Jumat, 15 April 2016

Burung Kecil

ilustrasi

Kau tak akan pernah tahu jika senja akan hadir dengan rona yang selalu berbeda. Atau pagi yang datang dengan gurat yang tak pernah sama. Kita sudah tak pernah membicarakan tentang itu lagi. Kita bahkan tak pernah lagi membicarakan tentang kita.

Seekor burung kecil tersesat lama sekali dalam kehidupan orang lain. Ia terperangkap di balik sangkar berjeruji. Ia terjerembab dalam lembah yang begitu kompleks. 

Dari balik sangkar ia menatap semua kisah. Episode per episode selama sebelas tahun yang kian menjadi entah. Ia menjadi salah satu penutur di dalam kisah itu. Mulut kecilnya mengalirkan banyak cerita, kerinduan, keceriaan, air mata, pasrah, ketakutan, dan entah apa lagi. 

Semua rasa bergumul di benaknya, tercekat di kerongkongannya, dan tak pernah keluar kecuali sampai di ujung lidahnya saja.

Jari-jari kecilnya mencengkeram dengan hebat. Khawatir tergelincir dan menenggelamkan semua angan dan impiannya. Ia mencengkeram sampai tak sadar kuku-kukunya telah terluka. Ia tak sadar, terus mencengkeram hingga hatinya perih dan tersayat. Ia tak sadar, terus mencengkeram hingga perasaannya akhir sirna.

Burung kecil yang terus berdendang dengan suara parau, untuk menghibur dirinya sendiri. Terus bergerak untuk memastikan bahwa tulang belulangnya masih kokoh. Terus berdetak untuk memastikan hidupnya tak akan menjadi sia-sia.

Jasadnya mungkin akan selamanya terpenjara. Tetapi jiwanya akan selalu bebas. Merdeka menjelajah cakrawala.[]


Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)