Selasa, 12 Maret 2019

Meningkatkan Performa dengan Ponsel Premium yang Low Budget



Image by telset.id 


Sebagai pekerja media, kebutuhan saya pada ponsel pintar bisa dibilang levelnya di atas kebutuhan primer. Bukan, saya bukan kecanduan pada smartphone, tetapi pekerjaanlah yang membuat saya sangat tergantung pada benda mungil itu. Begitulah teknologi hadir untuk memudahkan pekerjaan manusia, khususnya orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan internet seperti saya ini.

Dengan perangkat mungil bernama smartphone, saya bisa dengan mudah memeriksa surel atau tulisan-tulisan dari rekan-rekan wartawan yang akan saya edit. Tentunya tanpa perlu membuka perangkat yang lebih besar lagi, yaitu laptop.

Lebih dari itu, saya membutuhkan perangkat smartphone yang cukup untuk menunjang pekerjaan saya. Kecuali saat tidur, selama itu pula saya selalu terhubung dengan ponsel. Tak terkecuali di akhir pekan atau di tanggal merah sekalipun. Lagipula, siapa sih yang mau berpisah sesaat saja dengan ponselnya di era Revolusi Industri 4.0 ini?

Berprofesi sebagai jurnalis membuat saya sering bepergian untuk urusan pekerjaan. Nah, dalam kondisi seperti ini keberadaan sebuah telepon pintar bisa dibilang fungsinya melebihi teman sejati. Selalu ada bahkan di saat yang tidak dibutuhkan.

Saat bepergian, saya termasuk orang yang sangat minimalis dalam membawa barang. Saya tidak akan merepotkan diri sendiri dengan membawa banyak barang. Andalan saya hanya satu ransel untuk memasukkan beberapa potong pakaian dan perlengkapan lainnya. Plus satu ransel untuk tempat laptop dan printilan kecil-kecil lainnya, termasuk buku yang mungkin bisa saya baca di waktu-waktu senggang.

Karena sifat minimalis ini pula membuat saya malas menenteng kamera bila bepergian. Cukup mengandalkan smartphone saja untuk segala kebutuhan dokumentasi saya. Kadang-kadang, untuk membunuh rasa bosan dalam perjalanan, saya ingin sekali menikmatinya dengan bermain game. Namun hasrat itu terpaksa saya tunda karena ponsel yang biasa saya pakai sepertinya belum mendukung penuh. Hahaha.

Ada beberapa hal yang membuat saya selalu urung untuk bermain game. Pertama, karena daya baterainya yang tidak tahan lama. Bila melakukan perjalanan jauh saya selalu berusaha menghemat penggunaan ponsel karena takut baterainya habis sebelum sampai tujuan. Memang sih saya selalu membawa powerbank, tapi kan tetap saja si powerbank-nya harus dihemat-hemat. Seringkali baterai ponsel dan powerbank habis bersamaan dan itu membuat saya kelimpungan bin mati gaya.

Kedua, ponsel saya mudah sekali panas. Hanya dipakai untuk kebutuhan standar saja sudah panas, konon lagi untuk dipakai nge-game. Bisa-bisa meledaklah dia hiks hiks hiks. Makanya selama ini saya tidak pernah menginstal aplikasi game apa pun di ponsel.

Belakangan, saya baru tahu ternyata ada ponsel yang sangat mendukung untuk meningkatkan performa saya dalam bekerja, sekaligus bisa memenuhi hasrat bermain game, yaitu ASUS ZenFone Max M2 ZB633KL. Hasil berselancar, setidaknya ada beberapa hal yang membuat saya tertarik ingin memiliki smartphone ini. Yuk, kita intip bareng-bareng:

Android Oreo 8.0:
Apakah ini bisa diputar, dijilat, dan dicelupin?




Image by dianisa.com 


Hal pertama yang menjadi pertimbangan saya ketika ingin membeli ponsel adalah "mesin"nya. Tak ayal, sebelum ke toko ponsel, saya menyempatkan diri untuk mencari-cari di internet mengenai kriteria ponsel yang ingin dibeli. Prinsip saya, jangan percaya mentah-mentah apa yang dipromosikan oleh si penjual produk. Minimal kita sendiri punya catatan mengenai kriteria produk yang ingin dibeli. Soalnya saya pernah punya pengalaman tak menyenangkan dalam membeli ponse. Jadinya makin ke sini makin hati-hati.

