Sabtu, 28 April 2018

Nggak Janji



Gimana ya rasanya kalau orang yang paling kita harapkan bertemu tiba-tiba mengatakan 'nggak janji ya' saat kita mengusulkan waktu pertemuan, walaupun cuma bercanda. Pasti rasanya enggak enak banget, aku tahu gimana rasanya, karena baru saja mendapatkan jawaban seperti itu hahaha. Rasanya tuh, seperti kantong plastik yang tadinya menggelembung penuh oleh udara tiba-tiba kempes.

Kalau merujuk pada teori 'bahasa kasih' yang dibuat oleh Garry Chapmann, aku masuk dalam kategori manusia yang bahasa kasihnya adalah 'kata-kata pendukung' dan 'sentuhan fisik'. Dua hal ini akan membuat aku merasa sangat disayangi dan dicintai. Aku sangat sensitif dengan yang namanya 'kata-kata', setiap kata yang diucapkan/dituliskan oleh seseorang, tak bisa sekadar lewat begitu saja.

Makanya, ketika tadi ada seseorang yang aku sangat ingin bertemu dengannya dan dia menjawab 'nggak janji ya' saat aku menawarkan waktu temu dengannya, keinginan untuk bertemu dengannya seketika menguap. Ya, setidaknya sampai aku menuliskan ini, jangankan hasrat untuk bertemu, untuk mengobrol via pesan pun aku jadi malas.

Rasanya semua kerinduan yang sudah aku simpan selama ini menjadi enggak berarti sama sekali. Menjalin interaksi dengan manusia itu memang rumit, makanya kata Less Giblin, perlu seni. Kalau ingin dipahami ya harus memahami terlebih dahulu. Sama seperti konsep tuai tabur. Tapi untuk kali ini, dengan rasa rindu yang menggunung di hati, mendapat jawaban seperti itu, rasanya susah buatku untuk bisa 'memahami' kalau dia cuma bercanda.[]
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

2 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)