Selasa, 18 November 2014

Selaksa Kapas


Sekalipun terlapisi batu, hati perempuan adalah kapas yang teramat lembut. Di sana, kau mendapatkan kehangatan di antara dinginnya deraan hidup yang mematikan. Di sana, kau bisa berdiam tanpa pernah merasa terusir.

Di hatinya, kau merasakan bahwa cinta itu benar-benar tak memiliki garis tepi dan tingkat kedalaman. Di sana, kau bisa membuang segala lampiasan kemarahanmu dan jelaga kekhawatiranmu. Lalu mereka mengubahnya menjadi sumber energi yang menjadi lentera untukmu berpijak dan melangkah.

Taukah kau, tanpa mereka kau hanyalah seonggok daging yang kebingungan mencari jalan pulang. Tanpa mereka kau takkan pernah memahami apa itu rasa, rindu ataupun cinta. Sebab panca indera merekalah yang menerjemahkan keabstrakan itu menjadi sesuatu yang nyata.


Yang bisa kau sentuh, bisa kau lihat dan bisa kau rasakan bukan hanya dengan penciumanmu. Tapi juga dengan hatimu yang tampaknya seperti bulu angsa, tapi sebenarnya adalah bulir-bulir biji timah yang begitu keras.

Tanpa perempuan apalah artinya sekuntum mawar yang begitu menarik perhatianmu. Kepada siapa keindahan itu akan kau tunjukkan? Dengan senyum siapa kelopak-kelopak yang merekah itu akan kau bandingkan? Dan dengan kekuatan siapa akan kau sandingkan duri-durinya yang kokoh lagi tajam, jika bukan dengan cara perempuan melindungi dirinya sendiri.

Ah, lalu mengapa hanya karena sebuah pujian tentang senyum itu saja kau begitu murka?
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)