Saya juga melakukan hal yang sama ketika mendapatkan informasi tentang ASUS ZenFone Max M2 ZB633KL. Hingga akhirnya saya “tersesat” ke laman asus.com. Di situs resmi inilah saya mendapatkan informasi detail mengenai produk ponsel yang digadang-gadangkan sangat asyik untuk bermain game ini.

Setelah melihat-lihat, ada beberapa spek yang membuat saya jatuh hati, yaitu sistem operasinya yang menggunakan sistem operasi pure Android Oreo 8.0. Hm, apakah itu semacam biskuit yang asyiknya “diputar, dijilat, trus dicelupin” itu? Hehehe. Ya, semacam itulah. Tapi ini dalam wujud perangkat teknologi.

Android Oreo merupakan sistem operasi open source alias sumber terbuka yang khusus dikembangkan oleh Google untuk perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, dan perangkat touch screen lainnya. Ini merupakan versi ke-15 dari sistem operasi Android yang sudah dirilis. Nama-nama OS Android memang identik dengan makanan dan bikin kita terbayang makanan enak saat menyebutnya.

Salah satu kelebihan OS ini adalah adanya fitur Picture in Picture (PIP) yang membuat pengguna bisa tetap menjalankan aplikasi lainnya meskipun ia sedang menonton video. Uhuy… belakangan saya memang suka sekali menonton video. Efeknya, saya malah nggak produktif, karena tidak bisa menyambi bekerja saat sedang menonton. Eh, nyambi menonton atau nyambi bekerja nih? Dengan teknologi OS ini memungkinkan saya tetap produktif meskipun sambil bersantai sambil menonton video. Jadi, bukan cuma terasa ringan untuk bermain game saja.


Qualcomm Snapdragon 632, Penyempurnaan dari 625



Image by dailysocial.com 


Qualcomm, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri komunikasi pada pertengahan tahun lalu meluncurkan tiga seri chipset terbaru, yaitu Snapdragon 632, 439, dan 429 untuk platform mobile. Chipset ini digadang-gadang membawakan teknologi premium ke ponsel pemula.

Dengan prosesor Snapdragon 632 ini, ASUS ZenFone Max M2 ZB633KL ingin memberikan pengalaman teknologi premium untuk pengguna kelas bawah. Itu artinya, ponsel ini tak hanya memberikan saya kesempatan bermain game, tetapi juga bisa mengambil video dengan resolusi 4K UHD, dan konektivitas LTE berkecepatan tinggi. Sebagai informasi, prosesor ini merupakan upgrade dari Qualcomm Snapdragon 625 yang terkenal punya performa tinggi, tetapi hemat daya dan tidak panas.

Desain Elegan nan Memikat


Midnight Black yang saya taksir. Image by asus.com 


Sebagai milenial yang selalu ingin tampil praktis dan efisien, plus tak ingin ketinggalan gaya, saya cenderung menyukai ponsel-ponsel minimalis; bentuknya yang slim dan bobot yang ringan. Namun didukung oleh performa yang gahar dan memiliki fitur lengkap. Secara fisik saya jatuh hati pada desain ponsel ini yang terlihat elegan.


Layarnya yang berukuran 6.3-inch, 19:9 resolusi HD+ (1520 by 720) IPS display misalnya, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu lebar. Saya rasa cukup memberikan efek visual yang ideal untuk bermain game di perangkat mobile seperti ponsel. Ketebalan bodynya cuma 7,7 milimeter dengan keseluruhan bobot 160 gram.


Selain itu, juga tersedia tiga pilihan warna yang soft, yaitu Midnight Black, Space Blue, dan Meteor Silver. Saya sendiri lebih suka warna Midnight Black yang mencerminkan kepribadian saya yang introvert.


