reda, apakah aku akan cemas? Tidak, tidak sedikitpun aku mengkhawatirkan tentang itu.

Justru hujan menghadirkan kebahagiaan, pada tanah yang selama ini telah keriput karena terlalu lama bertemankan kemarau, pada daun-daun yang selama ini menjadi amat sangat kusam karena saban hari bermandikan debu.

Dari tempatku duduk, aku mengamati butir hujan yang membentuk garis-garis panjang. Jatuh dari langit, kemudian memunculkan aroma yang sulit dilupakan indera.

Aku mengamati dedaunan yang bergerak perlahan menahan saat hujan menimpa tubuhnya, seperti ada rona yang tiba-tiba memantul di permukaannya.

Mungkin, serupa wajah seorang gadis yang telah lama menanti kehadiran kekasihnya. Lalu satu persatu permukaan daun-daun itu memunculkan wajahmu. Membuatku termangu, membuatku terkesima, akankah rindu ini sampai kepadamu?

Jumat, 14 Oktober 2016

Selamat Ulang Tahun, Adikku




Happy birthday my sista
Happy sweet seventeen

Selamat ulang tahun adikku,

Akhirnya kau genap berusia 17 tahun. Usia yang sering disebut-sebut sebagai 'gerbang' menuju kedewasaan. Sehingga banyak gadis remaja yang sangat antusias menyambutnya, dan kamu salah satu di antara mereka.

Itulah sebabnya jauh-jauh hari kau telah memberi 'sinyal' pada kakak. Kau bercerita sambil menangis. Kau bilang ini, kau bilang itu... kau sampaikan semua harapanmu, juga permintaan-permintaanmu.

Ya, kakak bisa menangkap apa 'pesan' yang ingin kau sampaikan lewat cerita-cerita itu. Kau ingin ada pesta kecil dengan kue dan beberapa potong lilin kan? Ada mamak, kakak, abang dan juga keponakan yang duduk mengelilingimu. Lalu satu persatu di antara kami mengucapkan; selamat ulang tahun, selamat ulang tahun.... selamat ulang tahun.

Kemudian setelah tiup lilin selesai, kau memotong kue dan memberikannya kepada mamak. Setelah itu mamak memeluk dan menciummu. Tapi sayangnya semua itu tidak terwujud. Seperti harapanmu, kakak juga ingin keluarga kita berkumpul seperti dulu lagi.

Adikku sayang,

Sebagai seorang kakak, kado terbesar yang bisa kakak berikan adalah doa. Memang, kado ini sama sekali tak berbentuk, tidak bisa dibawa-bawa, tidak bisa ditunjukkan kepada teman-temanmu, tidak bisa disimpan sebagai kenang-kenangan, tidak bisa difoto dan diposting di sosial media, sehingga tak bisa kau 'pamerkan' kepada teman-temanmu.

Tapi kakak percaya 'kado' doa dari orang-orang yang benar-benar sayang padamulah yang siap mengantarkanmu ke 'gerbang' itu. Yang selalu menjadi pagar pelindung dari marabahaya yang mengintaimu.

Rasanya baru kemarin kakak menggendongmu dan membawamu jalan-jalan dengan Astrea Grand berkeliling kampung. Rasanya baru kemarin kakak mencubit pipimu yang mulus, tapi hari ini kakak mendapati pipimu sudah ditumbuhi satu dua jerawat. Pertanda usiamu bukan lagi anak-anak. Rasanya baru kemarin kau lari ke sana ke mari, lompat sini lompat sana sebagai balita, tapi hari ini kau sudah tumbuh sangat besar. Begitu cepatnya kau tumbuh, Dek. Begitu cepatnya kau besar.

Adikku sayang,

Kakak hanya ingin kau tahu, betapa kakak sangat menyayangimu. Selalu berharap yang terbaik untukmu, selalu mengusahakan yang terbaik untukmu.

Ya, mungkin kakak belum menjadi kakak yang ideal seperti harapanmu, belum bisa memenuhi semua keinginan-keinginanmu, belum bisa mengabulkan semua permintaanmu, belum bisa menjadi 'teman' yang selalu ada untukmu, bukan teman yang asyik untuk mengobrol atau bercanda, yang sering memarahimu, ataupun sering bersikap cerewet. Kakak hanya ingin katakan, semua itu kakak lakukan untukmu juga. Mungkin sekarang kau belum memahaminya, tapi kakak yakin suatu saat kau akan paham.

Selamat ulang tahun adikku,

Tumbuhlah layaknya sebatang pohon yang rimbun. Tancapkan akarmu sedalam-dalamnya agar kau kokoh dalam situasi apapun. Jangan pernah takluk pada angin yang bertiup kencang, atau pada semilir yang melenakan.

Jadikan dirimu sebagai pribadi yang meneduhkan dan memberi kesejukan, juga sepasang tanganmu layaknya dahan yang siap merangkul siapapun untuk memberi kekuatan dan kedamaian.

Tumbuhlah, tumbuh, tumbuh....jangan pernah merasa cukup dalam mencari ilmu, berbaktilah dengan sebaik-baik bakti pada mamak, karena itu satu-satunya orang tua yang kita punya sekarang. Kasihilah saudara-saudaramu dengan sebaik-baik kasih yang kau punya.

Jadilah mata air bagi keluarga, yang sejuk saat disentuh, yang menenangkan saat dilihat, yang melepaskan dahaga saat diminum.

Ditulis dengan cinta yang paling dalam
Kakak

Senin, 26 September 2016

26 September




Happy birthday, My September


"rasa paling tinggi adalah ketika ia tak bisa lagi dituliskan menjadi kata-kata"

Masihkah Aku Bernyali?


"Jangan Menyerah!"

"Setiap kali Anda ingin menyerah pikirkan orang yang Anda cintai!"

***

Tiba-tiba saya terbayang wajah ibu. Terngiang kembali permintaannya yang segera ingin pulang ke rumah. Sembilan bulan terakhir ini ibu tinggal bersama nenek, ditambah tiga bulan sebelumnya di rumah sakit, sudah setahun lebih ibu meninggalkan rumah kami di Aceh Timur sana.

"Ibu ingin sekali bisa pulang lagi ke rumah, rumah itu dibangun ayahmu dulu dengan keringatnya, sayang kalau ditinggalkan begitu saja apalagi kalau dijual...." begitu selalu ibu berkata setiap kali kami punya kesempatan mengobrol banyak. Kemudian suaranya menggantung begitu saja. Saya belum berani memastikan kapan ibu bisa pulang ke rumah.

