Selasa, 19 Maret 2013

Mengapa Saya Harus Menulis?*


SEBAGAI sebuah kata kerja, menulis punya arti beragam. Tergantung siapa yang menafsirkannya. Tafsiran tersebut tentunya tak terlepas dari apa yang "dimakan" oleh seseorang selama proses kreatifnya berlangsung.

Pertanyaan mengapa saya harus menulis menjadi pertanyaan umum bagi mereka yang belum memulai menulis. Seperti halnya pekerjaan lain, di balik pertanyaan mengapa tersebut sebenarnya tersirat makna besar. Apakah menulis menguntungkan saya?

Diakui atau tidak manusia sebenarnya adalah makhluk kapitalis yang selalu melihat sesuatu dari sisi yang menguntungkan untuk dirinya sendiri. Seseorang yang menyadari bahwa menulis menguntungkan bagi dirinya, maka ia akan menulis.

Apa saja keuntungan menulis? 


Menyalurkan hobi

Banyak orang mulai menulis berangkat dari minat atau kesenangannya merangkai kata. Ini adalah anugerah dan perlu disyukuri. Tetapi yang perlu diingat adalah bakat itu seperti senjata tajam, jika tak pernah diasah tidak akan berfungsi. Untuk mengasahnya diperlukan latihan-latihan rutin.
Contohnya blogger

Materi/uang

Sampai hari ini menulis belum dilihat sebagai profesi yang menggiurkan. Profesi sebagai penulis dianggap tidak menjanjikan untuk masa depan. Padahal, profesi penulis adalah salah satu profesi yang bisa menghasilkan pasif income karena bisa menghasilkan royalti.
Contohnya Kak Beby Haryanti Dewi

Popularitas

Bagi yang punya tampang pas-pasan, tentu susah kalau menjadi artis . Tapi tidak dengan menjadi penulis. Aktivitas menulis menjual karya, ide dan kreativitas. Dibandingkan menjadi artis menjadi penulis lebih menguntungkan, sebab seorang penulis tak perlu takut “tidak laku”. Bagi yang pemalu agar karya bisa dibaca orang, kita tak perlu hadir ke hadapan mereka. Ini jauh lebih mudah dibandingkan stand up comedy.
Contohnya Habiburrahman El Sirazy, Gola Gong, Andrea Hirata

Terapi

Banyak orang “sakit” yang tidak memerlukan obat untuk sembuh, tetapi mereka hanya perlu mengeluarkan apa yang membuat mereka menjadi sakit. Mungkin karena stress, karena tertekan, karena kehilangan seseorang yang sangat berpengaruh dalam hidup kita. Menulis status di facebook atau jejaring sosial sebenarnya adalah bagian dari terapi ini. 
Contohnya Pak Habibie

Terus bertumbuh

Menulis membuat proses kreatif seseorang terus berkembang. Karena aktivitas menulis mendesak seseorang mau tak mau akan menambah pengetahuannya dengan membaca. Jika tidak diperbarui dengan membaca seseseorang juga bisa kehabisan ide. Membaca tidak selamanya dianalogikan membaca buku, tetapi juga membaca keadaan, perasaan dan hal-hal tersirat lainnya.

Bagaimana Saya Mulai Menulis

Jika kita sudah tahu “why”nya maka bagaimana atau how to nya menjadi sangat mudah. Seperti perjalanan, maka yang menjadi why nya adalah tujuan. Ibarat sebuah kendaraan untuk menggerakkan “roda” ide dibutuhkan bensin agar jadi tulisan. Nah, “bensin” ini tergantung minat atau hobby.

Jika hobi di bidang otomotif, menulislah tentang seluk beluk otomotif. Begitu juga jika suka memasak, suka berselancar di dunia maya, traveling, dan lainnya. Singkatnya jarang sekali kita temui penulis sastra tetapi juga menulis bidang iptek. Atau seorang yang terbiasa menulis buku non fiksi juga menulis komik. Poinnya adalah fokus pada satu hal saja.

Apa itu menulis?

Pertanyaan ini biasanya sering membuat seseorang bingung untuk menulis. Khawatir apa yang ditulisnya nanti tidak sesuai dengan kriteria menulis. Pada prinsipnya menurut hemat saya, menulis adalah aktivitas mencatat ide berdasarkan apa yang kita lihat, dengar dan rasakan.

Analogi ini berubah jika menulis menjadi profesi. Misalnya menjadi jurnalis, sastrawan, traveler atau kritikus. Perbedaannya terletak pada teknik dan gaya bahasa tulisannya.


Teknik menulisnya bagaimana?