Baterai Tahan Lama Ibarat Kopi yang Bikin Melek Terus



Image by tulisanilham.com 


Tadi saya sudah cerita bahwa keluhan saya selama ini adalah baterai ponsel yang terlalu cepat habis. Kondisi itu kadang-kadang membuat “ruang gerak” saya untuk bermain ponsel jadi terbatas pula. Kekhawatiran itu sepertinya akan segera pupus bila saya memiliki ZenFone Max M2 yang didukung daya baterai hingga 4.000mAh.

Saya hampir tidak percaya saat melihat uraian spesifik mengenai kekuatan daya baterai ponsel ini. Mampu bertahan hingga 33 hari dalam kondisi standby dalam jaringan4G; tahan untuk memutar video selama 21 jam; tahan untuk berselancar di internet melalui jaringan Wi-Fi selama 22 jam; dan tahan untuk bermain game tanpa jeda selama 8 jam. Menakjubkan. Kebayang ‘kan kalau ponsel ini cuma digunakan hanya untuk chatting dan buka surel doang. Bisa-bisa saya lupa sama benda yang namanya charger atau powerbank.

Baterai ponsel yang tahan lama ibarat senyawa kafein dalam kopi yang bisa bikin ponsel "melek" terus. Itu artinya, ponsel ini selalu siap untuk diajak tempur.

Kamera: Organ Vital Sebuah Ponsel


Hasil jepretan ASUS ZenFone Max M2. Image by bairuindra.com 




Hasil objek foto yang diambil dengan ASUS ZenFone Max M2. Image by bairuindra.com 


Sebagai jurnalis, kehadiran smartphone dengan aneka fitur canggih merupakan anugerah tersendiri. Dengan fitur-fitur tersebut, kini para jurnalis sudah bisa mengirimkan berita langsung dari lapangan; merekam video untuk pendukung berita dengan kualitas bagus; mengambil foto dengan resolusi tinggi; hingga merekam suara yang sebelumnya mengandalkan recorder. Alhasil kerja-kerja para jurnalis pun menjadi cepat dan ringan. Dukungan fitur kamera secara khusus pada perangkat ponsel pintar memungkinkan saya untuk tidak membawa kamera DSLR saat meliput ke lapangan. Kecuali untuk objek-objek foto tertentu. Hal ini tentunya pengecualian bila berprofesi sebagai fotografer.


ASUS sepertinya sangat jeli dalam memanjakan konsumennya, hal ini bisa dilihat dari dukungan fitur kamera di seri Max M2 ini. Kamera utamanya saja 13 megapixel dengan bukaan lensa f/1.8. Sementara kamera keduanya sebesar 2 megapixel. Dari hasil jeprat-jepret yang dilakukan oleh teman saya, efek bokehnya menarik perhatian saya. Efek ini karena teknologi Electric Imagine Stabilization yang umumnya hanya digunakan pada ponsel menengah ke atas. Namun, dengan dibekalinya Max M2 dengan teknologi EIS tentu akan memberikan pengalaman berbeda bagi para penggila smartphone photography. Tampaknya ASUS paham benar selera milenial yang selalu ingin menunjukkan sisi terbaiknya sebagai individu di era ini.

Tidak berlebihan rasanya bila saya mengatakan bahwa fungsi kamera pada ponsel ibarat organ vital di dalam tubuh. Tanpa keberadaannya fitur-fitur lain bisa dianggap tidak berguna sama sekali.


Premium tapi Low Budget





Orang-orang seperti saya, ketika membeli sesuatu biasanya lebih mengedepankan fungsinya, baru pertimbangan-pertimbangan lainnya termasuk soal harga. Artinya, kalau dengan harga yang cuma Rp2 jutaan saya bisa mendapatkan produk ponsel kualitas premium, tentunya saya tidak perlu mengeluarkan budget lebih untuk mendapatkan perangkat yang speknya setara apalagi yang di bawahnya, kan? Dengan harga ini, memungkinkan kita untuk mendapatkan Max M2 tanpa perlu menang lotere terlebih dahulu.

