Seperti biasa, pagi itu Nek Limah bersiap-siap untuk melakukan rutinitasnya, ia mengunci semua pintu, menutup jendela lalu keluar dengan sebuah ember hitam ditangan kanannya. Selembar kain panjang yang sudah pudar melingkar menutupi urat-urat lehernya yang menonjol, songkok hitam yang sudah bertahi lalat menutupi rambut-rambutnya yang memutih, dan sebagiannya kelihatan. Untungnya songkok tersebut berwarna hitam sehingga tahi lalatnya tidak kelihatan. Nek Limah meletakkan kunci rumahnya diatas toek-toek yang dicat dengan dua warna; merah dan putih. Namun sudah terkelupas disana-sini dan hanya tinggal bekasnya saja, maklum itu peninggalan beberapa tahun yang lalu. Kendatipun Nek Limah tidak mengunci rumahnya bisa dipastikan tidak ada pencuri yang masuk kerumahnya karena tidak ada barang berharga apapun dirumah yang layak disebut gubuk. Dengan agak tertatih dan sedikit bungkuk Nek Limah segera berjalan menuju kearah barat, tujuannya tidak lain adalah kebun meli
Bacalah tanpa harus menerima begitu saja. Berfikirlah tanpa harus bersikap sombong. Yakinlah tanpa harus bersikap fanatik. Dan, jika anda memiliki pendapat, kuasai dunia dengan kata-kata.