Ilustrasi @google MENTARI baru saja pulang. Terburu-buru. Di kejauhan sang waktu berdiri sambil berkacak pinggang. Seolah berkata; kalau kau tak segera pulang, maka kau akan mendapat hukuman dari pemilik semesta. Mentari selalu patuh. Tak peduli bagaimanapun semua makhluk berharap agar ia bertahan lebih lama walau sedetik saja. Mentari tak ingin mencuri jatah rembulan. Kekasih yang sudah dipasangkan pemilik semesta untuk menjadi temannya di dunia ini. Meski tak bisa terbit bersamaan, baginya justru itu merupakan bentuk ketulusan dan kerelaannya dalam memiliki. Akupun beranjak. Menyudahi ritualku menyaksikan seremoni pergantian waktu dari terang menjadi gelap. Bersamaan dengan rapatnya daun jendela, bulan sudah menyembul di balik gumpalan awan. Semuanya menjadi senyap. Daun-daun berhenti bergemerisik. Burung-burung sudah kembali ke sarang. Dering telepon mengagetkanku. Kulipat sajadah. Kemudian bangkit meraih smartphone di kasur. Panggilan masuk dari Julie. "Ya, ada
Bacalah tanpa harus menerima begitu saja. Berfikirlah tanpa harus bersikap sombong. Yakinlah tanpa harus bersikap fanatik. Dan, jika anda memiliki pendapat, kuasai dunia dengan kata-kata.