Jumat, 08 Februari 2013

Rindu Senyummu


"Semalam aku memimpikanmu," kataku tadi pagi. Saat itu aku belum lama sampai di tempat bekerja. Sambil mengedit pekerjaan aku menyempatkan diri mengirimkan pesan pendek untukmu. Memberitahumu perihal mimpi semalam.

"Mimpi apa?" balasmu beberapa saat kemudian.

"Mimpi bersamamu. Rindu melihat matamu," kataku.

"Oh,"

"Cuma bisa bilang oh?" balasku dengan nada bertanya.

"Ah ah ah lagi,"

"Ih,"

"Cuma bisa bilang ih?" tanyamu.

"I miss you honey," kataku.

"I miss you too say," jawabmu.

Setelah itu kabar-kabari pagi hari tadi pun selesai begitu saja. Kamu kembali sibuk dengan pekerjaanmu. Pun juga aku. Mimpi semalam bukanlah yang pertama kalinya aku alami. Sejak kita bersama entah sudah berapa puluh kali aku memimpikanmu.

Meski tak terjadi apa-apa dan tak menyelesaikan apa-apa, aku senang karena bisa menghadirkanmu di alam bawah sadarku. Tapi ada satu yang tak berbeda antara mimpi dan kenyataan; senyummu.

Kau tahu, senyummu itu indah sekali. Meluluhkan hatiku. Apalagi ketika kamu sengaja mengulum senyum itu. Rasanya ingin kucomot senyum itu dengan bibirku. Lalu kutelan bulat-bulat. Dan setelah itu kukembalikan lagi ke tempatnya, di bibirmu.

Beberapa hari terakhir ini aku dilesak rindu yang parah. Kuingat-ingat kapan terakhir kali kita bertemu. Dan, ah sudah berganti tahun rupanya. Pertemuan sehari sebelum hari jadimu rasanya terlalu singkat. Terlalu tergesa-gesa, dan sepertinya kita belum menyampaikan apa-apa. Tapi aku perlu berterimakasih pada kesibukan ini. Membuatku tak terlalu tersiksa karena rindu yang menggoda hati.

Aku juga teringat pada pertemuan kita sebelumnya, sambil menyesap teh kita bercerita tentang banyak hal. Pekerjaan, keluarga, peluang-peluang, kapan kita bisa melakukannya lagi? Secangkir teh itu menjadi lebih nikmat karena aku bisa meneguknya sambil menyentuhmu.

Aku juga teringat pada suaramu yang lembut, yang selalu tak pernah bosan membujukku jika aku merajuk. Hahahah...kadang-kadang juga marah sampai tak mempedulikanmu. Tapi senyummu, seperti panas yang mencairkan beku salju. Atau sebeliknya dingin yang membekukan panas hatiku.

Cinta...

Aku rindu menatap matamu, karena di sana aku menemukan keteguhan, di sana aku melihat harapan; meski wujudnya entah seperti apa. Di matamu aku menemukan lega. Di matamu aku menemukan getar yang mampu menghadirkan debar di hatiku. Berkali-kali meski telah sering kulakukan. Aku ingin tenggelam di sana.

Cinta...

Aku ingin kau tahu, ada rindu dan cinta yang banyak untukmu hari ini.

Luv you Z


00:38 am | 8 Februari 2013
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)