Senin, 18 Juli 2016

11 Kutipan Tentang Cinta & Rasa


red rose @pixabay

Jangan pernah merasa terpuruk, meski di saat kau merindukan butir-butir embun di pagi hari, yang kau dapatkan justru uap dari air mendidih
~Juni 2016_15:52 PM~

Jangan pernah bertanya tentang siapa di antara kita yang pertama kali jatuh cinta 
~11 Juni 2016~

Jika akhirnya kita bertemu itu bukanlah kebetulan, tetapi karena Tuhan memang menginginkan kita bertemu 
~12 Juni 2016~

Semua tentangmu telah kularung dalam air yang deras, kecuali sepotong syair yang terus terngiang di telingaku 
~13 Juni 2016 _ 11:31 PM~ 

Pagi mungkin saja mengingatkanku padamu, tetapi pada mentari kupercayakan untuk menghapus segala teriakan bisu 
~14 Juni 2016_09:01 AM~

Rinai hujan ini mengingatkanku pada pertemuan rahasia kita yang melewati lorong-lorong sembunyi, suatu kali, kita pernah sama-sama memunguti perasaan yang berlompatan di banyak situasi 
~14 Juni 2016_18:00 PM~ 

Kau hanyalah angin, terkadang datang untuk memberi lena, tapi lebih sering datang sebagai puting beliung, menghancurkan seluruh perasaan dan emosi 
~15 Juni 2016_14:36 PM~ 


Pada akhirnya kita tetap harus memutuskan, kembali atau tidak sama sekali 

~16 Juni_12:10 PM~ 

Berhentilah menggenggam jika pada akhirnya hanya untuk melepaskan 
~16 Juni_ 18:00 PM~

Hanya hujan yang bercampur kenangan yang membuat kita kadang kala harus mengingat masa lalu 
~17 Juni _11:00 AM~

Ketika airmatamu jatuh bersamaan dengan jatuhnya rintik hujan di langit, itu artinya kau hanya perlu bercerita pada semesta dan pemiliknya. Bukan pada siapa yang ada di dekatmu, yang bahkan hingga kau pergi dia tak tahu karena apa airmatamu luruh. 
 ~15 Juli _11:59 PM~ 

Pagi yang membingungkan, sebab aku terbangun dengan memikirkanmu, dan aku resah setelahnya, haruskah kau kupikirkan? 
~16 Juli_09:41 AM~

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

2 komentar:

  1. Jangan pernah bertanya tentang siapa di antara kita yang pertama kali blog walking, karena itu hanya menimbulkan riya yang tak berkesudahan.

    Semangat menulis kak Ihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahah Rahmat... Rahmat..... berasa baca puisinya Sapardi lhooo

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)