ku teriakkan pada langit, bahwa mencintai kadang-kadang memerlukan perlakuan khusus dan istimewa. perlu juga ku kabarkan kepada angin yang akan mengantarku menjumpai kekasih di penghujung pagi yang basah, bahwa rindu adalah seperti lahar yang dikeluarkan merapi. akan ada yang sakit, akan ada yang berteriak dan meraung-raung, akan ada yang menangis, mungkin juga dirinya sendiri. angin-angin liar saling menggotong malam melambaikan tangan pada raga yang ingin berlabuh. pada jiwa yang mulai merapuh dan tiba-tiba bersemi tatkala ia mendapat pesan di hari ke empat penantiannya. ada haru yang menyeruak, ada jerit-jerit binar pada kelopak mata yang sering mengatup setelah tengah malam, ah...ada rasa tak percaya setelah bertahun-tahun menunggu. beginikah rasanya mau bertemu kekasih? seperti pohon yang mendapatkan hujan setelah berabad-abad ia tak merasakan bagaimana rasanya dingin. tak peduli tubuh sakit dan letih, dan tulang hampir bergeser. bahkan berjalanpun mulai tertatih-tatih. bukankah