***

"Anda tahu kenapa orang berperang? Bukan karena mereka membenci yang di 'depan' sana, tetapi karena mereka sayang pada orang yang di 'belakang' sana."

Suara serak pria yang sedang berbicara di depan membuat lamunan saya buyar. Saya mengerjap-ngerjap, menghilangkan embun yang hampir menetes di pelupuk mata. Belakangan ini setiap kali memikirkan ibu saya mendadak jadi cengeng.

Pria bersuara serak itu namanya Pak Emil, lengkapnya Emil Pane. Saya pertama kali melihatnya di sebuah forum pada 2008 silam. Orangnya sangat energik dan antusias. Itu yang membuat saya tak serta merta melupakannya walau selama beberapa tahun terakhir ini kami tak pernah lagi bertemu. Sampai pada Senin malam, 20 September 2016 pekan lalu, seorang rekan mengajak saya menghadiri sebuah diskusi yang menghadirkan Pak Emil.

Kamis, 08 September 2016

Wisata Halal Aceh, Kita Tidak Mulai dari Nol


Apa itu wisata halal? Berbekal pertanyaan ini, saya tidak pikir dua kali saat ada undangan dari Kementerian Pariwisata untuk mengikuti acara "Optimalisasi Peningkatan Wisata Halal Melalui Media Sosial" yang dibuat Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara, di Hotel Oasis Banda Aceh, Selasa, 6 September 2016.

Belakangan, pertanyaan itu terus berkelindan di pikiran saya, seiring dengan semakin banyaknya pemberitaan terkait wisata halal atau halal tourism ini. Aceh kan sudah menerapkan syariat Islam, lalu apanya yang perlu 'dihalalkan' lagi? Itulah yang terbayang oleh saya, mungkin juga mewakili pikiran kawan-kawan di seantero jagat. :-D

Alhamdulillah, pertanyaan itu terjawab sudah. Adalah Mas Taufan Rahmadi, 'bidan' yang telah mengantarkan Lombok ke event Halal World Halal Travel Summit & Exhibition 2015 menjelaskannya dengan sangat terang benderang.

Kalau boleh saya simpulkan, wisata halal itu kira-kira memiliki arti; "suatu konsep wisata alternatif yang standar operasional prosedurnya dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang rahmatan lil'alamin. Kesejahteraan bagi seluruh alam. "Inilah yang menjadi the soul of-nya wisata halal," kata Mas Taufan.



@istimewa 


Jadi, kalau wisatawan berpelesir ke daerah yang sudah menerapkan konsep wisata halal ini, mereka tidak hanya bisa menikmati keindahan dan pesona suatu daerah saja, tetapi mereka juga akan mendapatkan pelayanan yang ramah, jujur, mendapatkan kenyamanan, dan keamanan. Jadi, 'halal' ini bukanlah untuk si tuan rumah, tapi untuk tamu kita nantinya.

Bagi wisatawan muslim, akan lebih mudah mendapatkan makanan halal, kamar mandi yang ramah muslim (yang ada airnya untuk bersuci), dan kemudahan tempat untuk salat. Jadi, jangan bayangkan bisa mendapatkan sex, drug atau alcohol ya.. :-D. Kata temen saya, sekarang sudah nggak jamannya lagi 'nyari' sex saat berwisata.

Bagaimana dengan Aceh? Tahun ini, beruntung Aceh ikut andil di Kompetisi Wisata Halal Nasional 2016. Itu artinya, ini menjadi momentum penting bagi Aceh untuk mempromosikan destinasi wisata andalannya untuk menarik kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya.

Kita bersyukur sebab Aceh jauh-jauh hari sudah menerapkan syariat Islam, jadi kita tidak mulai dari nol. Tempat salat misalnya, sangat mudah didapatkan di Aceh. Selain masjid dan meunasah yang mudah ditemui, warung kopi dan kafe yang ada di Aceh umumnya sudah menyediakan tempat salat.

Kalau soal makanan, dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, mencari makanan halal di Aceh bisa sambil 'memejamkan mata'. Jadi, hemat saya tak ada masalah dengan ini. Tapi, halal saja tidak cukup tentunya, kalau merujuk pada standar Islam, haruslah yang thayyibah juga. Halal dan sehat. Makanan halal tak hanya menjadi buruan kaum muslim saja, tapi juga dicari non muslim, karena mereka suka sesuatu yang higienis.

Tinggal dipoles di sana-sini, ditunjang dengan adat peumulia jame atau memuliakan tamu, Aceh tak perlu ragu menuju andalan destinasi wisata halal di Indonesia.

Jangan lupa dukung Aceh di Kompetisi Wisata Halal Nasional 2016. Berikan hak suaramu melalui link ini:  http://bit.ly/voteaceh atau halaltourism.id.[]

Senin, 29 Agustus 2016

Success Story; Setelah Papa Mengantarkan Receh untuk Biaya Kuliahku

Pak Andri@GoldenLifeInstitute GLI

Diiringi tepuk tangan dan hentakan musik, seorang pria berwajah oriental naik ke panggung.  Senyumnya lepas. Memperlihatkan kegembiraan hatinya yang kentara. Penampilannya kasual dengan setelan jas hitam dipadu celana jeans warna senada. Apalagi dengan postur tubuh yang ideal. Huh... tapi nggak bikin gagal fokus kok :-D

Sedetik kemudian, microphone yang dipegang oleh MC berpindah tangan. Sang MC -seorang ibu cantik berbaju merah muda- lantas turun panggung dengan anggun. Senyumnya tak kalah semringah. Sesaat sebelumnya ia baru saja memperkenalkan dengan lantang mengenai pria di atas panggung itu.

Andri Kristian Subur. Begitu MC menyebut namanya. Ayah dua putra yang juga seorang pengusaha asal Bandung. Pria ini punya latar belakang yang cukup unik, beruntung, saya sudah dapat bocorannya sejak tiga pekan lalu. 

Saking penasarannya, tak masalah harus membayar Rp 65 ribu agar bisa mengikuti seminar Pak Andri di Hotel Grand Permata Hati, Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh pada Sabtu siang, 27 Agustus 2016.  No free lunch bukan? Lagipula, saya juga penasaran pada hotel yang tadinya merupakan rumah sakit ini. Tanpa berganti nama, rumah sakit ini bersolek menjadi hotel yang keren. 

Setelah warming up sedikit, Pak Andri mulai ketuk-ketuk microphoneIt's mean acara yang sesungguhnya akan segera dimulai. Sesuai topik, Pak Andri akan membahas tentang gimana caranya kita membangun bisnis sendiri. Tepatnya bisnis yang long term, bukan yang cuma bisnis yang setahun dua tahun. Kebetulan, akhir-akhir ini saya kepikiran terus ingin punya usaha sendiri. Tapi usaha apa? Makanya saya putuskan untuk hadir di sana, siapa tahu dapat ide jitu.