Pada prinsipnya tulisan dengan genre apapun tekniknya tetap menggunakan konsep 5 W + 1 H
What ; apa (Memberikan keterangan peristiwa)
Where; di mana (memberikan keterangan tempat)
Why; mengapa (Memberikan keterangan maksud)
Who; siapa (Memberikan keterangan pelaku)
When; kapan (Memberikan keterangan waktu)
How; bagaimana (menerangkan proses)

Contoh;

What : The Leader liburan produktif
Where : Aceh Selatan
When : 1-13 maret 2013
Why : Silaturrahmi
Who : Hijrah, Fathun, Syauki, Roma,dll
How : Naik mobil rental

Hasilnya:

Empat anggota Komunitas The Leader liburan produktif ke Meukek, Aceh Selatan (apa dan dimana). Mereka adalah Hijrah, Fathun, Syauki dan Roma (siapa). Keempat anak muda ini berada di Meukek selama dua hari, sejak 1-2 Maret 2013 (kapan).
Liburan produktif ini dalam rangka silaturahmi dengan anggota The Leader di Aceh Selatan. Sekaligus untuk menjelajah Aceh dalam rangka promosi program The Leader kepada anak-anak sekolah di sana (why).
Mereka berangkat ke Meukek menggunakan mobil milik Fathun (bagaimana).

“Sampai di sini, ini sudah termasuk sebuah tulisan utuh. Unsur 5 W + 1 H sudah terpenuhi. Tetapi ceritanya masih terasa menggantung dan tidak tuntas. Untuk melengkapi tinggal ditambahkan unsur HOW”.

Sebelum ke Meukek, mereka juga singgah di Meulaboh, di sini mereka berkunjung ke SMA 1 Meulaboh. Kepada anak kelas tiga The Leader menceritakan cara mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Sehari di Meulaboh mereka baru melanjutkan perjalanan ke Meukek. Kedatangan mereka disambut Bupati, selain itu juga disambut Gubernur karena kebetulan Gubernur sedang kunjungan kerja di sana.
Di Meukek, anak muda ini diajak ke tempat-tempat menarik seperti ke pantai, gunung, dan sungai.

Kalau digabungkan hasilnya:

Empat anggota Komunitas The Leader liburan produktif ke Meukek, Aceh Selatan. Mereka adalah Hijrah, Fathun, Syauki dan Roma. Keempat anak muda ini berada di Meukek selama dua hari, sejak 1-2 Maret 201.
Liburan produktif ini dalam rangka silaturahmi dengan anggota The Leader di Aceh Selatan. Sekaligus untuk menjelajah Aceh dalam rangka promosi program The Leader kepada anak-anak sekolah di sana. Mereka berangkat ke Meukek menggunakan mobil milik Fathun.
Sebelum ke Meukek, mereka juga singgah di Meulaboh, di sini mereka berkunjung ke SMA 1 Meulaboh. Kepada anak kelas tiga The Leader menceritakan cara mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Sehari di Meulaboh mereka baru melanjutkan perjalanan ke Meukek. Kedatangan mereka disambut Bupati, selain itu juga disambut Gubernur karena kebetulan Gubernur sedang kunjungan kerja di sana.
Di Meukek, anak muda ini diajak ke tempat-tempat menarik seperti ke pantai, gunung, dan sungai, tak ketinggalan warung-warung yang menjual kuliner khas Aceh Selatan.

Ini versi untuk laporan jurnalistik/rilis.

Kalau versi travelernya kira-kira seperti ini:

Aku (Fathun) bersama empat anggota The Leader liburan produktif ke Meukek, Aceh Selatan. Mereka adalah Hijrah, Syauki dan Roma. Kami berada di Meukek selama dua hari sejak 1-2 Maret 2013.
Aku bersama teman-teman membuat liburan produktif ini dalam rangka silaturahmi dengan anggota The Leader di Aceh Selatan. Selain itu juga untuk menjelajah Aceh dalam rangka prpmosi program The Leader kepada anak-anak sekolah di sana. Kami berangkat menggunakan mobil Hijrah.
Sebelum ke Meukek, kami singgah di Meulaboh, di sini kami berkunjung ke SMA 1 Meulaboh. Kepada anak-anak kelas tiga kami menceritakan cara mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Sehari di Meulaboh kami melanjutkan perjalanan ke Meukek. Kedatangan kami disambut Bupati, selain itu juga ada Gubernur yang menyambut kami. Saat itu Gubernur sedang kunjungan kerja ke sana.
Di Meukek, kami diajak ke tempat-tempat menarik seperti ke pantai, gunung, dan sungai, tak ketinggalan warung-warung yang menjual kuliner khas Aceh Selatan.

Mengenal karakter media

Jika sudah pede menulis tak ada salahnya mulai mempublikasikan karya tulis kita. Mempublikasikan tulisan bisa di media internal seperti blog, facebook atau media-media komunitas yang sifatnya lebih fleksibel seperti Kompasiana.

