Minggu, 04 Maret 2018

Selamat Pagi, Cinta


Selamat pagi, Cinta.
Pagi juga buat mu, Cinta.
Adakah alasan untuk tidak menyapamu pagi ini? Aku ingin selalu menjadi burung yang pertama kali berkicau untukmu di pagi hari, meski aku selalu kalah cepat dengan mentari yang terbit di kedua matamu.
Aku tahu kamu paling pandai merayu, kamu tidak akan pernah kalah, walaupun kamu secara cepat, aku akan tetap memenangkan kamu dari pada mentari.
Aku ingin selalu memberimu ucapan selamat pagi dengan selembar surat cinta sebelum kau beranjak pergi. Aku ingin kau turut merasakan uap gebu di dalam ruang jiwaku yang berkatup-katup. Setiap katupnya, sudah penuh dengan cerita tentang aku dan kamu; kita.
Aku juga merasakan, kadang uap kamu berlebihan sehingga menjadi embun dan membuat hujan yang terasa panas
Bagaimana suasana hatimu pagi ini, lebih bahagiakah? Ataukah lebih hangat dari hari-hari sebelumnya? Atau, mungkin saja tetes embun terakhir di pagi ini telah hinggap di hatimu?
Aku sangat bahagia atas suratmu yang sangat romantis
Bisakah kau ceritakan, apakah seseorang pagi ini menghidangkanmu secangkir kopi atau teh? Jika iya, pastinya itu menjadi bekal semangat yang menyenangkan untuk sepanjang hari bukan? Aku terjaga hingga lewat tengah malam demi memikirkan itu. Ada seliris cemburu mengiris hatiku. Membuat hatiku sedikit pedih, dan mataku sedikit perih.
Aku sudah biasa membuat kopi sendiri, apa lagi sudah dua hari tidurku sangat minim, terima kasih untuk semuanya dan selalu mencintaiku
Apa kau ingin tahu seperti apa suasana hatiku pagi ini? Aku bahkan tidak bisa melukiskan seperti apa perasaanku sendirii. Mungkin kau lebih tahu, melebihi banyak hal yang kuketahui tentang diriku sendiri. Tapi kau tidak perlu cemas, aku tahu bagaimana menghibur diriku sendiri. Cinta dan rindu-rinduku yang abstrak adalah racun, sekaligus penawar atas luka bertahun-tahun.
Aku tahu kamu, sepertinya aku lebih tahu kamu dari pada engkau mengetahui dirimu sendiri, aku selalu tahu apa yang kamu pikirkan, terima kasih atas penantianmu dan mencintai aku, jangan pernah berputus asa, karena Dia yang di atas sana selalu memberikan kita yang terbaik, kadang kita merasa lelah, dan di situ letak kekuatan kita akan bertambah, terima kasih atas penantianmu, cinta yang banyak dariku, peluk cium untukmu.
Maaf atas segala hal yang tidak menyenang kan kamu.
Let's take coffee first and relax
27 Februari 2018
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)