Pak Andri mengawali ceritanya (baca; materi) dengan flashback ke masa lalunya. Alkisah beliau ini dulunya berasal dari keluarga yang berada. Orang tuanya pengusaha sukses. Bayangkan saja, waktu SMP ke sekolah diantar pakai Mercy keluaran terbaru tahun itu (beliau nggak nyebutin tahun berapa, tapi prediksi saya sebelum tahun 90-an). Keren banget kan guys? Orang tuanya punya puluhan truk untuk menjalankan usahanya, dan punya beberapa rumah sekaligus.

Tapi, yang namanya hidup seperti pepatah bilang roda selalu berputar, kadang di atas kadang di bawah. Nah, begitu juga yang dialami oleh orang tuanya Pak Andri. Usaha mereka bangkrut, truk yang banyak itu terpaksa dijual, begitu juga rumah-rumah mereka. Singkatnya semua aset udah nggak ada lagi. Sementara mereka harus bayar cicilan bank yang nggak sedikit. Sampai di sini saya tercenung, kok nasibnya sama amat ama saya hikz....

"Puncaknya pas saya SMA, eh bukan puncak, tapi jurang ya... karena lagi jatuh sedalam-dalamnya,kata Pak Andri dengan gaya jenaka. 

Selera humor Pak Andri cukup baik menurut saya. Ah, bukan, tepatnya ia seorang komunikator yang andal. Materi-materi yang terkesan berat dan rumit berhasil disampaikan dengan gaya kocak dan jenaka, sehingga, walaupun seminarnya setelah siang sama sekali nggak bikin ngantuk. Apalagi sesekali diselingi dengan recognize, jadinya nggak bosan. Saya merasakan aura yang positif menyebar di seluruh ruangan. 

Back to Pak Andri. Kondisi keuangan orang tuanya terus memburuk hingga ia masuk perguruan tinggi. Sebenarnya, kata Pak Andri, kekurangan uang tidaklah terlalu bikin menderita. Yang paling sakit adalah ketika melihat orang tuanya yang bahkan untuk tersenyum pun tidak bisa lagi. Hilang sudah keceriaan di wajah mereka. Lagi-lagi saya membatin, duh... kok sama ya seperti yang saya alami...

Kalau pulang ke rumah selalu dengan wajah kusut, capek, baju lusuh. "Kadang sampai rumah sudah tengah malam, kecapekan langsung tertidur di sofa. Itu di tangannya ada tiket udah lecek, bayangkan, papa saya yang tadinya ke mana-mana naik mobil pribadi sekarang naik metro mini." 
Suatu ketika Pak Andri harus bayar uang kuliah sebelum ujian. Seminggu sebelumnya ia sudah 'lapor' pada si papa. Ia menunggu, sehari, dua hari, belum ada 'sinyal' dari papa.  Di hari ketiga ia memberanikan diri untuk menanyakan, dengan enteng papanya jawab 'iya'. (Begitulah orang tua pada anak, pantang rasanya bilang tidak). 

Menunggu lagi, hari keempat, kelima...

"Kapan terakhir bayar SPP?" tanya papanya di hari H.

"Hari ini, Pa."

"Oh ya sudah... nanti papa anterin ke kampus."

"Bapak ibu Anda tahu apa yang terjadi? Itu di hari H papa saya datang ke kampus bawa uang untuk bayar SPP saya banyak sekali, banyak maksudnya karena uang yang dia bawa itu recehan, jumlahnya waktu itu lima ratus ribuan, tapi karena ada uang seribuan, uang seratusan jadinya kan banyak sekali..." sampai di sini suara Pak Andri menjadi sendu. 

Air mata saya mengambang. Apa yang ia sampaikan begitu merasuk hati. Wajah ibu saya tiba-tiba hadir di depan mata.

"Setelah uangnya saya terima papa saya pamit pulang, saya ikuti, saya ikuti sampai papa saya nggak kelihatan lagi. Papa saya ke kampus naik vespa butut, beliau diboncengin orang karena papa saya nggak bisa bawa motor. Hati saya hancur. Waktu itu saya bertekad dalam hati, mendingan saya nggak kuliah deh daripada harus memberatkan orang tua saya."

Mirisnya lagi uang-uang itu hasil utang sana-sini. Sejak saat itu Pak Andri mulai memanfaatkan peluang apa saja agar bisa menghasilkan uang sendiri. Ia  bahkan pernah menjadi pedagang sepatu dengan upah yang sangat sedikit. Menawarkan sepatu dari satu toko ke toko lainnya. Sampai akhirnya ia berhasil membangun bisnis retailnya sendiri. 

Ia sudah melalui jalan yang sangat panjang, banyak kelokan, melihat banyak fatamorgana, mengalami banyak penolakan, tantangan, tapi satu hal yang membuatnya terus bertahan. Ketika jatuh ia bangun lagi, jatuh, bangun, jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi! No short cut!

"Cita-cita saya cuma satu, saya ingin membahagiakan orang tua saya. Saya tidak tega melihat papa saya dikejar-kejar hutang, ditunjuk-tunjuk orang di mukanya dan papa saya nggak bisa berbuat apa-apa padahal beliau itu jago hampir semua cabang bela diri," katanya dengan intonasi suara yang melambat.

Waktu dua jam rasanya terlalu singkat untuk mendengarkan cerita Pak Andri. Dan apa yang saya tuliskan di sini tidaklah menggambarkan kenyataan (seminar) yang sebenarnya. Saya bersyukur bisa mendengar cerita sukses dari orang yang sudah sukses. Jadi kalau ilmunya diterapin sudah teruji duluan. Setidaknya pulang dari seminar ini saya membawa pulang satu harapan; bisa mengembalikan senyum ibu.

Banyak hal yang saya dapatkan, semangat, motivasi, inspirasi, dan yang paling penting adalah tentang keputusan. Keputusan untuk bergerak! Karena, kata Pak Andri sukses itu adalah pergerakan.[]

Sabtu, 27 Agustus 2016

Lembang, Dataran Tinggi Nan Sejuk yang Bikin Kangen

Kebun bunga Begonia Lembang @pariwisatabandung.info

"Dingin, seger, hijau, strawberrynya, makanannya enak, sate kelinci, hmmm..."

Itulah jawaban teman saat saya menanyakan apa kesannya yang pernah menginjakkan kaki di Lembang. Jawaban yang singkat, padat, namun sangat jelas.