Tetapi jika ingin menulis di media mainstream juga  tidak masalah. Yang penting adalah mengetahui karakter dari media tersebut. Contohnya kalau mau kirim tulisan ke majalah Gadis, penulisannya harus bertema remaja dan tidak terlalu berat.

Teknis Standar Pengiriman Naskah dan Alamat Email Koran, Majalah, Jurnal dan Tabloid yang Menerima Kiriman Cerpen/Puisi

Naskah diketik dalam MS Word, kertas A4, Times New Roman 12, line spacing 1.5, maksimal 10.000 karakter termasuk spasi—tergantung media, disimpan dalam format RTF (Rich Text Format), dan dikirim via file attachment.

Jangan lupa di bagian akhir naskah cantumkan nomer rekening Anda untuk pengiriman honor—jika dimuat, NPWP (nomor pokok wajib pajak—bagi yang sudah punya), alamat email, dan nomer hp.

Pada subjek email untuk pengiriman cerpen ditulis CERPEN: JUDUL CERPEN .

Tulis pengantar singkat-padat-jelas pengiriman cerpen pada badan email. Dan, akan lebih baik jika dalam pengantar ditegaskan tentang lama status cerpen yang dikirim.

“Jika setelah DUA BULAN cerpen ini belum dimuat, maka akan saya kirim ke media lain….”

Selesai.

Tarik nafas dalam-dalam, ucapkan syukur karena telah menyelesaikan sebuah cerpen/puisi dan mengirimkannya ke media. Berdoalah semoga layak muat dan dikirim honornya jika dimuat. Amin. :)

Dan, teruslah (belajar) menulis kreatif lebih baik lagi!

BERIKUT alamat-alamat email redaksi koran, majalah, jurnal dan tabloid yang menerima kiriman CERPEN/PUISI. Anda yang mengetahui info terkini terkait alamat-alamat email redaksi dan honor pemuatan cerpen/puisi dimohon bantuannya dengan menuliskannya pada komentar Anda. Terima kasih.

1. Republika

sekretariat@republika.co.id, aliredov@yahoo.com

Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah lama tidak memuat puisi. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), tetapi—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cair.

2. Kompas

opini@kompas.co.id, opini@kompas.com

Ada konfirmasi pemuatan cerpen/puisi dari redaksi via email. Honor cerpen Rp. 1.100.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), seminggu setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

3. Koran Tempo

ktminggu@tempo.co.id

Biasanya Nirwan Dewanto—penjaga gawang rubrik Cerpen Koran Tempo, meng-sms penulis terkait pemuatan cepen/puisi jika penulis mencantumkan nomer hp di email pengiriman. Honor cerpen tergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp. 700.000,-  honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp. 250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer seminggu setelah pemuatan.

4. Jawa Pos

ariemetro@yahoo.com, sastra@jawapos.co.id

Jawa Pos menerima karya-karya pembaca berupa cerpen dan puisi atau sajak. Cerpen bertema bebas dengan gaya penceritaan bebas pula. Panjang cerpen adalah sekitar 10 ribu karakter. Honor cerpen Rp. 900.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (referensi Isbedy Stiawan Zs), ditransfer seminggu setelah cerpen/puisi dimuat.

5. Suara Merdeka

swarasastra@gmail.com

Kirimkan cerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda. Cerpen maksimal 9.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp. 350.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.

6. Media Indonesia

cerpenmi@mediaindonesia.com, cerpenmi@yahoo.co.id

REDAKSI menerima kiriman naskah cerpen dari pembaca. Kriteria umum naskah 9.000 karakter. Honor pemuatan cerpen Rp. 700.000,- sampai Rp. 1.000.000,-

7. Suara Pembaruan

koransp@suarapembaruan.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

8. Suara Karya

redaksi@suarakarya-online.com, amiherman@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

9. Jurnal Nasional

tamba@jurnas.com, witalestari@jurnas.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

10. Seputar Indonesia

redaksi@seputar-indonesia.com, donatus@seputar-indonesia.com

Tidak setiap hari Minggu memuat cerpen. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

11. Pikiran Rakyat

khazanah@pikiran-rakyat.com, ahda05@yahoo.com

Cerpen tayang per dua mingguan. Honor cerpen Rp. 350.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

12. Tribun Jabar

cerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com

Selain ada cerpen berbahasa Indonesia setiap Minggu, juga ada cerpen bahasa Sunda setiap hari Kamis bersambung Jumat. Honor cerpen Rp. 200.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

13. Kedaulatan Rakyat

redaksi@kr.co.id, jayadikastari@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.[]


* Materi ini disampaikan dalam diskusi #aku menulis di acara Dream Maker yang diselenggarakan oleh The Leader Minggu, 17 Maret 2013
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)