The Conclusion




Image by Pricebook 


Setelah membaca banyak referensi mengenai Asus ZenFone Max M2 ZB633KL, saya setuju dengan taglinenya yang mengusung tiga keunggulan, yaitu More Performance. More Battery. More Fun. Cocok sekali dengan selera milenial yang selalu ingin tampil dengan performa terbaik, ingin tampil powerfull dengan segala potensi dirinya, dan tetap ingin menikmati hidup untuk bersenang-senang. Dan … saya sudah tak sabar ingin bersenang-senang dengan ASUS ZenFone Max M2.[]


Spek ASUS ZenFone Max M2

Operating System:
Stock Android™ Oreo™

Colour:
Midnight Black, Space Blue, Meteor Silver

Capacity:
Internal storage
eMCP 32GB / 64GB
MicroSD card
Supports up to 2TB
Google Drive
100GB free space (1 year)

Weight and Dimensions:
158mm
(6.22 inches)

76mm
(2.99 inches)

7.7mm
(0.30 inches)

Weight: 160 grams (5.64 ounces)

Display:

6.3-inch HD+ (1520 by 720) IPS display
88% screen-to-body ratio
Front 2.5D curved glass
Capacitive touch panel with 10 points multi-touch

Proccecor:
CPU:Qualcomm® Snapdragon™ 632 Mobile Platform with 14nm, 64-bit Octa-core Processor
GPU:Qualcomm® Adreno™ 506

Memori:
LPDDR3 3GB / 4GB

Main Rear Camera13MP
F1.8 aperture
26mm equivalent focal length in 35mm film camera
Phase-detection autofocus
LED flash
AI Photography:
AI Scene Detection in 13 types: people, food, dog, cat, sunset, sky, green field, ocean, flower, plant, snow, stage, text

Camera modes:
Auto
Beauty
Portrait
Pro
HDR
Sports
Night
9 various filters

Second Rear Camera
2MP
Depth sensing
Front Camera
8MP
F2.0 aperture
26mm equivalent focal length in 35mm film camera
Softlight LED Flash
Face recognition unlock

Camera modes:
Auto
Beauty
Sports
Night
9 various filters

Video Recording

4K UHD (3840 by 2160) video recording for main rear camera
1080p FHD video recording at 30 fps
720p HD video recording at 30 fps
3-axis electronic image stabilization for rear camera
Take still photo while recording video

Audio

Speaker
5-magnet speaker with NXP smart amplifier for louder, deeper and less distorted sound effect
Audio Output
Audio CODEC integrated into PMIC
NXP smart amplifier
Microphone
Dual microphones with ASUS Noise Reduction Technology
FM Receiver
FM radio

SIM Cards
Triple slots: Dual SIM & one microSD card
Slot 1: 2G/3G/4G Nano SIM Card
Slot 2: 2G/3G/4G Nano SIM card
Slot 3: Supports up to 2TB microSD card
Both SIM card slots support 3G WCDMA / 4G LTE network band. But only one SIM card can connect to 4G LTE service at a time.
VoLTE / VoWiFi support
VoLTE / VoWiFi varies by region, please check compatibility with local carriers.

Network Standard
GSM, WCDMA, FDD-LTE, TDD-LTE

Data rate
LTE Cat 5 UL 75Mbps / Cat 6 DL 300Mbps (A, B version)
DC-HSPA+: UL 5.76Mbps / DL 42Mbps
A version
FDD-LTE (Bands 1, 2, 3, 5, 7, 8, 20)
TDD-LTE (Band 40)
WCDMA (Bands 1, 2, 5, 8)
EDGE/GPRS/GSM (850, 900, 1800, 1900MHz)
LTE Cat5 UL up to 75Mbps / Cat6 DL 300Mbps
Support CA_3C, CA_7C
ASUS phone 3G/4G/LTE band compatibility varies by region, please check compatibility with local carriers.

Sensor
Rear fingerprint sensor (0.3 seconds unlock, supports 5 fingerprints), Accelerator, E-Compass, Gyroscope, Proximity sensor, Ambient light sensor

Battery
4000mAh with fast charging
Up to 33 days 4G standby
Up to 35 hours 3G talk time
Up to 22 hours Wi-Fi web browsing
Up to 21 hours video playback
Up to 8 hours Garena Free Fire.