Sekalipun tanpa bermaksud promosi, penjelasannya tentang Lembang cukup membuat saya penasaran pada salah satu dataran tinggi berhawa sejuk yang terkenal di Indonesia itu.

Seiring dengan naiknya pamor Kota Bandung, nama Lembang juga ikut naik daun. Pasalnya kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat ini memiliki pemandangan alam yang eksotis. Sangat cocok dijadikan tujuan utama wisata bersama keluarga, pacar ataupun sahabat.

Jika Anda sering mendengar nama Gunung Tangkuban Perahu, itulah puncak tertinggi di Lembang yang mencapai 2.084 meter di atas permukaan laut. Tak heran kalau suhu di Lembang sangat sejuk, berkisar antara 17-27 derajat celcius. Tak bisa dipungkiri, keindahan kawah Tangkuban Perahu dengan legenda Dayang Sumbi dan Sangkuriang itu telah lama menjadi magnet wisatawan ke Lembang.

Di sini pula terletak Observatorium Bosscha, tempat pengamatan bintang di Indonesia yang menjadi salah satu tujuan wisata edukasi di Bandung. Tempat ini dibangun Perhimpunan Bintang Hindia Belanda pada 1923 dan selesai pada 1928. Bagi yang tergila-gila pada bunga, Lembang juga punya sejumlah kebun bunga yang bakal membuat Anda tak berhenti berdecak kagum. Di antaranya Kebun Begonia Lembang di Jalan Maribaya yang identik dengan bunga Begonia Bali, yaitu bunga tropis yang berbunga sepanjang tahun.

Selain yang disebutkan di atas, Lembang yang terdapat banyak hutan pinus dan area kebun teh ini memiliki sejumlah lokasi wisata andalah lainnya. Sebut saja Air Terjun Maribaya atau Curug Maribaya. Tempat yang terdapat sumber air panasnya itu kini lebih dikenal dengan nama Maribaya Natural Hot Spring Resort.

Setelah cukup lama ditutup untuk pengunjung, lokasi wisata ini dibuka kembali di pertengahan 2015. Dari sini wisatawan bisa terhubung ke Dago Pakar dengan menyusuri sungai dan hutan. Hmm… cocok bagi Anda yang ingin melatih stamina fisik.

Maribaya, dengan luas sekitar 6 Ha masih diselimuti hutan yang asri, pohon-pohon besar masih mudah ditemui di daerah sini. Fasilitas di sini terbilang lengkap, mulai dari kolam rendam air panas, kolam rendam kaki air panas, kolam pancing, kolam tangkap ikan, food court, yoga hill, area bermain anak hingga sky bridge di area Bale Pinton.

Bagi yang ingin uji nyali dan melatih kekompakan, bisa menjajal arena outbond di alam terbuka, pegunungan, hutan lindung maupun pedesaan.  Ada beberapa tempat yang bisa dijadikan pilihan outbond di Lembang. 

Misalnya Grafika Cikole yang terbilang cukup lengkap yang menghadirkan lokasi penginapan di tengah hutan pinus, juga restauran yang berada di jalur utama menuju Tangkuban Perahu. Beberapa permainan yang bisa dijajal di Grafika Cikole ini adalah flying fox, paintball, jaring laba-laba, jembatan burma, jembatan elvis, jembatan tali dua, turun tebing, motor TV dan yang paling seru adalah rumah pohon.

Ada juga Pine Forest Camp, terletak di timur Lembang yang menjadi area camping ekslusif yang sering menjadi lokasi untuk family gathering, outbond training, dan high rope course. Flying fox dan paintball juga tersedia di sini. Selain itu ada juga Cikole Jayagiri Resort, Ciwangun Indah Camp dan Jendela Alam.

Floating Market


Saat seseorang menyebut floating market atau pasar terapung, yang terlintas di benak barangkali sekumpulan pedagang yang memenuhi sungai-sungai di Kalimantan sana. Itu memang benar. Tapi di Lembang juga ada pasar terapung yang pastinya akan memberikan sensasi berbeda piknik Anda bersama keluarga. 

Pasar terapung ini ada di Jalan Grand Hotel No. 33 E Lembang, tidak begitu jauh dari Pasar Lembang. Dibuka setiap hari dengan waktu yang berbeda-beda. Pada hari Senin hingga Kamis, dibuka mulai pukul sembilan pagi dan tutup pukul lima sore. Sedangkan pada Jumat-Sabtu buka pukul sembilan dan tutup hingga pukul delapan malam. Khusus di hari Minggu, buka lebih awal sejak pukul delapan dan ditutup pada pukul sembilan malam.

Untuk masuk ke lokasi pasar terapug ini pengunjung membayar tiket Rp 15 ribu perorang. Bagi yang membawa kendaraan roda empat, plus uang parkir Rp 5 ribu. Serunya, tiket ini nanti bisa ditukar dengan minuman seperti kopi, cokelat panas atau lemon yang ada di pintu masuk. Hm... asyik bukan?

Floating Market Lembang @anekatempatwisata.com


Di pasar terapung ini Anda juga bisa memuaskan hasrat selera makan Anda. Ada ragam kuliner khas Lembang yang bisa Anda buru dan icipi. Misalnya aneka kuliner ikan, aneka olahan mie, rujak, sate atau ketan bakar khas Lembang. 

Jaraknya yang tak begitu jauh dari Kota Bandung menjadikan akses ke Lembang terbilang mudah. Selain sarana transportasi yang mudah, di Lembang juga tersedia banyak penginapan yang bisa disesuaikan dengan kantong. Seperti saya, Anda bisa minta rekomendasi teman atau relasi mengenai hotel di Lembang yang nyaman untuk menginap.

Atau, Anda tinggal cari informasinya di website Traveloka yang menyediakan pilihan berbagai penginapan/hotel yang sesuai keinginan. Lewat Traveloka Anda bisa mendapatkan informasi tentang hotel di Lembang atau penginapan yang sedang promo dengan cepat. 

Oh ya, Lembang ini juga menjadi lokasi beberapa pusat pendidikan lho. Yaitu Sekolah Staff dan Komando Angkatan Udara (SESKO AU), Sekolah Staff dan Pimpinan POLRI (SESPIM POLRI), Pusat Pendidikan Ajudan Jendral atau Pusdikajen dan Pusat Pendidikan Korps Wanita TNI AD alias Pusdik Kowad. 

