Dialog Dua Hati Oleh: Ihan Sunrise Aku menyebutnya malaikat kecil. Matanya selalu bercahaya seperti lilin. Memberi kedamaian dan menenangkan. Senyumnya lepas. Mempesona siapapun yang melihatnya. Malaikat kecilku, berdiri gagah berpenyangga kaki yang kokoh. Tangannya menjuntai mungil. Seolah ingin mentasbihkan bahwa ia adalah raja bagi pemilik hati. Pun kepadaku! Itu adalah beberapa tahun yang lalu. Aku melihatnya pada selembar gambar yang diperlihatkan oleh seseorang. Tetapi ia begitu nyata dalam ingatanku. Ingatan yang terus tumbuh. Dan berkembang. Lalu menjadi dewasa. Malaikat kecilku telah menjadi pangeran! Pangeran yang gagah. Bahu kekar serupa perisai yang siap melindungi siapapun. Dada bidang sebagai pertanda kelapangan hatinya yang penuh cinta kasih. Tangannya masih menjuntai. Matanya masih berbinar. Ia berdiri di hadapanku. Dengan senyum berderai memancarkan kedamaian. “Tante Joana?” Aku terhenyak. Tak menyangka ia mewarisi
Bacalah tanpa harus menerima begitu saja. Berfikirlah tanpa harus bersikap sombong. Yakinlah tanpa harus bersikap fanatik. Dan, jika anda memiliki pendapat, kuasai dunia dengan kata-kata.