Senin, 02 Juni 2025

Hujan Bulan Juni



Setelah tahun-tahun berlalu

Akhirnya aku memahami arti dari bait-bait Hujan Bulan Juni* 

Bahwa Hujan Bulan Juni tak selalu tentang hujan yang turun dari langit

Bahwa Hujan Bulan Juni bisa turun ketika Juni sedang terik-teriknya


Hujan Bulan Juni

Bisa saja berupa:

kerinduan yang menyeruak manakala aku (tanpa sengaja) mendatangi tempat kita pernah beberapa kali bertemu

saat kusadari aku tak bisa lagi bercengkerama denganmu

saat kupahami dunia kita kini berbeda

saat ruang-ruang yang dulu kita gunakan untuk bertukar cerita tak berfungsi lagi


saat kupandang ke luar jendela, kau duduk di beranda

saat kutengok di pekarangan, kau duduk di halaman

saat kuintip ke belakang, kau duduk di taman

tapi itu semua hanya kenangan

itulah Hujan Bulan Juni

yang tumpah ketika Juni sedang terik-teriknya


*Judul puisi Sapardo Djoko Damono

Selasa, 19 Februari 2019

Aku Milik Siapa?

Ilustrasi by pexel

Ada hal-hal kecil yang selalu menjadi pertanyaan menggelitik bagi sepasang kekasih yang saling mencintai: seberapa berartinya aku untukmu?
tapi aku tidak berani bertanya padamu tentang itu. aku sudah tahu jawabannya. jadi kunikmati saja semua ragam perasaan ini: 
cinta yang meletup-letup!  
rindu yang meruak-ruak!  
dan cemburu.  
cemburu yang amat sangat menyiksa! 
cemburu. sekalipun bercampur semilir angin, dia takkan pernah mengirimkan kesejukan. apalagi berpikir akan berubah menjadi oase tatkala dicampur berdebit-debit air. 
ingin sekali aku menjadi kamu 
yang dicintai sepenuh hati 
dirindui sepenuh jiwa 
disebut-sebut di setiap doa  
tetapi selalu disembunyikan di balik cakrawala  
di hatinya selalu menetap 
berdiam laksana karang 
tak tersentuh oleh apa pun 
begitu rapat ia sembunyikan 
sebab kamu hanya miliknya 
aku milik siapa?

Senin, 26 Februari 2018

Luka Angin



Siapa bisa menerjemah luka angin karena tertusuk beku?

Oh, jangan menyaru sebagai daun, hanya untuk memata-matai gerak-gerik angin

Jangan pula menyaru sebagai hujan, hanya untuk tahu apakah angin punya air mata

Kamis, 13 Juli 2017

Kau yang Menggelitik Hatiku

Ilustrasi
Tak perlu kusebut kau sebagai apa dan siapa,
jika hanya untuk mengatakan kehadiranmu kini menjadi penting

Aku masih ingat saat pertama kali kita bertukar nama dan cerita
Amat riuh dan heboh
Seolah semua kata adalah milik kita
Dan ruang itu hanya milik berdua

Aku masih ingat, 
Suatu senja setelah hujan usai
Kau mengajakku ke kaki bukit
Kita akan melihat kabut, katamu
Sore itu kau menjadi saksi betapa aku sangat bahagia

Apa perlu menyebutmu sebagai apa dan siapa,
jika hanya untuk mengatakan kehadiranmu telah menggelitik hatiku

Bagai cawan yang selama ini kosong,
lalu penuh dengan rasa hangat
Bagai pintu yang selama ini rapat, 
lalu terkuak perlahan
dan berbagai rasa menerobos masuk

Tak perlu kusebut kau sebagai apa dan siapa
Karena aku tidak sedang mencari definisi

Senin, 19 Juni 2017

Apa yang akan Kukatakan?

@Diah Nurdin


Apa yang akan kukatakan pada diriku tentangmu?

Meski kau hadir di hidupku saat senja hampir tenggelam, tetapi kau masih sempat menunjukkan ranum matahari yang berwarna jingga.

Saat aku tergesa-gesa akan melangkah,
Kau masih sempat memanggil, menahanku sejenak, lalu mengatakan; jangan pernah berhenti menciptakan kebahagiaan.

Kau mengatakannya secara tersirat, dengan tatapanmu yang jenaka, dengan gelagatmu yang menggelitik.

Aku ingin bertanya, tentu saja pada diriku sendiri.
Apa yang hati kita inginkan dari sebuah pertemuan?
Dan apa yang akan dirasakan hati kita karena sebuah perpisahan?

Kita membersamai keadaan dalam waktu yang sangat singkat
Bahkan secangkir teh ini masih mengepulkan asap
Kita bahkan belum sempat membicarakan warna langit sore itu
Atau tentang rintik hujan yang menempel di pipi kita
Ah, itu bulir hujan atau air mata?

Permata Puni, 11 June 2017

Selasa, 30 Mei 2017

Gemuruh Hati

Ilustrasi @analisadaily

Adalah hati,
Yang jika bergemuruh
Maka gemuruhnya melebihi gemuruh langit

Adalah hati,
Yang jika bergetar
Maka getarnya melebihi getaran bumi

Adalah hati,
Ketika ia berbicara
Maka seluru panca indera akan menjadi takluk

Selasa, 18 April 2017

Kuberlari

ilustrasi


Ada kenangan yang tak mau pergi bila aku hanya berjalan saja

Maka aku berlari

Menyongsong pagi

Menyambut matahari 
Berlari, 
Mengenyahkan masa lalu lewat tetesan keringat 
Lewat helaan nafas panjang 
Lewat lelah yang segera menemui sudah

Sebab ada kisah yang terus membayangi jika aku hanya berjalan saja

Maka aku berlari

Menimpa kisah lama dengan kisah baru 
Membilas kesenduan dengan embun pagi dan semilir 
Membungkus sesal dengan harapan baru

Maka aku berlari

Berlari

Berlari

Agar tergerus semua lemak di pinggang masa lalu.