Dengan banyaknya lokasi wisata menarik ditambah letak geografis dan iklimnya yang sejuk, menjadikan Lembang banyak dikunjungi wisatawan setiap tahunnya. Bahkan mereka yang sudah pernah datang ingin kembali lagi ke sana. Seperti kata teman saya di akhir obrolan singkat kami; Lembang bikin kangen![]

Selasa, 23 Agustus 2016

Fan; Tentang Kegilaan Seorang Penggemar

youtube

MENGHABISKAN dua jam untuk menonton Fan kukira bukan penyesalan. Fan menawarkan suguhan berbeda dari sebuah film Bollywood yang lazimnya bertemakan asmara. Sama sekali tak ada bumbu-bumbu hubungan percintaan antara pria dengan seorang perempuan dalam film ini.

Fan berkisah tentang seorang pemuda bernama Gaurav (diperankan oleh Shahrukh Khan), yang menjadi penggemar berat seorang megabintang bernama Aryan Khanna (juga diperankan oleh Shahrukh Khan).

Gaurav melakukan semua hal yang lazimnya dilakukan para fan di dunia ini. Mengoleksi ratusan bahkan ribuan foto-foto idolanya, meniru gayanya, menghafal dialog-dialog tertentu dalam filmnya. Ia mendedikasikan seluruh hidupnya hanya untuk sang idola. Ia juga menyebut dirinya sebagai Aryan Khanna Junior.

Jelang ulang tahun Aryan, Gaurav berangkat ke Mumbai. Ia berniat memberikan tropi kemenangannya di kontes Super Star dan manisan titipan ibunya. Pertemuan yang sudah diidam-idamkan selama 25 tahun hidupnya. Ia naik kereta api sebagai penumpang gelap karena ingin mengikuti 'jejak' Aryan di masa lalu. Bahkan ia menginap di Delite Hotel, kamar 205, hanya untuk bernostalgia dengan masa lalu sang idolanya.

Sebagai seorang penggemar fanatik keinginan Gaurav sebenarnya sederhana saja; sapaan hangat, jabatan erat dan tanda tangan Aryan. Tapi kenyataannya tidak begitu, ia tak ada bedanya dengan ribuan penggemar Aryan yang lain.

Yang ia dapatkan justru perlakuan buruk. Aryan memenjarakannya karena suatu kesalahan yang diperbuatnya hanya untuk mencuri perhatian idolanya. Polisi bayaran Aryan menggebukinya hingga babak belur. Di luar rencana, mereka harus bertemu di penjara.

Gaurav -yang belum mengetahui perbuatan Aryan padanya- girang bukan kepalang. Sambil menahan sakit ia terus berbicara banyak hal tentang Aryan. Menunjukkan antusiasmenya yang berapi-api. Tapi yang didapatnya justru sebaliknya, sikap Aryan yang dingin. Tanpa merasa bersalah Aryan malah mengatakan dialah yang telah menyuruh polisi menangkap Gaurav dan memenjarakannya.

Kaget dan kecewa. Dua hal yang tak dapat disembunyikan Gaurav. Ia tak menyangka, sekaligus tak terima dengan perlakuan itu. Sambil menahan sakit Gaurav mencoba mengingatkan Aryan pada kalimat yang pernah diucapkan si superstar di depan kamera; tanpa mereka semua aku bukanlah apa-apa.

Tak menyerah, Gaurav terus memohon agar 'senior' memberinya waktu sedikit saja. Hanya lima menit. Tapi dengan ketus Aryan malah menjawab; mengapa aku harus memberikan hidupku lima menit untukmu, bahkan lima detik pun tidak!

Kamar Gaurav dipenuhi foto Aryan Khanna


Gaurav yang awalnya sangat mengelu-elukan Aryan balik membencinya. Berkat kemiripan wajah mereka, ia menyusun rencana jahat. Karena putus asa, Gaurav lantas menjual toko warnetnya dan pergi ke London.

Di Museum Madame Tussaud ia datang dan menyamar sebagai Aryan Khanna. Penampilannya berhasil mengecoh pengunjung. Sesuai rencana, terjadilah keonaran dan keriuhan besar. Dan ia berhasil kabur dengan manis dari kejaran petugas.

Aryan Khanna, yang saat itu sedang berada di London sebelum penerbangannya ke Drubovnik, Kroasia tak bisa mengelak dari sasaran polisi. Ia ditahan dan diinterogasi, kemudian dilepaskan karena tak ada bukti kuat. Dalam pesawat pribadinya menuju Druvonik, Aryan menerima telepon dari Gaurav. Si Junior ingin agar ia meminta maaf. Tapi dengan sombongnya Aryan malah ingin 'menunjukkan' siapa dirinya.

Di Drubovnik, pertarungan antara junior dan senior semakin seru. Penyamaran Gaurav yang sempurna menghasilkan keributan besar di sebuah pesta pernikahan. Dampaknya konser Aryan di kota itu diboikot. Para sponsor menarik diri. Tak ada satu penonton pun yang hadir.

Aksi terakhir Gaurav adalah masuk ke rumah Aryan dengan mudah setelah berhasil mengelabui istrinya. Pemuda itu masuk ke ruang kerja Aryan dan mengacak-acak isinya. Lalu meletakkan piala kemenangannya di kontes Super Star yang gagal diberikan sebagai hadiah ulang tahun Aryan.

Fan merupakan film thriller India yang dirilis pada April 2016 lalu. Pesan dari film ini menurutku dapet banget. Apalah arti seorang superstar tanpa penggemar? Apa artinya seorang aktor, aktris, penyanyi dan selebritas lainnya tanpa penggemar. Siapa yang akan memuja-muja mereka? Siapa yang akan mengelu-elukan mereka? Siapa yang akan meneriakkan nama mereka di pentas-pentas, di konser-konser, di setiap pertunjukan? Siapa yang akan mengapresiasi karya-karya mereka? Siapa yang akan merecoki mereka dan mengejar-ngejar mereka hanya untuk meminta tanda tangannya? Nggak ada!

Para selebritas bukanlah selebritas tanpa adanya penggemar. Mereka menjadi berarti dan penting karena ada fan. Penggemar. Seperti kata si Gaurav; Gaurav lah yang menciptakan Aryan!

Tapi popularitas terkadang membuat si seleb ini lupa diri dan sombong. Mereka menjadi acuh dan hanya sibuk memikirkan dirinya sendiri. Bahkan tak peduli pasa nasib para fan yang rela melakukan apa saja, termasuk rela mati demi sang idola. Persis seperti yang dilakukan Gaurav.

Selain alurnya, yang membuat film ini menarik tentu saja acting Shahrukh Khan yang sudah enggak diragukan lagi. Peran ganda aktor berlesung pipi ini membuat penonton (aku) benar-benar terkecoh. Greg Cannom berhasil mengubah Shahrukh Khan menjadi dua wajah yang berbeda.

