Selasa, 25 September 2007

Saya Berasal darimana?

begitu mata terbeliak langsung menyambar hand phone mungil yang diletakkan didekat bantal tidur, masih pukul enam lebih tiga menit, merasa kepagian sayapun kembali memejamkan mata, dengan harapan sedikit bunga-bunga tidur akan kembali hadir. kembali mata terbuka, ternyata belum tepat pukul tujuh, kembali saya tidur lagi dan bangun lagi tepat pukul tujuh, lalu segera meraih handuk dibelakang pintu, turun ke bawah dan mandi.
selesai mandi naik ke atas lagi dilantai dua, bersiap-siap, memakai rok (tanpa atasan) langsung memakai bedak, menyisir rambut dan menggunakan scarf, baru setelah itu memakai baju, lalu terakhir kerudung. pukul setengah delapan pas beberapa buah buku sastra dan buku tulis saya masukkan ke ransel, setelah lebih dulu dijejali dengan sebuah tas plastik berisi perlengkapan mandi dan segala accesoriesnya, ada dua buah shal, yang satu warna merah dan satu warna hitam, ada satu sapu tangan besar, ada....banyak sekali, tak jarang teman-teman menyebutnya gerobok alias lemari.
setelah semua perlengkapan dirasa cukup kembali turun kebawah dan lantas keluar, menyusuri jalan, menunggu angkutan umum yang akan mengangkut ku menuju kampus jantong hatee rakyat Aceh, Universitas Syiah Kuala, tepatnya di ruang RKU 3 ruang sembilan. setidaknya begitulah alamat yang diberikan oleh seorang dosen senior kemarin sore saat saya menanyakan kejelasan tempat untuk pertemuan pagi ini.
peristiwa pagi ini adalah lanjutan dari obrolan awal bulan september yang lalu, saat seorang dosen senior di fkip Unsyiah menawarkan kepada saya untuk ikut dalam diskusi dengan adik-adik di kelas sastra dan bahasa indonesia FKIP Unsyiah. hm...tawaran yang menarik dan tidak ada salahnya dicoba, bukan hanya saya tetapi juga ada dua teman lainya lagi; Eqy dari FLP NAD dan Herman dari Harian Aceh, lantas saya, berasal darimana? saya bukan berasal dari komunitas penulis apapun, makanya tak heran dalam sessi perkenalan saya dikenalkan sebagai orang yang "besar diluar", diluar manakah itu? saya sendiri tidak tahu, huhuhu...anak jalanan juga ternyata saya ini...
begitulah, diskusinya berjalan dengan menarik dan santai, antusias adik-adik di kelas sastra tersebut patut diacungi jempol, dan tentu saja pemaparan-pemaparan yang diberikan oleh ketiga senior saya (pak MUkhlis, Herman dan Eqy) merupakan hal yang sangat luar biasa. saya sangat tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka-mereka itu, hm...
tapi... sayang sekali diskusi yang menarik itu terpaksa harus di pending sampai setelah lebaran, padahal saya masih berharap agar jam hari ini jangan dulu usai. hm...tapi ya ngga apa-apa jugalah...toh saya juga harus mengerjakan pekerjaan lain yang juga sudah mendesak dan mepet.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)