Minggu, 10 Maret 2013

Reuni Cinta Empat Sejoli

Etty, Yuyun, Ihan, Rusmi @istimewa
SALAH satu hal yang paling kurindukan dalam hidupku adalah berkumpul dengan sahabat-sahabatku. Mereka yang selalu bisa diajak tertawa bersama, tetapi juga kadang meringis bersama, jika enggan untuk disebut menangis bersama.

Setelah sekian lama, kerinduan itu akhirnya terwujud semalam. Kami menghabiskan Sabtu malam sambil nongkrong di kawasan Simpang Lima. Di kedai Cane Pak Nek di depan Mess Pemda Sabang di Banda Aceh.

Reunian ini sebenarnya tak terlalu lengkap, sebab masih banyak yang alpa dalam pertemuan itu. Mestinya masih ada Nita Liana, akhwat paling pendiam soal kehidupan pribadinya, tetapi paling kocak dan rame kalau sudah ngumpul bersama. Teman-teman seangkatan lainnya yang tak kalah kocak juga ada Husnul Maulida, Murni, Siti Husna, dan Yusniar.

Seperti yang terlihat dalam foto, pertemuan itu hanya ada aku (berkerudung merah), Etty (berkacamata), Yuyun (tangan di bawah dagu) dan Rusmi (memegang canai). Meski berempat kami mampu menyulap suasana menjadi hangat. Sedikit informasi, suasana di tempat kami nongkrong semalam agak sepi, mungkin karena sebelumnya hujan, atau bisa jadi karena semalam juga ada tiga event musik yang digelar sekaligus di Banda Aceh.

Kami tertawa bersama sambil menikmati hidangan canai berisi susu, coklat, srikaya dan gula pasir. Di meja kami juga ada pizza mini toping daging, ada kentang goreng, dan martabak. Lengkap sekali dan semakin lengkap karena semua makanan itu kami habiskan tanpa sisa :-)

Pertemuan kami berempat berawal dari kampus tempat kami kuliah dulu, di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Mungkin karena selera humor yang sama, kami akhirnya menjadi dekat dan sering ngumpul-ngumpul bersama. Intensitas berkumpul menjadi jarang bahkan pernah tidak sama sekali begitu kami keluar dari kampus. Aktivitas dan rutinitas yang berbeda membuat kami sempat lupa untuk sekedar tertawa atau makan bersama. Kami semua angkatan 2002, aha, itu sudah lama sekali tapi kami masih terlihat muda dan akan selalu muda, setidaknya pikiran kami lah yang akan selalu menjadi muda.

Untuk bertemu sesering yang kami inginkan memang tidak gampang, Yuyun sekarang di Jakarta dan bekerja di Kantor Akuntan Publik, Etty di PT Aceh Media Grafika sebagai akuntan juga, dan Rusmi di Lembaga Baitul Maal, sedangkan aku menjadi Jurnalis, yang juga minim waktu luang.

Nita Liana @istimewa
Mengapa kami bisa berkumpul semalam? Yuyun sedang di Banda Aceh saat ini, ia mengabarkan padaku pada Jumat malam sebelumnya. Tanpa pikir panjang kami langsung buat janji untuk bertemu dan melepas rindu setelah terakhir bertemu beberapa tahun lalu. Etty yang juga di Banda Aceh tak mau ketinggalan, jadilah kami malam mingguan bersama.

Pertemuan kami menyenangkan, sebab tidak ada satupun di antara kami yang membicarakan soal pekerjaan. Sepertinya di antara kami berempat sedang fokus pada makanan yang tersaji di meja. Ah, yang benar adalah kami sibuk dengan momen-momen untuk mengabadikan kebersamaan tersebut. Sebab setelah perpisahan semua itu akan menjadi keping kenangan yang menjadi referensi sejarah bagi kami.

Entah kebetulan atau apa, dari status Facebook, kuketahui jika Nita Liana juga sedang menikmati pizza di rumahnya. Pizza hasil olahan adik perempuannya. Kalau saja ada dia pasti suasana menjadi lebih hangat lagi. Nita ini dulu sering menginap di rumahku. Apapun, yang terpenting bagi kami adalah saling mengingat, saling mendoakan dan saling mencintai karena Allah.[]
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

4 komentar:

  1. wah, akrab banget berempat ya mbak,
    salam kenal, ditunggu kunjungannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mas Yudi...iya temen-temen kuliah dulu memang selalu kompak :-), trims sudah berkunjung dan meninggalkan komen di sini

      Hapus
  2. Oooi, Kak Nita senyumnya manis liii :-)

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)