Gaurav yang lugu, culun, polos, tapi bisa menjadi sangat ambisius kalau sudah menyangkut idolanya. Penyamaran-penyamarannya yang keren, dan gayanya yang konyol sangat menghibur. Gaurav mengingatkan kita pada 'kegilaan-kegilaan' yang dilakukan para fan sebenarnya dalam menunjukkan kefanatikan mereka pada artis pujaan.

Sementara Aryan Khanna adalah gambaran sosok superstar yang tampan, kaya dan terkenal. Kata-katanya adalah 'titah' bagi banyak orang. Di balik senyum manisnya di atas panggung ternyata menyimpan kesinisan dan keegoisan. 'Keakuan' yang sering ditunjukkan para selebritas tanpa pernah merasa bersalah.

Acting double role Shahrukh Khan dalam film ini patut diacungi jempol. Pokoknya recomended deh![]

Senin, 15 Agustus 2016

Perempuan yang Datang Menemuiku

ilustrasi

"Aku ingin kita selalu bersama."

Suaramu begitu lirih. Nyaris kalah ditelan angin pantai yang menderu-deru. Lalu kau menyentuh tangan kiriku dengan tangan kananmu, dan menggenggamnya dengan sangat erat. "Kita akan selalu seperti ini," bisikmu di telingaku.

***

Aku masih ingat dengan jelas apa yang kau katakan dan apa yang kau bisiki di telingaku ketika itu. Saat kuingat-ingat ternyata itu sudah lama sekali, sudah belasan tahun. Tapi aku masih bisa merasakan hangat nafasmu yang menempel di telingaku sore itu. Darah yang tiba-tiba berdesir dan memacu adrenalin.

Aku bahkan belum lupa pada senja yang bergerak turun meningkahi kepergian kita. Saat inipun, aku masih bisa merasakan kuatnya cengkeramanmu yang berhasil membuatku meringis. "Rupanya Xena mewarisi kekuatannya padamu," candaku saat itu.

"Kenapa kau ingin agar kita selalu bersama?"

"Karena kamu adalah sajak-sajakku. Aku ingin terus membacanya."

"Seruni, kau memulai lagi."

Bibirmu menarik segaris horizontal. Tak menjelaskan apa-apa. Seperti biasa, aku akan sabar menunggu penjelasanmu yang terputus-putus. Terus terang, bahasa-bahasamu terkadang tidak kumengerti.

Terlalu sulit untuk dipahami oleh seorang pria yang sehari-hari bekerja dengan benda-benda semacam pipa dan sejenisnya. Tapi kau adalah kekasih yang hebat, mampu membuatku candu pada sajak-sajakmu yang kau sebut sebagai 'surat cinta'.

"Seruni... kau masih diam, atau memang tak mau menjelaskan?"

"Aku sudah sering mengatakannya."

"Tapi aku ingin mendengarnya lagi, lagi, dan lagi."

"Karena kamu adalah sajak-sajakku. Aku ingin terus membacanya."

Aku menyerah. Tak ada gunanya mendesakmu atau memaksamu.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Rindu Tak Terucap




~Jika hati berdegub kencang di malam selarut ini, percayalah, kita sedang saling merindui. Sudah kukatakan, rindu sebenar-benar rindu adalah rindu yang tak terucap~

Petang kemarin aku membaui aroma tubuhmu. Menarikku begitu dekat dan lekat, hingga bibir ini menempel bak dua kutub magnet saling bertemu. Bukan di bibirmu tentu saja, tetapi di bibir cangkir berisi bermili-mili minuman yang disebut kopi.

Setelah berpantang sekian lama, akhirnya aku takluk. 

Kopi dalam cangkir itu adalah kamu yang menjelma dalam wujud yang lain. Padamu aku selalu takluk bukan? 

Secangkir kopi dan sepotong senja sore kemarin mencapai klimaksnya malam ini. Saat angin dan hujan saling berkolaborasi memainkan harmoni. Lagi-lagi kau hadir dalam sekerat rintik hujan. Berdentang-denting mengirimkan suara ke gendang telingaku. Kenangan demi kenangan berloncatan dari alam ingat.

Dan, selain kopi, hanya kau yang bisa membuatku menjadi insomnia bukan?

Inilah jawaban dari kemarau berbulan-bulan, seperti perantau yang menemui jalan untuk pulang. Maka rindu berebut ingin berunjuk rasa. Protes! 

Kukatakan pada rindu, karena ia telah membuatku dewasa, maka rinduilah dia dengan cara yang tak biasa.[]

Selasa, 19 Juli 2016

Dialog Ihan dan John; Di Secangkir Kopi Beku Itu Akan Melumer

ilustrasi

"Aku tidak pernah membenci angin, hanya karena dia bisa 
menerbangkan daun-daun "
~Ihan Sunrise ~




Ihan Sunrisebang John Kapoor Irani apa kabarmu?

John Kapoor Irani: Kabarku baik, namun angin selalu menghapus kabarmu

Ihan Sunrise: angin menghempas kita ke arah yang berlawanan, ada saat di mana kita tak kuasa menepis pusarannya

John Kapoor Irani: Hmmm...sebenarnya aku meragukan angin, krn pusaran itu kita sendiri yg menciptakannya ? Ceritamu bulan ceritaku bintang, padahal kita mendiami malam yg sama.Ceritamu bulan ceritaku bintang, padahal kita mendiami malam yg sama.Tak tau malunya kita Ihan Sunrise

Ihan Sunrise: John Kapoor Irani hmmm harus kujawab apa? bahkan saat kita bernaung pada langit yang sama kita harus rela untuk selalu berjeda, sebab kau malam dan aku siang. Hey...aku tak rela ada jeda,Hey...aku tak rela ada jeda,

 John Kapoor Irani Nah itu, seperti isyaratmu..aku tak tau malu seperti bulan, yang memainkan malam tanpa alasan. haruskah seperti kokok pagi? Layaknya mentari yang jadi penerang...

