Rabu, 26 Februari 2014

Cinta dan Kelaziman

ilustrasi @goodlightscraps.com

kau mungkin bisa mengeringkan matamu, lalu berkedip-kedip, sesaat kemudian matamu yang tadinya memerah karena menangis perlahan-lahan memudar. lihat, kau melihat dirimu kembali ceria di hadapan cermin. kau menarik sesungging senyum, manis, orang-orang menangkap yang manis muncul dalam dirimu.

aku masih menunggu. selanjutnya apa yang akan dikatakannya?

tapi kau tak bisa menahan hatimu untuk berhenti menangis. kau boleh kuat, tapi selalu ada sisi terlemah dalam diri seseorang. kau tak bisa memaksa hatimu tersenyum seperti menarik segaris lengkung di bibirmu

lalu? aku bertanya dalam hati

Senin, 24 Februari 2014

Rindu

@peterdraw.wordpress.com
Yang kupahami, bahwa waktu tak sanggup menggerus debar yang lahir karena rasa yang teramat dalam. Seperti ombak yang tak sanggup mengikis kokohnya karang. Waktu juga tak sanggup mengikis gugup yang lahir karena rindu. Bukan, ini bukan tentang waktu, tapi tentang rasa dan rindu yang muncul di antara aku dan engkau.

Aku sungguh rindu menatap biji matamu yang tak sempurna hitam. Senyummu yang terkulum penuh goda. Juga sepasang tanganmu yang mengepak sempurna kala merengkuhku. Dalam ingatanku semua itu lebih indah dari kepakan camar yang terbang melintasi awan.

Aku rindu wangi semerbak yang menguar dari setiap panca inderamu.

Kamis, 20 Februari 2014

Orderan Surat Cinta

ilustrasi

Apakah menulis dan penulis sama?

Menulis adalah kata kerja (verb) sedangkan penulis adalah kata benda (noun). Merujuk pada kamus bahasa Indonesia menulis artinya membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb). Di zaman canggih ini menulis juga berarti mengetik huruf-huruf di media digital.

Sedangkan penulis adalah orang yang menulis. Entah itu (menulis) naskah cerita, status di jejaring sosial atau postingan-postingan di blog.

Pertanyaannya apakah semua orang bisa menjadi penulis? Menurut hemat saya jawabannya IYA. Pertanyaan berikutnya apakah semua orang yang menulis berarti berprofesi sebagai penulis? Nah ini tergantung, karena yang namanya profesi harus diikuti dengan keahlian.

Kamis, 13 Februari 2014

[TUTORIAL] Cara Menginstall Alexa Otomatis

ilustrasi @shutterstock
Bagi blogger pemula seperti saya, menulis ya menulis saja. Tak peduli apakah tulisan saya ada yang baca, tak peduli berapa page rank-nya, tak peduli berapa rangking di alexa-nya. Sekali lagi, menulis ya menulis saja. Hanya untuk mengosongkan ide-ide liar yang bertebaran di kepala. Juga untuk mengasah kemampuan menulis. Dengan rajin nulis di blog saya termotivasi untuk menulis lebih rapi, misalnya serius belajar tentang EYD.

Setelah beberapa tahun terlantar, beberapa bulan menjelang tahun 2013 berakhir aktivitas blogging kembali saya lakukan. Postingannya mulai teratur dan stabil, saya juga mulai rajin men-share postingan-postingan di blog. Kadang-kadang spamming juga ke page-page yang saya ikuti.

Salah satu perkembangan yang baik adalah page rank blog saya yang tadinya 0 sekarang jadi 1. Ohoho... apakah itu page rank? 

Rabu, 12 Februari 2014

Pada Secangkir Teh

ilustrasi
Membuang pandang lewat jeruji jendela, menikmati kesiur angin sore, menatap daun-daun yang bergoyang mengikuti irama angin. Sebentar lagi langit sempurna gelap, ufuk akan mengulumnya dan membawanya ke belahan bumi yang lain.

Uhm... tapi ufuk tak mampu mengulum wajahmu dari ingatanku. Wajah teduh yang selalu menggantung bagai anggrek hutan di ranting pohon.

Aku terkenang pada senja yang pernah kita habiskan bersama. Senja yang basah, menghadirkan kerlab-kerlib lampu-lampu di genangan air di badan jalan. Kita membuang rindu pada secangkir teh yang kau seduh.[]

Sabtu, 08 Februari 2014

Jodoh

sepasang pengantin baru saat jalan-jalan di Taman Kuliner Ulee Lheue

SUDAH lama tidak meng-update blog. Tau-tahu Februari sudah lewat sepekan. Baiklah, kali ini aku akan menulis tentang JODOH. Tetap saja tak jauh-jauh dari tema cinta, sesuai title blog ini.

Yang di atas itu foto sepupuku bersama istrinya. Namanya Miswardi, tapi aku punya panggilan khusus untuknya. Bang Suwar. Usiaku dengannya hanya terpaut 22 hari, saat balita kami tumbuh bersama. Sering mandi hujan dan main lumpur berdua sampai menggigil dan gigi bergemeretak.

Pernah sekali waktu wawak -ibunya bang Suwar- membeli dua pasang baju. Untukku dibelikan baju kembang model terusan. Khas baju anak perempuan. Tapi aku menolak menerima baju itu, minta bajunya bang Suwar. Endingnya terpaksa beli baju yang sama seperti yang bang Suwar punya. Kata ibu, dulu aku juga sering mengigit bang Suwar sampai biru-biru. Tapi bang Suwar tidak pernah membalas, cuma nangis pilu hehehe. Dia memang baik, sampai sekarang juga baik.