Kamis, 25 Januari 2018

Hantu



Aku tak pernah menduga jika akhirnya kamu hanya akan menjadi hantu di hidupku. Hantu yang terus bergerak, mengekori aku bahkan hingga ke alam mimpi. Membuat tidurku terganggu. Membuat nafasku memburu. Menerbitkan rindu berkali-kali.

Pada akhirnya, ya, pada akhirnya. Mengapa selalu harus berjeda dengan cara seperti ini? Siapa yang lebih egois, api kah, bara kah, atau percik api?

Aku melihat pesawat terbang melintas di atas kepalaku. Aku menyaksikan lampu-lampunya berkelap-kelip. Di perutnya. Di sayapnya. Di ekornya. Merah. Kuning. Hijau. Semoga semua gulana ini ikut terbang bersamanya. Melebur bersama awan yang paling rakus. Biar dia dimamahbiar hingga tak berbentuk.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)