Ihan Sunrise: John Kapoor Irani aku ingin mendobrak pagar yang selama ini membekap kita, sungguh, aku rindu pada nyanyian murai di pagi hari yang lahir dari rahim pita suaramu, mungkin, di secangkir kopi pagi beku itu akan melumer dalam sebuah perjamuan

John Kapoor Irani Setuju..bukankah kopi tanpa cinta terasa hambar dan tak berwarna, seperti itu juga hari hari tanpa kata akan mengisyaratkan dusta.. Baiklah, tunggu suaraku sebelum jamuan berlalu..kukabari esok dimana kita bisa bertemu 

Ihan Sunrise John Kapoor Irani baiklah, aku akan menunggu dan selalu akan, seperti malam yang resah menunggu pagi datang, tetapi tetap menunggu di pagi berikutnya



Senin, 18 Juli 2016

11 Kutipan Tentang Cinta & Rasa


red rose @pixabay

Jangan pernah merasa terpuruk, meski di saat kau merindukan butir-butir embun di pagi hari, yang kau dapatkan justru uap dari air mendidih
~Juni 2016_15:52 PM~

Jangan pernah bertanya tentang siapa di antara kita yang pertama kali jatuh cinta 
~11 Juni 2016~

Jika akhirnya kita bertemu itu bukanlah kebetulan, tetapi karena Tuhan memang menginginkan kita bertemu 
~12 Juni 2016~

Semua tentangmu telah kularung dalam air yang deras, kecuali sepotong syair yang terus terngiang di telingaku 
~13 Juni 2016 _ 11:31 PM~ 

Pagi mungkin saja mengingatkanku padamu, tetapi pada mentari kupercayakan untuk menghapus segala teriakan bisu 
~14 Juni 2016_09:01 AM~

Rinai hujan ini mengingatkanku pada pertemuan rahasia kita yang melewati lorong-lorong sembunyi, suatu kali, kita pernah sama-sama memunguti perasaan yang berlompatan di banyak situasi 
~14 Juni 2016_18:00 PM~ 

Kau hanyalah angin, terkadang datang untuk memberi lena, tapi lebih sering datang sebagai puting beliung, menghancurkan seluruh perasaan dan emosi 
~15 Juni 2016_14:36 PM~ 


Pada akhirnya kita tetap harus memutuskan, kembali atau tidak sama sekali 

~16 Juni_12:10 PM~ 

Berhentilah menggenggam jika pada akhirnya hanya untuk melepaskan 
~16 Juni_ 18:00 PM~

Hanya hujan yang bercampur kenangan yang membuat kita kadang kala harus mengingat masa lalu 
~17 Juni _11:00 AM~

Ketika airmatamu jatuh bersamaan dengan jatuhnya rintik hujan di langit, itu artinya kau hanya perlu bercerita pada semesta dan pemiliknya. Bukan pada siapa yang ada di dekatmu, yang bahkan hingga kau pergi dia tak tahu karena apa airmatamu luruh. 
 ~15 Juli _11:59 PM~ 

Pagi yang membingungkan, sebab aku terbangun dengan memikirkanmu, dan aku resah setelahnya, haruskah kau kupikirkan? 
~16 Juli_09:41 AM~

Sabtu, 16 Juli 2016

Ujung Pertemuan

ilustrasi

"Ketika air matamu jatuh bersamaan dengan jatuhnya rintik hujan di langit, itu artinya kau hanya perlu bercerita pada semesta dan pemiliknya, bukan pada siapa yang ada di dekatmu, yang bahkan hingga kau pergi dia tak tahu karena apa air matamu luruh"

Ada yang tak pernah menipu, yaitu malam dengan gelapnya. Dan siang dengan terangnya.

Aku hanya ingin mengatakan tentang ujung dari sebuah pertemuan. Entah itu pertemuan semalam atau pertemuan bertahun-tahun silam. Sebuah pertemuan bukankah selalu berujung pada perpisahan? Dan perpisahan, bukankan itu awal untuk sebuah pertemuan yang baru?

Ya, sebuah pertemuan baru yang selalu dipersiapkan untuk kisah yang baru pula.

Aku selalu ingat, bahwa ujung dari sebuah pertemuan adalah jeda. Memberi kesempatan bagi jiwa untuk bergemuruh sekeras-kerasnya. Ujung pertemuan selalu menyisakan sesuatu yang tak tuntas. Dan aku tak pernah lupa, pada apa yang bergerak perlahan hingga akhirnya melesat mengikuti angin, ada kisah yang tercabik di sepanjang jalur yang ditinggalkan.[]




Kamis, 14 Juli 2016

Arloji Takdir

ilustrasi @pixabay

"Kapan kau datang ke kotaku, aku ingin bicara denganmu," tanyaku di suatu sore, melalui email.

"Akhir Ramadan atau lebaran," jawabmu singkat.

"Baiklah, aku menunggumu," balasku kemudian.

***

Petang ini, ketika aku sedang berada di salah satu ruangan di rumah sakit terbesar di kota ini, aku kembali teringat padamu. Tepatnya pada percakapan singkat kita dua bulan lalu. Aku teringat karena Ramadan telah berakhir, pun Idul Fitri. Tetapi pertemuan yang kita bicarakan itu tak pernah terjadi.

Aku teringat, karena di rumah sakit inilah kita terakhir kali bertemu. Setahun yang lalu. Tepat di hari ulang tahunmu setelah hari raya qurban. Aku belum lupa saat melihatmu muncul di koridor rumah sakit, juga senyum yang kau lemparkan saat mata kita saling bersitatap untuk yang pertama kalinya. Mata yang memancarkan kerinduan. Aku juga masih ingat lirih suaramu ketika berbicara padaku.

Rasanya aku tidak percaya, pertemuan terakhir kita berlangsung setelah hari ulang tahunmu. Setelah aku mengirimkanmu sepotong kalimat penuh doa. Kemudian takdir kita berhenti setelah hari ulang tahunku. Setelah kau mengirimkanku sepotong ucapan yang sangat manis.

Rabu, 06 Juli 2016

Merindukan Maaf di Hari Nan Fitri

Adalah hari ketika daun-daun merindukan hujan untuk membersihkan diri dari debu yang menggumpal.

Hari di mana benih-benih bersiap menjadi kecambah untuk tumbuh menjadi pohon yang baru.

Hari di mana ranting-ranting bersuka cita menyambut tunas-tunas yang baru.

Pun aku, 

Merindukan maaf untuk menghapus dosa-dosa yang berjelaga.

Merindukan maaf untuk khilaf-khilaf tak terduga

Merindukan maaf untuk prasangka-prasangka tak terkira

Akulah daun, benih, dan ranting itu....

Dan dimaafkan adalah hujan yang dirindukan, paling dinanti

Mohon maaf lahir dan batin

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H


with love
Ihan



Kamis, 30 Juni 2016

Akhir Kisah Bulan Juni

ilustrasi @flipsnack.com

PADA akhirnya aku ada hanya untuk mengantarkan kepergian Juni. Tahun ini, semua pertanda itu telah terlihat sejak Maret hadir. Maret, yang seharusnya menjadi awal dari musim panas justru takluk pada mendung yang muram. Mentari hanya bisa kusaksikan di antara awan yang menggumpal dan butir hujan yang menumpuk.

