Kamis, 27 September 2007

Lelah

Lelah


Sekuat apakah dunia mendikte manusia?

Seperti gurita yang mencengkeram mangsanya kah?

Lalu menghisap darahnya hingga tak bersisa

Dan saat itu baru tersadar, bahwa dunia adalah pendaya

Untuk apalagi

Cinta telah pergi

Rindu telah menyublim

Dongkol, marah, hati tak lagi bisa bersuara

Sebab pertemuan-pertemuan penting telah memenjarakan kebebasan

Rapat, meeting, rapat, meeting....

Begitu seterusnya

O9:50 pm

07, Banda Aceh

Selasa, 25 September 2007

For my little sister

For my little sister

Terbayang kembali tawa mu yang sumringah

Dan jeritan mu yang melengking

Kaki kecil mu yang saban waktu mengayuh sepeda

Tak jemu ke sekolah dan mengaji

Saat kau duduk mesra dengan si kuning*

Tangan mu membelai kepalanya

Kaki mu berayun menjulur

Menatap cakrawala hidup yang membentang

Temani saja dulu ibu,

Nanti kalau saatnya tiba

Kau akan rasakan betapa indahnya dunia

Penuh warna-warni, penuh pelangi, tempat berpetualang yang dahsyat

Adik kecil ku yang selalu membuat rindu

Kita adalah anak jaman yang lahir pada waktu tak mudah

Penuh desingan peluru, carut marutnya hidup

Hingga titik api yang kita sadari telah ada dalam rumah kita

Siapa yang akan memadamkannya?

Ibu saja seorang takkan bisa

Kita adalah pembuka dan penutup

Pengawal dan peng-akhiran

Mari ciptakan dunia lain bagi mimpi-mimpi kita

Hingga tak rugi waktu menempa kita

*Kucing peliharaan

09:39 pm

07, Banda Aceh

Selasa, 25 September 2007

Kepada Tuan Han’s

Kepada Tuan Han’s


Siapa bilang aku tak perhatikan kamu

Memang,

Aku tidak pernah uluk salam, dan tidak ketuk pintu

Juga tidak tinggalkan jejak

Tapi apakah sebegitu parahnya ingin lupakan ku?

Aku perhatikan semuanya

Pigura yang bergantung didinding rumah

Halaman yang semakin hijau dan asri

Dan juga ruang tamu yang semakin ramai

Aku tak mengerti sandi-sandi itu

Jadi, biarkan saja aku menepi

07, Banda Aceh

Selasa, 25 September 2007

08:01:08 pm

Untuk Zoel!

Untuk Zoel!

Esok genap empat puluh tahun usia mu

Aku mengatakannya usia yang matang dan dewasa

Telah ku persiapkan jauh-jauh hari

Sepotong surat cinta dan sebait puisi pengantar

Prakata untuk yang lebih panjang, kata ku waktu itu

Bacalah dengan senyuman

Simpanlah dalam hati saja

Jangan biarkan orang tahu Zoel

Bahwa aku meminta mu menjadi sesuatu

Selalu saja hati ku berdebar

Setiap kali inisial nama mu ku sebut, atau ku tuliskan

Selalu saja berkabut, dan gerimis

Setiap kali mengingat kau beranama Zoel!

07, Banda Aceh

Selasa, 25 September 2007

07:44:50 pm

Tuhan Pernah Berbisi

Tuhan Pernah Berbisi

Ketika aku kirimkan padamu seorang teman, Aku tidak memberikan seseorang yang sempurna karena engkaupun tak sempurna. Aku mempertemukanmu dengan teman teman yang sama dengan mu, sehingga kalian dapat saling mengisi, berbagi dan bertumbuh bersama.


Jika kamu memancing ikan, ketika ikan itu terikat di mata kail, hendaklah angkat dan jagalah ia dengan baik.
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia begitu saja.... Karena ia akan sakit oleh karena ketajaman mata kailmu .. ..Begitulah juga dalam kehidupan. Janganlah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang, bila memang rasa itu tidak pernah ada. Ketika kamu menyukai seseorang dan ia mulai menyayangimu, hendaklah kamu bisa menjaga hatinya. Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja. Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat... ..

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh, tapi cukupkan
sebatas apa yang kamu perlukan. Karena bila sekali ia retak, akan sukar bagimu untuk menjadikannya kembali seperti semula. Akhirnya kamu akan kecewa dan ia akan dibuang…. Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya. Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa. Anggaplah ia manusia biasa. Sehingga apabila sekali ia melakukan kesilapan maka akan lebih mudah bagi kamu untuk menerima ketidak sempurnaannya dan memaafkannya. Berbagilah kasih, berusahalah saling menerima dan peliharalah sifat mudah memaafkan, dengan demikian persahabatan menjadi lebih indah.


Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang pasti baik, putih dan sehat untuk dirimu, mengapa kamu harus berlengah dan mencoba mencari makanan yang lain ?...... Begitu juga ketika kamu bertemu dengan seorang yang membawa kebaikan kepada dirimu, menyayangimu, mengasihimu dengan tulus dan sepenuh hati, mengapa kamu harus berlengah dan mencoba membandingkannya dengan yang lain?. Ingatlah, jangan pernah mengejar kesempurnaan, karena kelak, kamu akan kehilangan yang terbaik yang sudah kau raih dan kamu akan menyesal.

Ya Tuhan, terima kasih bisikan indahmu. Aku mohon ya Tuhan, ketika aku menyukai seorang teman, tolong ingatkanlah aku bahwa di dunia ini tak akan pernah ada sesuatu yang abadi. Pada masanya, segala sesuatu itu pasti akan berakhir. Sehingga ketika seseorang meninggalkanku, aku akan tetap kuat dan tegar karena aku bersama Yang Tak Pernah Berakhir, yaitu cinta mu ya Tuhan...

Orang bijak berucap
Mencintai seseorang adalah keharusan
Dicintai seseorang adalah kebahagiaan
Tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalanya

Selasa, 25 September 2007

Saya Berasal darimana?

Saya Berasal darimana?
begitu mata terbeliak langsung menyambar hand phone mungil yang diletakkan didekat bantal tidur, masih pukul enam lebih tiga menit, merasa kepagian sayapun kembali memejamkan mata, dengan harapan sedikit bunga-bunga tidur akan kembali hadir. kembali mata terbuka, ternyata belum tepat pukul tujuh, kembali saya tidur lagi dan bangun lagi tepat pukul tujuh, lalu segera meraih handuk dibelakang pintu, turun ke bawah dan mandi.
selesai mandi naik ke atas lagi dilantai dua, bersiap-siap, memakai rok (tanpa atasan) langsung memakai bedak, menyisir rambut dan menggunakan scarf, baru setelah itu memakai baju, lalu terakhir kerudung. pukul setengah delapan pas beberapa buah buku sastra dan buku tulis saya masukkan ke ransel, setelah lebih dulu dijejali dengan sebuah tas plastik berisi perlengkapan mandi dan segala accesoriesnya, ada dua buah shal, yang satu warna merah dan satu warna hitam, ada satu sapu tangan besar, ada....banyak sekali, tak jarang teman-teman menyebutnya gerobok alias lemari.
setelah semua perlengkapan dirasa cukup kembali turun kebawah dan lantas keluar, menyusuri jalan, menunggu angkutan umum yang akan mengangkut ku menuju kampus jantong hatee rakyat Aceh, Universitas Syiah Kuala, tepatnya di ruang RKU 3 ruang sembilan. setidaknya begitulah alamat yang diberikan oleh seorang dosen senior kemarin sore saat saya menanyakan kejelasan tempat untuk pertemuan pagi ini.
peristiwa pagi ini adalah lanjutan dari obrolan awal bulan september yang lalu, saat seorang dosen senior di fkip Unsyiah menawarkan kepada saya untuk ikut dalam diskusi dengan adik-adik di kelas sastra dan bahasa indonesia FKIP Unsyiah. hm...tawaran yang menarik dan tidak ada salahnya dicoba, bukan hanya saya tetapi juga ada dua teman lainya lagi; Eqy dari FLP NAD dan Herman dari Harian Aceh, lantas saya, berasal darimana? saya bukan berasal dari komunitas penulis apapun, makanya tak heran dalam sessi perkenalan saya dikenalkan sebagai orang yang "besar diluar", diluar manakah itu? saya sendiri tidak tahu, huhuhu...anak jalanan juga ternyata saya ini...
begitulah, diskusinya berjalan dengan menarik dan santai, antusias adik-adik di kelas sastra tersebut patut diacungi jempol, dan tentu saja pemaparan-pemaparan yang diberikan oleh ketiga senior saya (pak MUkhlis, Herman dan Eqy) merupakan hal yang sangat luar biasa. saya sangat tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka-mereka itu, hm...
tapi... sayang sekali diskusi yang menarik itu terpaksa harus di pending sampai setelah lebaran, padahal saya masih berharap agar jam hari ini jangan dulu usai. hm...tapi ya ngga apa-apa jugalah...toh saya juga harus mengerjakan pekerjaan lain yang juga sudah mendesak dan mepet.