Selasa, 18 November 2014

Selaksa Kapas


Sekalipun terlapisi batu, hati perempuan adalah kapas yang teramat lembut. Di sana, kau mendapatkan kehangatan di antara dinginnya deraan hidup yang mematikan. Di sana, kau bisa berdiam tanpa pernah merasa terusir.

Di hatinya, kau merasakan bahwa cinta itu benar-benar tak memiliki garis tepi dan tingkat kedalaman. Di sana, kau bisa membuang segala lampiasan kemarahanmu dan jelaga kekhawatiranmu. Lalu mereka mengubahnya menjadi sumber energi yang menjadi lentera untukmu berpijak dan melangkah.

Taukah kau, tanpa mereka kau hanyalah seonggok daging yang kebingungan mencari jalan pulang. Tanpa mereka kau takkan pernah memahami apa itu rasa, rindu ataupun cinta. Sebab panca indera merekalah yang menerjemahkan keabstrakan itu menjadi sesuatu yang nyata.

Jumat, 14 November 2014

Puisi Langit


Pernahkah kalian mendengar cerita tentang langit?

Konon katanya langit berada di suatu tempat di ketinggian sana
Keberadaannya tak terjangkau segala apa yang ada di bumi

Jangan bilang bahwa kau selalu melihatnya, 
Sebab itu hanyalah sekumpulan awan yang menjadi salah satu penghalang antara kau dan langit.

Kau, 
Sama seperti aku mungkin juga punya hasrat untuk menatap wajah langit 
Konon katanya wajah itu bertabur cahaya 
Berpendar seperti kunang kunang 
Merekah seperti kelopak mawar jingga yang merona.

Konon, banyak makhluk bumi yang begitu merindukannya 
Berharap suatu saat ia mau membuka selubungnya dan membagikan sedikit cahaya kunang kunangnya.

Di meja makan kita berharap bisa duduk saling berhadapan
Tak perlu saling bertukar kata
Sebab langit memiliki kode dan bahasa yang berbeda
Baginya semua begitu kompleks
Ah, ya, mana ada sih yang sederhana di atas sana

Kesederhanaan itu milik bumi sepenuhnya 
Tempat bagi daun daun luruh 
Tempat bagi cacing membelah diri 
Tempat bagi tanah bersemayam 
Tempat bagi rindu mengumpulkan rasa yang tak pernah sampai ke langit

Seperti yang kubilang tadi, awan bukan satu satunya penghalang

Peuniti, 04:01 PM