Rabu, 20 Maret 2013

Tikungan


ENTAH pada tikungan ke berapa dalam hidupku, tiba-tiba saja aku diliputi kegamangan. Mungkin parah, dan mungkin juga entah. Entah, sebab aku tak yakin dengan apa yang kusebut sebagai parah itu.

Kekesalan itu, mungkin hanya seperti kerikil kecil, kuambil di antara setumpuk kerikil liar lainnya, di tepi telaga aku melemparnya tanpa ampun.... plung...bersamaan dengan halo yang terbentuk di permukaan air. Maka tenggelamlah kerikil itu. Tenggelamkah marahku?

Ah, kegamangan ini membawaku pada suasana melankolik yang juga entah. Aku berharap hujan di musim kemarau. Sementara di gunung titik-titik api sebentar lagi akan muncul akibat kekeringan. Akan terbakarkah aku? Tidakkah embun-embun di pengujung subuh itu bisa menyelamatkanku.

Pada kali ini, selepas tikungan panjang kedewasaan, aku terfikir akan mukjizat dan keajaiban. Seperti apa bentuknya? Ah, bukan seperti kerikil pastinya, bukan juga hujan, bukan kemarau apalagi subuh. Ah... seperti dhuha kah? Yang selalu memberi harap dan kebaikan?

Seperti apa? Seperti apa?


19 Maret 2013
23.16 pm
Permata Punie

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)