Di bulan April, aku melewatkan kuning-kuning bunga angsana yang mekar begitu saja. Aku tak ingat menyesap wanginya yang abstrak. Aku bahkan tak memahami ketika bunga-bunganya yang kuning lebat itu berguguran satu persatu. Dan daun-daunnya kembali memuda lagi rimbun. Bukankah semua itu pertanda?

Di bulan Mei, kita sempat berbasa-basi sebentar. Saat mentari belum sempurna terbit ketika itu. Di antara kelopak mata yang masih enggan mengembang. Ya, basa-basi yang ternyata hanya mengantarkanku pada Juni yang kaku lagi beku.

Di bulan Juni, aku sadar bahwa semua ini telah begitu renta. Anggaplah ia sebatang pohon, pernah begitu rindangnya, pernah begitu hijaunya, lalu tiba-tiba menjadi kering dan mati di hadapan kita. Aku ingin sekali bertanya, begitukah kita memperlakukan Juni?

Kamis, 23 Juni 2016

Cara Pindah dari Blogspot.com ke Domain Pribadi


Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga 'pindah rumah' dari ihansunrise.blogspot.com ke ihansunrise.com. Rasanya.... sangat senang sekali pastinya.

Begitu alamat ihansunrise.com muncul di tab browser, saya langsung terlonjak girang. Langsung ngasih tau temen yang duduk di samping. Langsung wa seorang webdev yang selama ini sering saya tanyain ini itu. Dan response dia cuma kasi tanda jempol doang. Huff.... Berikutnya adalah kirim pesan ke grup Gam Inong Bloger di wa.

Postingan ini anggap saja sebagai 'syukuran' atas rumah baru tersebut. Saya tulis hanya beberapa puluh menit setelah alamat dengan domain pribadi tersebut bisa diakses. Sebelumnya, mungkin perlu sedikit saya ceritakan mengapa baru beralih ke domain pribadi setelah 10 tahun lebih ngeblog. Alasanya ya karena saya baru maunya sekarang :-D

Sekian tahun berkecimpung (bekerja) di media online, tentunya sedikit banyak saya tahu apa kelebihan jika pakai domain pribadi. Tapi saya ini agak sedikit aneh, kalau hati belum bilang 'yuk', sekuat apapun orang-orang di sekitar ngomporin, teteh bersikukuh pada pendirian. Pertimbangan lain adalah ingin menunjukkan bahwa saya 'serius' ngeblog kepada teman-teman di GIB. Padahal, udah 10 tahun lebih, apa masih kurang serius?

Jadi ceritanya, saya beli domain ini kemarin siang di rumahweb.com. Berdasarkan saran dari webdev tadi yang supercool kayak es di kutub. Baca-baca di blog juga banyak yang sarankan di rumahweb.com, tapi yang pasti karena perusahaan tempat saya kerja juga pelanggan rumahweb.com siihhh.

Setelah order saya bayar beberapa jam kemudian via atm, selanjutnya konfirmasi pembayaran melalui sms. Tak lama kemudian ada tiga email notifikasi dari rumahweb.com yang memberitahukan kalau domain saya sudah aktif. Waktu itu saya lagi di bengkel, sembari nunggu motor selesai diservice, saya pun buka-buka clientzone yang memang diberikan khusus oleh rumahweb.com untuk kita atur domain yang udah kita beli tadi.

Maklumlah, karena pemula dan penasaran sebentar-sebentar buka www.ihansunrise.com tapi yang muncul selalu laman web ini belum tersedia. Refresh lagi... refresh lagi... masih belum tersedia juga. Akhirnya.... tanya ke owner hananan.com Citra Rahman, apa the next step-nya setelah beli domain. Sengaja tanya japri biar nggak diketawain orang-orang (baca: anggota GIB di grup wa). Citra, karena dia pakai wordpress akhirnya mengarahkan agar saya tanya ke Bang Yudi Randa, pengelola hikayatbanda.com yang baru saja mendapat anugerah sebagai salah satu dari 100 travel blogger Indonesia. Bang Yudi bilang suruh tunggu, baiklah.... saya tunggu.

Sabtu, 18 Juni 2016

Untung Rugi Promosi Blog di Media Mainstream

ilustrasi @juragancipir.com


Setiap blogger pasti ingin eksis (baca: terkenal). Postingannya diharapkan selalu dinanti-nanti khalayak, dibanjiri komentar, apalagi kalau postingannya sampai dibagikan oleh pembaca. Ugh senangnya pasti bikin minta ampun, bikin makin semangat ngeblog ya? Bikin ketagian menulis, menuangkan ide dalam 'secarik' new entri.

Dampak positifnya juga nggak main-main lho, selain ranking yang bisa terus singset, popularitas bloggernya juga kian terdongkrak. Jangan heran kalau nama-nama blogger dewasa ini tak kalah populernya dari nama-nama jurnalis beken. Sebut saja misalnya Marischa Prudence yang eks jurnalis Metro TV itu.

Pertanyaan berikutnya adalah, apa yang perlu dilakukan agar blog kita dikenal banyak orang, yang otomatis akan membuat pemilik blognya (blogger) ikut terkenal pula. Setiap orang pasti punya jawaban yang berbeda-beda soal ini. Tapi lazimnya sih promosi di sosial media yang kita punya. Itulah mengapa blogger punya akun hampir di semua sosial media, walaupun teman-temannya nyaris sama semuanya :-D.

Belakangan ini promosi blog ternyata tidak hanya bisa dilakukan lewat media sosial saja, tapi juga bisa dilakukan melalui media mainstream (media online). Tak bisa dipungkiri, pesatnya perkembangan media online ikut berdampak pada 'kehidupan' para blogger. Ya karena media mainstream itu menyediakan space khusus (baca: kanal) untuk menampung tulisan-tulisannya para blogger ini. Nggak perlu saya sebut apa kalian pasti sudah tahu khan... khan... khan....

Adalah Yudi Randa, Humas Gam Inong Blogger yang tampaknya paham banget soal hal ini. Dalam sebuah diskusi di grup pada Selasa malam, 14 Juni 2016 lalu, Yudi si empunya blog hikayatbanda.com ini berbagi informasi terkait plus minus sharing blog di media mainstream. 


Hmm... jadi bertanya-tanya kan, kalau untungnya sih sudah jelas bisa menarik pengunjung yang sangat banyak ke blog kita. Bahkan, kata Yudi, bisa mendatangkan viewer hingga 10k lho! Wuihhh... dashyat.... kalau gitu ruginya di mana dong?