Kau lihat angka di kalender itu, Sayang? Hari ini sudah tanggal dua-dua, dua-nya dua kali, dua-dua. Sebentar lagi Maret akan usai, akan selesai, seperti musim yang menanggalkan penghujan Ia pun beralih pada kemarau. Mungkin, sebentar lagi titik-titik api akan bermunculan, memantik, membakar batu, melahap belukar. Kau ingat Maret? Ini sejarah bagi kita, bagi aku dan engkau; aku dan kamu; kita Berkedip-kedip bagai alarm di ingatan kita. Kenangan tentang Maret yang syahdu, penuh harmoni, dan juga kisah. Ah, seperti apa ritmisnya? Ada mendung, gerimis, lalu hujan lebat, petir atau guntur bergemuruh, menggigilkan perasaan kita. Lalu menjadi embun, matahari muncul, hangat dan merambat hingga ke ubun-ubun kita. Ah...teduh rindang pohon itu mengingatkanku pada matamu yang tenang, mendamaikan dan melesakkan rindu dalam riuh bising perasaan. Ya, ini maret, kita pertama menyemai kecambah itu di bulan ini, di awal musim yang hangat setelah poranda yang parah. Kita dan Maret; adalah s
Bacalah tanpa harus menerima begitu saja. Berfikirlah tanpa harus bersikap sombong. Yakinlah tanpa harus bersikap fanatik. Dan, jika anda memiliki pendapat, kuasai dunia dengan kata-kata.